14. Baru dimulai!

1.4K 106 5
                                    

"AAAAAAAA!!!!!!!"

Alsava terlonjak kaget dari tidurnya. Napasnya terengah-engah. Wajahnya penuh dengan keringat dingin. Tangannya gemetar hebat. Ia mengusap wajahnya sambil menghembuskan napas.

Ceklek.

"Lo kenapa, Va, kok teriak-teriak?" tanya Revan. Ia duduk di tepi kasur sambil mengusap kepala Alsava.

Alsava menggeleng.

"Mimpi buruk?" Revan seolah mengerti apa yang baru saja dialami oleh Alsava.

Alsava hanya mengangguk pelan.

"Padahal udah lama gue nggak mimpi mereka, tapi gue mimpiin lagi. Sumpah, gue nggak tau gimana caranya biar gue nggak mimpi buruk itu lagi. Kecelakaan itu terus gue inget, nggak bisa lupa." Alsava menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Revan memeluk tubuh Alsava. "Udah ya, mending sekarang lo mandi. Habis itu gue antar lo ke sekolah."

Alsava menggeleng. "Enggak, gue bawa mobik sendiri aja."

"Yakin?"

"Iya."

Alsava langsung melepas pelukannya dan beranjak dari kasur. Ia kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Sedangkan Revan langsung keluar dari kamar Alsava.

Tidak lama kemudian, Alsava sudah rapi dengan seragamnya. Ia memasukkan masker berwarna hitam dan juga jaket ke dalam tasnya. Ia juga memasukkan celana jeans ke dalamnya.

Ia kemudian turun ke bawah sambil memutar kunci mobil yang berada di jari telunjuknya.

"Makan dulu," ucap Revan sambil memberikan roti untuk Alsava.

Alsava menerimanya dan melahapnya dengan cepat. Ia lalu meminum susu yang telah dibuatkan oleh Revan.

"Makasih buat roti dan susunya. Lo baik banget deh..." Alsava tersenyum manis.

Revan berdecak. "Kayak gini lo baru bilang gue baik."

Alsava meringis. "Gue berangkat dulu, jangan kangen ya...."

"Ih! Dasar!"

Alsava kemudian keluar dan masuk ke dalam mobilnya. Ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan cukup tinggi.

Ia berbelok ke pom bensin. Selain untuk mengisi bahan bakar, ia kemudian turun dari mobil dan masuk ke dalam toilet.

Ia mengganti seragamnya dengan memakai jeans dan jaket yang ia bawa tadi. Setelah itu ia keluar dan menuju ke mobilnya.

Alsava berbelok ke kanan, dan itu bukan jalan ke sekolahnya. Ia melaju dengan kecepatan sedang.

Sampai ia berhenti di sebuah SMA. Ia tersenyum miring saat melihat seorang cewek yang memakai seragam SMA sedang berjalan menuju gerbang sekolahnya.

Alsava menutup atap mobilnya yang terbuka, kemudian memakai maskernya. Ia mulai menghidupkan mobilnya.

Alsava mulai menjalankan mobilnya, dan tepat ada sebuah motor di depannya. Ia langsung memepet motor itu yang sedang melintas di samping cewek tadi, hingga akhirnya motor itu hilang kendali dan menyerempet cewek itu.

Cewek itu jatuh ke samping, kepalanya membentur batas trotoar dengan keras. Sehingga darah keluar dengan deras.

Alsava dapat melihatnya dari kaca spion-nya. Ia langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Sampai ia berhenti di sebuah taman. Ia menepikan mobilnya, lalu meraih ponselnya dan memasukkan kartu yang tadi ia beli. Setelah selesai mendaftar, ia memasukkan nomor yang akan ia hubungi. Kemudian mengirim pesan.

AlsavaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang