13

2.1K 107 17
                                    

Pagi-pagi sekali Tasya sudah berada di sekolah. Gadis itu menelusupkan kepalanya diantara kedua tangannya diatas meja. Kemudian memejamkan matanya, berhubung kelas masih sepi dan bel masuk masih lama. Ia ingin tidur sebentar karena semalam gadis itu maraton nonton drakor kesukaannya.

Tak berselang lama, tiba-tiba suara teriakan dari luar membangunkannya.

“Woi ada yang berantem woi!” teriak seorang siswa dari luar kelas

Semua orang yang baru saja datang di kelas itu tiba-tiba saja heboh. Mereka berdesak-desakan keluar kelas untuk melihat perkelahian itu, sehingga menimbulkan bunyi decitan meja dan kursi. Membuat Tasya terusik dari tidurnya. Padalah baru saja belum lama ia memejamkan matanya.

“Masih pagi juga udah berantem aja. Ini mau tidur juga” keluh Tasya

Gadis itu akhirnya penasaran ingin melihat juga perkelahian itu. Sebab banyak sekali siswa yang berlarian diluar kelasnya. Tak lama ada Nesa dan Rani yang menghampiri gadis itu.
“Itu siapa sih yang berantem? Kok semuanya pada heboh” tanya Tasya pada kedua temannya

“Yaiyalah. Gimana nggak rame coba, orang yang berantem aja Kak Barga.” Jawab Nesa

Tasya membulatkan matanya. Tiba-tiba rasa khawatir dan takut itu datang dalam dirinya. Jantungnya berdegup dua kali lebih cepat. Entah perasaan apa yang tengah ia rasakan sekarang.

“Dimana?” tanya Tasya dengan raut wajah khawatir

Nesa dan Rani saling pandang untuk sesaat lalu menatap Tasya.

“Di kantin” jawab Rani

Tanpa aba-aba Tasya berlari ke kantin tak memperdulikan berbagai tatapan dari siswa lain. Tujuannya saat ini adalah Barga. Gadis itu ingin mengetahui kondisi kakak kelasnya itu. Entah sudah berapa banyak orang yang ia tabrak saat berlari tadi dan akhirnya sampailah ia di kantin. Ada banyak sekali siswa yang menyaksikan perkelahian itu, bahkan ada yang melakukan siaran langsung. Gadis itu menerobos masuk untuk sampai ke tempat Barga sehingga banyak yang menatapnya tajam. Tasya tak menanggapinya. Ia membulatkan matanya sambil menutup mulutnya saat melihat lelaki itu.

“KAK BARGA!!”

***

Hari ini Barga sudah siap dengan seragamnya. Meskipun penampilannya urakan, tetapi tidak menghilangkan kadar ketampanannya. Lelaki itu mengendarai motornya dengan pelan, menikmati udara segar di pagi hari. Saat tiba di sekolah, lelaki tu memarkirkan motornya lalu dengan santainya berjalan ke kantin. Ternyata sudah lumayan banyak siswa yang berada di kantin untuk mengisi perut atau sekedar nongkrong.

Barga duduk di bangku pojok, kemudian mengeluarkan sepuntung rorok dan korek dari dalam sakunya. lalu dihisapnya benda nikotin tersebut. Tak lama suara dari arah belakang menghentikan aktivitasnya.

“Nggak boleh ngerokok di sekolah” ucap orang itu.

Barga menoleh ke belakang. Ia tersenyum miring melihat orang itu. Tak ingin peduli, ia kembali melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

“Kayaknya emang bener kata guru kalo semua anggota geng lo itu emang isinya anak berandalan semua. Ketuanya aja gini, gimana anggotanya?!” katanya lagi sambil terkekeh

Barga mengepalkan tangannya, ia menggebrak meja dan bangkit dari duduknya lalu berbalik. Bisa di bayangkan betapa marahnya lelaki itu sekarang. Suasana yang tadinya ramai seketika menjadi hening

“Jaga omongan lo!” peringat Barga dingin

“Emang bener kan?!” balasnya

Barga benar-benar marah. Satu pukulan telak di layangkan di wajah orang itu hingga darah segar terlihat di sudut bibirnya. Tidak terima di perlakukan seperti itu, ia membalas balik. Dan terjadilah perkelahian yang tak bisa di hindari keduanya.

BARGA (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang