Saat ini Barga sedang berada di ruangan di dalam basecamp nya. Setelah mengantar tasya pulang tadi, ia melajukan motornya ke basecamp. Pikirannya sejak tadi tertuju pada gadis itu, gadis yang baru beberapa hari yang lalu di kenalnya.
Ada banyak sekali pertanyaan yang ada dibenaknya sekarang, tentang apa yang membuat gadis itu menangis, bagaimana bisa gadis itu mengenal Rama. Sepertinya kepalanya akan pecah memikirkan itu semua. Sungguh Barga ingin mengetahui jawabannya, tapi siapa yang akan menjawab? Pikirnya
Entah kenapa hatinya tidak tenang melihat perlakuan Rama tadi, apa yang terjadi dengannya sebenarnya.
Flashback on
"Rama"
Terlihat jelas oleh Barga, Rama mematung melihat gadis itu
"Ca, aku bisa--" belum sempat berbicara, tasya sudah memotong ucapan rama
"Kak barga, ayo pulang. Tasya harus kerjain tugas dari bu fitri" Perkataan tasya menyadarkan barga dari lamunannya. Dia tidak tau apa yang terjadi dengan gadis ini, akhirnya dia mengangguk kemudian menaiki motornya
Tasya berbalik mengikuti barga namun tangannya di tahan oleh rama. Gadis itu memejamkan matanya sebentar lalu berbalik menghadap pria itu. Tanpa aba-aba rama merengkuh tubuhnya. Barga yang melihat itu hanya diam melihat keduanya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Tasya berjalan mendekati motor barga, sesaat mata cokelat itu menatap mata elang milik barga. Gadis itu tersenyum kearahnya kemudian menaiki motor lelaki itu
"Jalan kak" ucap tasya, ia melingkarkan tangannya, memeluk pria itu, lalu menyenderkan kepalanya di punggung barga. Lelaki itu tak berontak sama sekali. Ia melajukan motornya meninggalkan rama dan teman-temannya
Flashback off
Barga mengusap rambutnya kasar
"Bisa gila gue" gumamnyaHari ini benar-benar melelahkan untuknya. Lelaki itu akhirnya memejamkan matanya tak lama ia pun terlelap.
***
Siang sudah berganti malam. Lelaki itu menggeliat di tempat tidurnya. Mengerjapkan matanya perlahan, melihat jam di ponselnya. Sudah pukul 11 malam, dan lelaki itu masih berada di basecamp. Ternyata sudah lama ia tertidur.Setelah mengumpulkan nyawanya, akhirnya lelaki itu bangun lalu mengambil kunci motornya yang berada di sampingnya kemudian keluar dari ruangan itu. Nyatanya hanya tersisa dirinya yang berada disini. Mungkin saja teman-temannya sudah pulang saat dia tidur tadi. Akhirnya dia memutuskan untuk pulang ke rumahnya.
Sesampainya di rumah, ia memarkirkan motornya kemudian masuk ke dalam rumah. Saat akan menaiki tangga, langkahnya terhenti. ia di kejutkan oleh suara berat nan tegas milik sang papa.
"Darimana kamu, Barga?" ucap Tama
Barga berbalik menatap papanya datar lalu berujar
"Main"Tama hanya menggelengkan kepalanya lalu memijit pangkal hidungnya
"Kamu itu sudah kelas duabelas, Barga. Kamu harus belajar dan berhentilah main-main""Iya" balasnya, kemudian menaiki tangga menuju kamarnya.
***
Malam ini tasya tidak bisa tidur karena memikirkan kejadian siang tadi. Ia memilih menuju kamar AldoDiketuknya kamar di sebelah kamarnya lalu masuk dan ternyata si pemilik kamar belum tidur.
Aldo yang menyadari kehadirannya mengernyit bingung.
"Loh, dek. Kamu kok belum tidur"
KAMU SEDANG MEMBACA
BARGA (On Going)
Teen Fiction(SEBAGIAN PART DI PRIVAT, HARAP FOLLOW SEBELUM BACA) "Kenapa harus serumit itu mengerti bahwa ada seseorang yg lebih peduli padamu dari dia?" -Barga Mahendra Sanjaya- Ketua geng motor terkenal. Memiliki sifat yang cuek, kasar, dan sifat dinginnya y...