Julian menyusuri koridor sekolah sambil menengok ke kanan dan ke kiri. Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang.
"Bro..." Aksa merangkul bahu Julian.
"Rian mana?" tanya Julian.
"Masih otw katanya."
"Ya ampun, tuh bocah ya... masih mau jalan? Dasar lemot."
"Kayak nggak tau dia aja lo."
"Eh, nanti ada yang mau gue ceritain sama kalian. Kalian pasti nggak bakalan percaya sama cerita gue."
"Cerita apaan emang?" Aksa mengerutkan keningnya.
"Ini tentang Alsava," bisik Julian pelan di telinga Aksa.
Mata Aksa membelalak. "Apa-apa?"
"Nanti aja pas di kantin, sama Rian juga."
"Oke."
"Gue masuk duluan."
"Hem...."
Julian lalu masuk ke dalam kelasnya. Ia tersenyum kepada Alsava. Tapi Alsava memalingkan wajahnya, membuat Julian menghela napas pelan.
"Va...," lirih Julian. "Gue minta maaf kalo gue punya salah sama lo."
Alsava menoleh sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Gue punya salah apa sih sampe lo kayak benci banget sama gue."
"Salah lo banyak."
"Apa?"
"Lo gangguin gue."
"Gue nggak ngerasa gangguin lo."
"Itu menurut lo." Alsava menatap Julian tajam.
"Oke, terus lo mau apa biar lo maafin gue."
"Pindah tempat duduk, dan jangan ganggu gue lagi."
Julian menghela napas. "Oke."
Akhirnya Julian pindah ke bangku sebelahnya, tempat Roy. Karena Roy duduk sendirian.
"Loh, Jul... kok lo duduk di tempat gue?" tanya Roy saat memasuki kelas dan duduk di kursinya.
"Lo duduk sendirian kan?" Julian malah bertanya balik.
"Iya."
"Gue boleh kan duduk sama lo?"
"Iya, boleh." Roy duduk di sampingnya. "Kenapa lo?"
"Nggak papa."
Tidak lama kemudian, bel masuk berbunyi. Para murid masuk ke dalam kelasnya masing-masing.
Banyak yang menatap Julian saat mereka masuk kelas. Bertanya-tanya kenapa Julian pindah tempat duduk. Bukankah kemarin Julian bersikeras untuk duduk dengan Alsava? Bukankah Julian begitu berani kemarin? Ah, mereka berpikir mungkin Julian sudah tahu siapa Alsava sebenarnya.
Suasana kelas hening, sampai akhirnya Bu Elin datang. Mereka mengerutkan kening, sekarang adalah pelajaran Bahasa Inggris. Kenapa malah Bu Elin yang datang.
"Selamat pagi, anak-anak." Bu Elin berdiri di tengah-tengah.
"Pagi, Bu!" Mereka menjawab serempak, walau dengan rasa penasaran.
"Kalian pasti bingung kan, kenapa saya masuk ke sini. Padahal ini bukan pelajaran saya?" Bu Elin tersenyum. "Hari ini, kelas kalian kedatangan siswi baru. Ayo, masuk."
Seorang cewek dengan rambut panjang tergerai, masuk ke dalam kelas. Ia tersenyum kepada semua orang yang akan menjadi teman barunya ini.
"Ayo, perkenalkan diri kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Alsava
Teen FictionAlsava. Seorang skaters handal. Gadis dengan sejuta rahasia di dalam hidupnya. Cuek, dingin, tidak peduli dengan orang sekitar, teman satu-satunya hanya skateboard yang selalu dia bawa ke mana-mana. Tidak ada yang tahu rahasia dalam hidup Alsava yan...