10. Rahasia Lainnya

1.7K 133 7
                                    

Tiga hari sudah berlalu, semenjak kejadian malam itu. Sikap Julian semakin jelas menunjukkan bahwa ia sedang mendekati Alsava. Tapi Alsava tidak pernah menghiraukannya. Ia terus saja menghindar, belum bisa bersikap normal. Temannya ke mana-mana saat ini bukan hanya skateboard, tapi juga Ara.

Alsava sudah mulai terbiasa dengan Ara. Sikapnya yang polos, lucu, dan kadang menyebalkan. Entah kenapa ia bisa begitu mudah menaruh kepercayaan kepada Ara yang baru saja ia kenal.

"Sava," panggil Ara saat Alsava hampir keluar dari gerbang sekolah.

Alsava menoleh.

"Nanti kan malam minggu, aku boleh nggak nginep di rumah kamu? Boleh ya, ya, ya?"

Alsava menaikkan sebelah alisnya. "Orangtua lo ngijinin?"

"Iya. Papa ngijinin kok," ucap Ara tersenyum lebar.

"Mama lo?"

Ara menurunkan sudut bibirnya. "Mama aku udah meninggal saat aku kelas satu SMP dan Kakak aku kelas dua SMP."

"Maaf, gue nggak tau." Alsava menepuk pundak Ara.

"Nggak papa. Aku boleh kan nanti malam nginep?"

Alsava mengangguk. "Iya. Gue duluan kalo gitu, udah ditungguin Pak Ridho di mobil."

"Hati-hati."

Ara pun berbalik dan menuju ke parkiran untuk mengambil mobilnya. Sebenarnya ia menawari tumpangan kepada Alsava tadi, tapi ia menolak dengan alasan bahwa ia dijemput oleh sopirnya.

Alsava memakai headphone-nya, ia memejamkan matanya sambil bersandar pada sandaran jok mobil.

Tidak lama kemudian ia merasa mobilnya berhenti, ia membuka matanya dan ternyata sudah sampai. Ia langsung turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah.

Alsava masuk ke dalam kamar, ia melempar tasnya ke sembarang arah. Badannya langsung terhempas ke kasur.

*****

Julian masuk ke dalam rumah, dan melihat Vera sedang menonton televisi. "Kak."

Vera menoleh. "Iya?"

"Mama ke mana?

"Belanja sama Mbok Ijah."

"Kakak pernah jatuh cinta nggak?" tanyanya sambil ikut duduk di samping kakaknya.

Vera mengernyit, kemudian tertawa.

"Kok ketawa sih?" Julian mendengus sebal.

"Kamu jatuh cinta?" tanya Vera balik.

"Jawab dulu pertanyaan aku!"

"Pernah, lah. Kan sekarang Kakak punya pacar, kamu gimana sih."

"Oh iya, ya...."

"Emang kenapa?"

"Gimana rasanya? Atau apa gitu yang membuat Kakak jatuh cinta sama dia."

"Sederhana, Kakak merasa nyaman aja sama dia, walaupun baru kenal. Buktinya sampai sekarang Kakak masih pacaran sama Vero."

"Gitu ya, Kak." Julian manggut-manggut mengerti. Apa aku jatuh cinta sama Alsava? Ah, nggak mungkin secepat ini. Baru seminggu.

"Kamu lagi jatuh cinta ya...?" Vera memicingkan matanya saat menatap Julian.

"Enggak, apaan sih."

"Ngaku aja."

"Enggak."

"Ngaku."

"Enggak!"

"Alsava?"

"Engg..." Ucapan Julian berhenti saat ia mencerna apa yang dikatakan kakaknya.

AlsavaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang