Malam ini Barga sedang berada di balkon kamarnya, tak ada yang bisa dia lakukan. Hanya duduk dan menatap kosong kearah langit malam yang penuh dengan bintang.
Suara ketukan memecah lamunannya, lelaki itu segera membuka pintu dan melihat ternyata itu papanya
"Cepat turun, kita makan malam" kata Tama lalu meninggalkan Barga
"Hmm" balasnya
Tak lama Barga turun dan melihat ternyata papanya sudah ada di meja makan.
Mereka makan tanpa suara. Hanya dentingan sendok dan garpu yang terdengar. Hingga mereka selesai makan.Lelaki itu bangkit, namun perkataan Tama menghentikan langkahnya.
"Sebentar. Papa mau bicara"Barga kembali duduk mendengarkan.
"Kamu sudah siap?"
Barga tau maksud dari pertanyaan papanya. Namun ia belum siap untuk itu.Barga menunduk dan berujar. "Maaf". hanya itu yang keluar dari mulutnya. Tama mengangguk mengerti. Ia tidak bisa memaksa putranya. Karena suatu saat nanti mau tidak mau, pasti Barga akan siap. Jadi untuk saat ini biarlah dia yang mengurus semuanya.
"Baik, papa akan tunggu sampai kamu siap" ucap Tama seraya bangkit meninggalkan Barga yang masih ada di meja makan.
Barga mengusap wajahnya kasar, "Maafin Barga, pah" lirihnya
Lelaki itu bangkit kemudian menaiki tangga menuju kamarnya.
Ia merebahkan dirinya di kasur, menutup matanya sebentar. Tak lama ponselnya berdering, ia mengambil ponselnya yang ada di nakas melihat nama Kevin yang tertera disana. Lelaki itu menggeser tombol hijau lalu mendekatkan di telinganya
"Lo dimana?" tanya Kevin di seberang sana
"Rumah" jawabnya
"Bukain pintu, gue di depan"
"Males, pulang lo sana!" suruhnya
Tut!
Panggilan di putuskan sepihak oleh Barga. Lelaki itu kembali memejamkan matanya.
Tiba-tiba ada yang membuka pintu kamarnya kasar yang membuat Barga terlonjak kaget, lalu menatap Kevin tajam. Sedangkan yang di tatap hanya menampilkan cengirannya.
"Ngapain sih, udah gue usir juga" sinis Barga
"Yaelah, Bar. Lo tuh kenapa sih, sensi bener sama gue" ucap Kevin sengaja di lebay-lebay kan.
"Bodo"
Tak mau ambil pusing, Kevin merebahkan dirinya di samping Barga.
Hening.
Barga menutup matanya perlahan, menghembuskan nafasnya kasar. Hingga kevin yang melihatnya heran
"Lo ngapa sih" tanya Kevin
"Nggak. Sana lo gue mau tidur" ketus Barga lalu mendorong Kevin hingga terjatuh dari kasur.
"Woi, sakit anjir" maki kevin lalu mengusap lengannya. Barga hanya menatapnya datar.
"Gue tuh kesini mau nyampein sesuatu sama lo. Itu si Dimas nantangin lo balapan"
Barga menaikkan alisnya sebelah "Dimas?"
"Iya Dimas, temen SMP kita yang nggak pernah mau kalah dari lo. Kayaknya dia rencanain sesuatu" jawab Kevin
"Kapan?"
"Besok malam, jam 10"
Barga tidak menjawab. Lelaki itu hanya memejamkan matanya, memijat pelipisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BARGA (On Going)
Teen Fiction(SEBAGIAN PART DI PRIVAT, HARAP FOLLOW SEBELUM BACA) "Kenapa harus serumit itu mengerti bahwa ada seseorang yg lebih peduli padamu dari dia?" -Barga Mahendra Sanjaya- Ketua geng motor terkenal. Memiliki sifat yang cuek, kasar, dan sifat dinginnya y...