Hari ini sekolah dihebohkan dengan kedatangan Barga setelah menghilang satu minggu. Banyak yang bertanya-tanya kemana ia selama beberapa hari ini, tetapi mereka tidak menemukan jawaban. Bahkan Tasya juga merasa sedikit penasaran dengan kehidupan lelaki itu akhir-akhir ini. Tasya juga seringkali menanyakan Barga pada Airin namun, meskipun sahabatnya itu adalah kekasih Niko, sahabat Barga, tetap saja ia tidak menemukan jawaban yang ia cari.
“Gila! Baru sampe parkiran aja udah jadi pusat perhatian,” ucap Kevin heboh
“Gue juga pengen deh,” ucap Hendra
Barga hanya memutar bola matanya malas.
“Inget sekolah juga?” singgung Niko dengan kekehan
“Disuruh papa,” ucap Barga seraya turun dari motor besarnya
“Gile gile gile. Kalo nggak disuruh om Tama lo nggak bakal ke sekolah dong? Gitu?” heboh Kevin
Barga menggidikkan bahunya acuh. Mendengar ocehan Kevin membuat kupingnya panas.
Sebenarnya bukan hanya karena suruhan dari papanya Barga ke sekolah. Tetapi ada sesuatu yang harus ia ketahui dari seseorang. Jika dugaannya benar, maka orang itu harus bertanggung jawab atas kesalahan yang dia perbuat.
Tanpa sengaja netranya menangkap sosok gadis yang sampai sekarang masih menempati hatinya. Dengan langkah perlahan Barga melangkah mendekati Tasya yang baru saja memasuki gerbang sekolah.
“Apa kabar?”
Pertanyaan tiba-tiba itu mengagetkan Tasya. Bukan. Lebih tepatnya orang yang sekarang ada di hadapannya membuatnya menganga tidak percaya. Pantas saja sejak memasuki kawasan sekolah tadi, banyak sekali nama Barga yang ia dengar.
Setelah hampir satu bulan ia tidak bertemu Barga, hari ini lelaki itu menemuinya dan sekarang berada tepat di hadapannya.
“Lo baik-baik aja, kan?” tanya Barga memecah lamunan Tasya.
“Hah? I-iya kak.” Jawab Tasya kikuk
Barga menganggukkan kepalanya mengerti.
“Apa kabar?” Barga mengulang pertanyaan awalnya
“Baik,” jawab Tasya
“Kalo gitu Tasya ke kelas dulu, kak.” Lanjutnya yang kemudian mendapat anggukan dari Barga.
Setelahnya Tasya meninggalkan Barga dengan jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya. Berbicara dengan Barga membuatnya tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.
***
Lima belas menit yang lalu bel masuk berbunyi namun, Barga dan ketiga sahabatnya malah membolos di rooftop. Mendengar cerita Kevin dan Hendra yang kebanyakan tidak masuk akal.“Biaya hidup gue mahal. Sorry, bro.”
“Ngapain juga lo mau dipacarin sama tante-tante, goblok?”
“Udah gue bilang, gue nggak pacaran, tai!” sewot Hendra
“Tadi perasaan ngomong deh,” Kevin membatin
Melihat pertengkaran Kevin dan Hendra membuat Barga mengulas senyum tipis. Sudah jarang sekali ia berkumpul dengan teman-temannya sebab harus menjaga Amanda di rumah sakit.
“Gimana nyokap lo?” tanya Niko yang duduk di sebelah Barga
“Sedikit membaik,” jawab Barga.
“Kita mau ikut lo deh nanti. Mau jengukin tante Amanda gue,” ucap Kevin yang entah sejak kapan sudah berada di samping Barga selonjoran.
Tak lama mereka mendengar suara pintu terbuka, menampilkan wajah garang Pak Kemal, membuat keempat remaja itu langsung terkesiap. Bagaimana mungkin Pak Kemal tahu mereka ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
BARGA (On Going)
Teen Fiction(SEBAGIAN PART DI PRIVAT, HARAP FOLLOW SEBELUM BACA) "Kenapa harus serumit itu mengerti bahwa ada seseorang yg lebih peduli padamu dari dia?" -Barga Mahendra Sanjaya- Ketua geng motor terkenal. Memiliki sifat yang cuek, kasar, dan sifat dinginnya y...