Enjoy this Story and Happy Reading❤️
📒📒📒📒📒📒
Dengan telaten Jeral membersihkan darah yang keluar dari hidung seorang gadis. Yah siapa lagi kalau bukan lesya, tadi jeral dengan panik membawa gadis itu ke UKS untuk mengobatinya.
"Sya, lo kenapa sih?" Tanyanya pada Lesya yang masih terbaring lemah di atas ranjang UKS
Jeral membereskan semua perlengkapan yang baru saja dipakainya, meletakkannya lagi ke tempat semula lalu kembali ke arah Lesya.
Dirinya panik, sangat panik. Sedangkan disaat bersamanya saja Lesya bisa seperti ini, bagaimana jika dia tidak ada? Apa yang akan terjadi pada sahabatnya itu nanti?
Jeral menyentuh lembut jari lentik yang lemas itu. Sedikit dingin dan pucat. Sebenarnya apa yang disembunyikan Lesya dari dirinya? Terkadang dia merasa tidak berguna menjadi seorang sahabat. Dia tidak mengetahui apa-apa tentang Lesya. Dia tidak meminta Lesya untuk bercerita karena dia adalah tipe orang yang tidak suka memaksa. Jadi biarkan saja Lesya yang akan menceritakan mengenai hidupnya jika dia benar-benar sudah siap.
Jeral memperhatikan wajah gadis itu, ternyata ketika sedang tidur kecantikannya bertambah berkali-kali lipat. Dia merapikan rambut Lesya yang sedikit berantakan. Menyelipkannya di belakang daun telinga Lesya.
"Sshhhh.." Jeral terkejut ketika mendengar suara ringisan. Dengan cepat dia mengarahkan pandangannya ke arah Lesya yang sudah sadar dari pingsannya
Perlahan Lesya membuka matanya ketika merasakan ada seseorang yang menyenggol daun telinganya.
"kepalaku sakit banget" aduh Lesya sambil memegang kembali kepalanya
"Lo udah sadar?" Tanya Jeral membuat lesya menggerakkan matanya memandang jeral.
"Udah" jawab Lesya tersenyum.
"Lo kenapa?"
"Aku nggakpapa jeral, aku cuman kecapean aja." Sungguh dia tidak mau membuat pria di sampingnya ini khawatir.
Jeral tau bahwa gadis ini pasti sedang berbohong, tapi dia membiarkannya saja. Dia tidak ingin memaksa Lesya menceritakan masalahnya, biar lah dia sendiri yang bercerita tanpa diminta.
Jeral kembali menatap Lesya yang masih terbaring lemah "Lo udah makan?" Tanyanya lagi
Lesya terdiam, dia tidak mau berbohong lagi. Sungguh perutnya sudah sangat sakit. Belum lagi dia sedang datang tamu.
Lesya menggelengkan kepalanya "belum jer, aku belum makan" jawab lesya akhirnya.
Jeral memejamkan matanya menahan emosi. Dia tidak suka jika lesya berbohong. Sudah berapa kali dia katakan pada gadis ini, kalau dia butuh sesuatu katakan padanya. Jangan hanya diam. Tapi Lesya tetaplah Lesya.
"tadi kenapa Lo bilang udah?"
Lesya hanya tertunduk. "tadi aku kira kamu bawain nasi goreng itu untuk aku, hiks. Tapi rupanya itu untuk Lala, yah aku bisa apa. Aku juga tadi pengen ke kantin beli sarapan, tapi aku nggak punya uang." ucap Lesya membuat Jeral tertohok. Segitu tidak pekanya kah dia?
Jeral terdiam menatap gadis yang tertunduk itu cukup lama. Dia merasa bersalah pada sahabatnya ini. Sungguh.
"Lo tunggu di sini. Gue mau beli sarapan" ucap jeral lalu melangkah keluar UKS. Meninggalkan Lesya yang masih terdiam bisu
"Terimakasih selalu ada untukku, Jeraldi"
******
"LESYA!!!" Teriak seorang gadis yang berlari heboh memasuki UKS, membuat lesya yang sedang tertidur sontak membuka matanya dan mendudukkan badannya karena terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARIGOLD ✓ [END]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] √ADA BEBERAPA PART YANG DIPRIVAT. √FOLLOW DULU SEBELUM BACA! √PALGIATOR HARAP MENJAUH!! Namaku Lesya Adriana. Cantik bukan? Namun tidak dengan kehidupanku yang penuh dengan lika-liku, luka dan penderitaan. Tapi aku selalu memancarkan...