Chap 4/ Sakit

12.5K 900 32
                                    

"maaf, aku hanya seorang pengecut yang berlindung di belakangmu"- Lesya

👓👓👓👓👓👓👓👓

Lesya memasuki rumahnya kemudian tersenyum miris. Dia tinggal di rumah orang yang tak pernah menganggapnya ada. Papanya.

Lesya menundukkan kepalanya menahan sesak. Kapan dirinya bisa merasakan kasih sayang seorang ayah seperti teman-temannya di luar sana?

"Lo udah pulang?"

Lesya tersentak, mengangkat kepalanya dan melihat bahwa kakaknya sedang berdiri di ujung tangga dengan muka datar. Dia sama seperti papanya, sama sama tak peduli.

"Udah kak," jawab Lesya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.

"Cepet, Lo beresin rumah, masak, sama cuci kain."

"Iya kak, Lesya ganti baju dulu"

"Cepetan!!!" Teriak Devan.

"I..iy..iya kak," jawab Lesya benar-benar terkejut.

Lesya berjalan menuju kamarnya. Hari ini benar-benar melelahkan. Dia mengganti seragam lalu turun ke bawah untuk beres beres rumah.

Pintu terbuka menampilkan seorang wanita dengan pakaian yang formal. "Sayang, kamu ngapain? Udah nanti biar mama aja yang beresin," ucap Liyana mama tirinya, membuat Lesya yang sedang mengelap meja mendongakkan kepalanya lalu tersenyum.

"Udah nggak papa, Ma, Lesya udah biasa kok," jawab Lesya kembali melanjutkan aktivitasnya.

Liyana diam, merasa kasihan dengan gadis ini. Gadis cantik yang berprestasi di bidang akademik. Padahal semua masa lalu yang menyeramkan itu bukanlah sepenuhnya kesalahan Lesya. Tapi kekeras kepala Titonius sudah menutup hatinya dan menganggap Lesya adalah akar dari semua masalah pada waktu itu.

Liyana berjalan mendekati Lesya yang masih sibuk dengan aktivitasnya. Dia berhenti tepat di samping Lesya, mengusap lembut kepala anak tirinya itu penuh sayang. Lesya terkejut lalu mendongakkan kepalanya.

"Maaa, kenapa?" Tanya Lesya khawatir melihat mama tirinya menangis.

Liyana tak menjawab membawa Lesya ke dalam pelukannya, memeluk Lesya hangat.

"Maafin mama sayang," ucap Liyana tulus.

"Kalau aja mama bisa membujuk papa kamu, pasti kamu nggak bakalan kayak gini."

"Mama ini orang yang jahat," ucap Liyana sambil terus menangis.

Lesya menggeleng pertanda tidak setuju dengan ucapan Liyana. Dia tersenyum lalu membalas pelukan Liyana. Liyana memang ibu tirinya, tapi Liyana tidak menunjukan sosok ibu tiri itu pada Lesya. Sebaliknya, Liyana sudah seperti ibu kandung, dia merawat dan menyayangi Lesya seperti anaknya sendiri.

Namun lain halnya dengan Devan. Devan adalah anak dari liyana dan suaminya yang pertama, dengan kata lain Devan adalah Abang tiri Lesya. Pria itu tidak pernah menganggapnya ada di rumah ini, dia selalu memerintahkan hal yang berat pada Lesya membuat gadis itu lelah secara fisik.

"Mama nggak salah, ini udah takdir hiks. Takdir Lesya udah di suratin kayak gini kok," ucap Lesya ikut ikut menangis.

Liyana melepaskan pelukannya lalu menatap putrinya itu penuh sayang.

"Kamu masuk kamar, mandi terus nanti ke meja makan," perintah Liyana.

"Tapi ma Lesya belum -"

"Tidak ada tapi-tapian Sya, cepat!" perintah Liyana sekali lagi.

MARIGOLD ✓ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang