"Kak, Tungguin!"Barga menghentikan langkahnya,
"Jangan ikutin gue" ucapnya dingin membuat tasya mengurungkan niatnya untuk mengikuti barga
"Dingin banget sih. Tau ah gue mau ke kelas aja" gerutunya
Saat ini barga sedang berada di rooftop. Menikmati semilir angin, membuatnya menjadi tenang. Perlahan dia menutup matanya, dan tak lama itu dia tertidur.
Sudah 20 menit perginya tasya dari kelas, dan itu membuat sahabatnya khawatir.
"Si tasya mana sih? Perasaan toilet itu biasa biasa deh, kok bisa betah banget. Apa kita susul aja kali ya? " ucap airin khawatir
"Udahlah, rin. Mungkin dia kebelet" kata Rani menenangkan
Tasya masuk ke kelas dengan berjalan santai membuat sahabatnya menoleh
"Nah, tu dia orangnya" ucap Nesa"Lo tuh kemana aja sih sya? Lo mampir ke kantin apa gimana? Gue khawatir nungguin lo. Lo gapapa kan?" tanya airin bertubi-tubi. Tasya hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya seraya mengatakan dia baik-baik saja.
Kringgg Kringgg
Bel pulang sekolah telah berbunyi dan para siswa berbondong-bondong keluar untuk segera pulang. Tak beda halnya dengan tasya dan ketiga sahabatnya. Saat ini mereka sedang berjalan di koridor menuju parkiran. Mereka menaiki mobil Nesa karena seperti rencana mereka tadi, mereka akan shopping setelah dari sekolah.
Saat sampai di salah satu pusat perbelanjaan, mereka segera masuk.
"Nanti kita beli baju couple, mau nggak?" tanya Rani
"Boleh tuh" jawab Nesa dan diangguki oleh airin dan tasya
Mereka memasuki salah satu toko yang ada disana. Setelah memilih milih, akhirnya mereka menemukan baju yang cocok mereka gunakan kemudian keluar dari toko tersebut.
Saat ini mereka sedang berada di restoran dalam mall tersebut, mereka bercerita diselingi candaan keempatnya yang membahas masalah sekolah, percintaan maupun hal konyol yang bisa membuat mereka tertawa."Eh sya, lo udah punya pacar belum sih?" tanya airin disela candaannya
Seketika raut wajah tasya berubah sendu. Pertanyaan airin mengingatkannya pada masa lalu. Hal itu membuat airin yang menatapnya menjadi tidak enak karena menanyakan itu
"Aduh sorry sya, gue gak maksud kok. sumpah" ucap airin tidak enak
"Elo sih, ngomong gak di filter dulu" timpal nesa
"Nggak papa kok" jawab tasya kemudian tersenyum kearah sahabatnya
"Gini deh, lo kalo ada masalah cerita aja ke kita. Kita bakal siap kok buat denger" ucap rani kemudian mengusap bahu tasya. Tasya hanya tersenyum menanggapi.
***
Saat ini tasya tengah berada di balkon kamarnya menatap langit malam. Saat pulang bersama temannya tadi, dia banyak melamun, dan itu tak luput dari pandangan airin yang selalu memerhatikannya saat di perjalanan tadi.
Pikirannya saat ini mengantarkannya pada sekelabat masa lalu yang entah kapan bisa ia lupakan. Ada banyak sekali pertanyaan dikepalanya saat ini. Tak terasa setetes cairan bening membasahi pipinya. Tasya menangis. Entah sampai kapan dia harus menutupi semuanya dengan menjadi orang yang kuat dan selalu tersenyum.
Nyatanya tasya itu rapuh. Melupakan masa lalu menjadikannya harus menggunakan topeng dengan terlihat pura-pura bahagia di depan semua orang."Kenapa?" tanyanya entah pada siapa. Tasya terisak dalam diam.
Sepertinya langit malam seolah menyadari kesedihannya. Hujan turun dengan derasnya, membuat tasya segera masuk kedalam kamarnya, dan segera tidur. Mungkin itu bisa menenangkan pikirannya saat ini.
***
"Bar, lo gak sekolah tadi?" tanya kevin
"Gue di rooftop" jawabnya tanpa melihat kearah kevin.
Saat ini kevin tengah berada di di rumah barga, lebih tepatnya di kamar barga. Hendra tidak bisa datang karena sedang ada acara bersama keluarganya sedangkan niko tengah bersama airin.
Cukup lama kevin berdiam seperti orang yang sedang melamun. Berdua dengan si es batu ini sangat membosankan bagi kevin. Dia heran dengan barga, apakah barga selama ini tidak pernah tertawa? Kenapa wajahnya selalu saja datar. Dan masih banyak lagi pertanyaan dalam dirinya untuk barga. Ingin rasanya ia menelusupkan barga kedalam bara api agar es yang ada di dirinya bisa cair.
"Gue heran deh, lo gak pernah ketawa ya bar?" pertanyaan bodoh itu keluar dengan sendirinya dari mulut kevin
Barga mengalihkan pandangannya dari ponselnya beralih ke kevin yang sedang menatapnya. Barga menaikkan salah satu alisnya. Kemudian memainkan kempali ponselnya.
Kevin yang melihatnya memutar bola matanya malas kemudian membaringkan tubuhnya di atas kasur"Gue mau curhat bar" ucap kevin sambil menatap langit kamar barga
Barga yang melihat raut wajah kevin berubah jadi sendu meletakkan ponselnya diatas nakas kemudian membaringkan tubuhnya di samping kevin.
Melihat itu, kevin menaikkan sudut bibirnya. Ini yang kevin sukai dari barga, meskipun barga dingin, dia akan selalu siap mendengarkan keluh kesahnya.Barga adalah sahabat kevin sedari mereka masih kecil karena orangtua barga dan orangtua kevin adalah rekan kerja sekaligus teman sewaktu mereka masih kuliah dulu. Lain halnya dengan hendra dan niko, mereka bersahabat saat mereka duduk di bangku kelas sepuluh. Barga mengenal kevin luar dalam, begitupun sebaliknya. Kevin yang memang selalu usil pada barga, dan barga tidak pernah mempermasalahkan itu.
"Gue kabur dari rumah" ucap kevin
Mendengar itu, barga mengalihkan pandangannya menatap kevin.
"Gue bosen bar, dirumah gue selalu denger papa sama mama berantem. Dan mereka nggak pernah sadar kalau anaknya butuh kasih sayang orangtua" lirih kevin. Keusilan yang ada pada diri kevin seketika hilang saat menceritakan kedua orangtuanya.
Melihat kevin seperti ini, barga merasa iba pada kevin.
"Gue boleh yah, nginep disini sehari?" tanya kevin setelah terdiam cukup lama
"selamanya juga boleh" jawab barga
"Thanks" ucap kevin lagi dan di jawab deheman oleh barga.
Kevin hanya tersenyum saat mendapat repon dari barga.
"Kok tiba-tiba jadi melow gini sih" kekeh kevin."Tidur lo" ucap barga kemudian melemparkan guling pada kevin. Kevin memelototkan matanya saat mendapat perlakuan seperti itu.
"Gila ya lo. Gue lagi galau juga" kata kevin sedramatis mungkin.
"Apa, mau tidur diluar lo?" sarkas barga.
"Iye iye bawel bener kaya emak-emak komplek lo"
Tak lama keduanya pun tertidur.
---------------------
Hai hai haiii barga kambek lagi nih hehehh maaf ya kelamaan updatenya.
Kemarin lagi sibukSemoga tetap sehat ya teman-teman :)
Jangan lupa vote & komen
KAMU SEDANG MEMBACA
BARGA (On Going)
Teen Fiction(SEBAGIAN PART DI PRIVAT, HARAP FOLLOW SEBELUM BACA) "Kenapa harus serumit itu mengerti bahwa ada seseorang yg lebih peduli padamu dari dia?" -Barga Mahendra Sanjaya- Ketua geng motor terkenal. Memiliki sifat yang cuek, kasar, dan sifat dinginnya y...