Sudah satu bulan lebih Tasya bersekolah di SMA Kartika dan semuanya berjalan baik-baik saja setelah insiden Bully di kantin waktu itu. Dan sampai sekarang Tasya dan Barga tidak pernah bertegur sapa layaknya orang yang sudah akrab. Karena memang dari awalpun mereka hanya di pertemukan secara tidak sengaja.
Mungkin itu menurut Tasya, namun berbeda halnya dengan Barga. Lelaki itu tidak pernah melepas pandangnya saat melihat Tasya baik itu di kantin, koridor, ataupun di tempat lain. Yaa semua itu tanpa sepengetahuan gadis itu. Mengagumi dan menjaga dari kejauhan mungkin itu yang hanya bisa dilakukannya saat ini. Meskipun hatinya mengatakan untuk mendekat, namun keadaan yang tidak memungkinkan. Karena terlalu berbahaya jika gadis itu masuk kedalam lingkar hidup seorang Barga Mahendra Sanjaya, yang penuh dengan kegelapan dan kebringasan.
Menurut Barga, memerhatikan dari kejauhan sudah cukup baginya. Meskipun gadis itu tidak pernah menengok sama sekali.
“Ah elahh, Bar. Udah kali! Entar copot tuh mata, woii!” tegur Hendra yang mendapat pelototan tajam dari Barga.
Saat ini kelas Barga sedang free karena mendadak guru yang akan mengajar sakit. Oleh sebab itu disinilah mereka sekarang, duduk dibawah pohon di pinggir lapangan memerhatikan siswa yang sedang ada jam olahraga, yang kebetulan sekali adalah kelas Tasya.
“Deketin aja lagi Bar! Ntar keduluan loh!” celetuk Kevin
“Ho’oh. Bener tuh. Anaknya cantik lagi. Kalo lo nggak mau, buat gue aja!” ujar Hendra
Kevin menoyor kepala Hendra, “Eh dia itu jatahnya si bos. Ngapain lu mau embat bambwang?!”
“Sakit anjir!"
“Lagian kenapa sih Bar, lo cuma merhatiin dia dari jauh? Udah sebulan loh ini, dan lo nggak ada pergerakan sama sekali!” tanya Kevin
Barga menoleh kearah teman-temannya kemudian berujar, “Punya orang.” jawab Barga
“Siapa?” tanya Kevin dan Hendra bersamaan. Tentu saja mereka kaget. Niko yang sedari tadi diam memainkan ponselnya pun kini ikut menatap Barga.
“Nggak penting.”
Sontak jawaban Barga membuat Kevin dan Hendra mendengus kesal. Sedangkan Niko kembali memainkan ponselnya.
Barga kemudian berdiri lalu meninggalkan teman-temannya menuju kantin.
“Lahh, main ninggalin aja tuh es batu” ucap Kevin
“Buruan susul!” kata Niko seraya bangkit lalu menyusul Barga diikuti Kevin dan Hendra di belakang.
***
Bel pulang sekolah telah berbunyi sedari tadi. Namun Tasya belum juga pulang karena ikut rapat dengan anggota Osis yang lain. Memang sejak dua minggu yang lalu, gadis itu masuk menjadi anggota Osis karena itu keinginannya sejak dulu. Terlebih lagi ia tidak sendiri melainkan bersama sahabatnya, Airin.
“Baik, cukup sekian rapat kita kali ini. Minggu depan kita lanjut. Terima kasih!” ucap ketua Osis yang bernama Satya
Mereka semua mengangguk lalu meninggalkan ruang Osis termasuk Tasya dan Airin
“Yuk, Sya!” ajak Airin yang mendapat anggukan dari Tasya.
Mereka berjalan menuju halte depan karena Airin akan menemani Tasya menunggu taksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BARGA (On Going)
Teen Fiction(SEBAGIAN PART DI PRIVAT, HARAP FOLLOW SEBELUM BACA) "Kenapa harus serumit itu mengerti bahwa ada seseorang yg lebih peduli padamu dari dia?" -Barga Mahendra Sanjaya- Ketua geng motor terkenal. Memiliki sifat yang cuek, kasar, dan sifat dinginnya y...