D. VI

221 57 63
                                    

------


Hari minggu, kebetulan Seungyoun ada di rumah, dan Seungwoo juga ada di rumah tak pergi merayap. Jadi, mama mereka suruh untuk temankan Jungseo pergi beli buku rujukan pelajarannya.

" Wooya, Youn. Teman Jungseo beli buku dia ya ? "

" Baik mam! "

" Youn malas jalanlah ma. "

" Youn. Youn kan dah janji dengan papa mahu jaga Jung─ "

Seungyoun berganjak berdiri, dia tak mau mamanya sambung cakap. Sebelum rahsia terbongkar terburai, lebih baik dia larikan diri.

" Haish, yelah. "

------

Kedai Buku Donghwa.

Selesai sahaja beli beberapa buah buku yang dia berkenan, Jungseo membayarnya di kaunter

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Selesai sahaja beli beberapa buah buku yang dia berkenan, Jungseo membayarnya di kaunter. Ada cashier lelaki dalam usia 20-an.

" Hai adik, banyaknya beli buku. "

Banyak katanya? Empat biji jah pun -_- phy, chm, eco, dengan buku nota kecil. Jungseo sekadar balas dengan anggukan perlahan.

" Adik ambil course apa ? "

" Sub-science. "

" Wah, abang tahu ni mesti campur dengan subjek masa depan kita, kan kan? "

" Haha. "

" Adik ada boyfriend, kalau tak ada ini abang masih ada jawatan kosong— "

" Aku boyfriend dia. " kata Seungwoo yang tiba-tiba datang dari belakang sambil dekat dengan Jungseo dan peluk bahunya.  " Boleh ulang tadi kau cakap apa ? "

Pelik, si Seungwoo ni type orang yang guna bahasa saya-awak. Kenapa pula, boleh bertukar jadi aku-kau ? Mungkin, kerasukan setan si Seungyoun dia ni.

" Hehe, sorry. Nah, semuanya 900,000won. "

Seungwoo ambil duit dalam dompetnya, dan diletak atas meja cashier. " Duit baki tu simpan. "

Betul-betullah, Seungwoo positif kerasukan setannya Seungyoun.

------

[ Jungseo POV ]

Kami bertiga berjalan kaki menuju ke Myeongdong Streetfood, soalnya tadi Yoomi imeo ada pesan untuk belikannya sup tauhu di gerai pacik Ji Sukjin.

" Youn, balik dengan Jungseo ya ? Saya nak jalan kejap. "

" Tung— "

" Jungseo, sorry saya tinggalkan awak lagi. Nanti balik, saya belanja aiskrim ya ? " buku-bukuku yang dia bimbit tadi diberi pada aku.

" Tak— "

" yOUN AWAS KALAU TINGGALKAN DIA SENDIRI ! " jerit Seungwoo sambil berlari keluar dari kawasan berkenaan, menuju ke kawasan perumahan di seberang jalan.

Entah, ke mana sahaja kerja Seungwoo merayap aku sendiri tak tahu.

" Kalau mahu ikut aku. Cepat jalan. "

Seungyoun terus berjalan sambil isi kedua tangannya dalam kocek seluar, tak gentle langsung. Buku-buku yang aku beli tadi pun aku yang bimbit sendiri.

" Tunggulah aku. " aku terus mengejarnya yang jalan jauh dihadapan. Bukan namanya Cho Seungyoun kalau tak tinggalkan orang.

------

" Eh— Seungyoun, bawa kawan ? " soal pacik tua itu, aku hanya senyum pandangnya. Seungyoun di sebelah berdiam diri.

" Aku sendiri tak tahu ini orang datang dari mana. " jawab Seungyoun. Itu jawapan tiada yang lebih yang menyakitkan hati lagikah?

" Hehe, kamu jangan ambil hati sangat ya. Seungyoun memang macam tu. Dia ba— "

" Haish pacik Ji. Cepatlah buat order mama tu. "  marah Seungyoun, dan terus ambik tempat duduk di bangku.  " Macam biasa, sup tauhu dua. "

Ini anak tak pelawa aku dudukkah ? Dia biarkan aku berdiri? Tak gentle langsung !

------

Waktu malam, selepas sahaja makan malam. Aku duduk di meja belajar sambil buat sedikit revision. Pintu diketuk, dan aku bukanya.

Itu Seungwoo yang datang, " Belum tidur lagi ? " soal Seungwoo dengan membimbit satu beg kertas kitar semula. Aku mengangguk.

" Free tak? " Sekali lagi aku mengangguk.

" Boleh masuk? "

" Erm— boleh. " aku persilakan Seungwoo masuk, dan pintu dibiarkan terbuka. Nanti orang dalam rumah fikir lainlah pula. 

Kami berdua duduk berhadapan meja belajar, dia membuka beg kertas itu, dan dalamnya aiskrim. Satu perisa vanilla satunya lagi neapolitan.

" Saya tau yang awak suka aiskrim vanilla. Without topping. "

" Right! Thankyou, Seungwoo. "

" Let's eat ! "

Maka, kami berdua makan bersama. Sampailah, Seungwoo mendekatkan mukanya pada aku. Semakin menepis jarak mendekati. Apa yang Seungwoo mahu buat sebenarnya. Jangan cakap yang—

" Lain kali tutup pintu. "

Kami berdua dikejutkan oleh Seungyoun yang tiba-tiba muncul di depan pintu. Kemudian, masuk dalam biliknya. Dia sangka yang berdua kissing.

Seungwoo berjalan keluar, dengan mukanya merah padam. Tak dilupakan juga, muka aku naik merah padam melebihi dia, lebih-lebih lagi bila ketahuan Seungyoun.

Aku berjalan untuk turun ke bawah, beg aiskrim aku bimbit untuk bawanya ke dapur. Ada masih separuh belum dapat dihabiskan kerana kegiatan tadi.

------

+ anda rasa saya ship team woo-seo or youn-seo ? 😆

[DC] Duplicate.Where stories live. Discover now