Enjoy this Story and Happy Reading ❤️
📒📒📒📒📒
Jeral yang masih lengkap dengan seragam menghempaskan tubuhnya di atas kasur, menatap kosong langit-langit kamarnya. Pintu kamarnya terbuka, menampilkan sosok pria seusianya dengan badan tegap berjalan mendekatinya dan ikut membaringkan diri di sampingnya juga.
Zico menyampingkan kepalanya. menatap jeral yang sepertinya sedang dilanda oleh kebingungan dari tadi.
"Jadi, gimana keputusan lo?" Tanya zico memulai pembicaraan.
Jeral hanya diam, tak menjawab. Dia masih sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Jeral" panggil zico, kini panggilan itu berhasil membuyarkan lamunan jeral, pria itu menoleh dengan mimik wajah yang sedikit terkejut.
"Sejak kapan lo di sini?" Tanya jeral penasaran. Keningnya juga berlipat ketika melihat bahwa zicopun masih menggunakan seragam lengkap sepertinya.
"Barusan aja"
"Kebiasaan Lo mah, maen masuk-masuk aja. Ngucap salam kagak ada"
Zico mengedikkan bahunya acuh. "Bodo, udah sering juga" balas Zico tak perduli.
"Mana bunda?" Tanya zico penasaran. Tadi ketika dia memasuki rumah ini, bunda jeral tidak ada di ruang tamu. Biasanya dia akan menyambut Zico dengan senyuman manis.
"masih kerja."
"Lah, biasanya gue ke sini nyokap lo udah duduk manis di depan."
"Lo kan datangnya malem terus, kampret!" Ucap jeral kesal.
"Oh iyakah?"
Jeral tak menanggapi, dia kembali menatap langit-langit kamarnya. yang sekarang dia pikirkan hanya satu orang, hanya satu gadis, dan hanya satu manusia. Lesya Adriana.
"Zic, gue nggak bisa nahan." Kelu jeral sambil mendudukkan dirinya di pinggir kasur.
Zico yang mendengar keluhan temannya itu memejamkan matanya, dia pun dulu pernah berada di posisi jeral , namun dia bisa melewatinya dengan baik hanya karena satu, kebijaksanaan.
"Ungkapin perasaan lo jer, jangan nunda-nunda mulu"
"Nggak! Gue takut Monic bakalan ngapa-ngapain lesya nanti"
Zico tersenyum, sepertinya sahabatnya ini sangat peduli pada gadis bernama lesya itu.
"Monic itu temennya lesya bukan? Kan lo yang cerita tadi."
"Iya, terus apa hubungannya?"
Zico menghela nafas pelan. Ini temennya beneran bego atau gimana sih?
Zico mendudukkan dirinya di samping jeral dan menatap pria itu kesal. "Yah mana mungkin dia mau nyakitin temennya sendiri Jeraldi Alexander!" Ucap zico geram.
Jeral menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sekarang kenapa dia yang jadi dibuat bingung.
"Lo paham nggak sih maksud gue apa?" Tanya jeral yang dibalas anggukan oleh Zico.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARIGOLD ✓ [END]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] √ADA BEBERAPA PART YANG DIPRIVAT. √FOLLOW DULU SEBELUM BACA! √PALGIATOR HARAP MENJAUH!! Namaku Lesya Adriana. Cantik bukan? Namun tidak dengan kehidupanku yang penuh dengan lika-liku, luka dan penderitaan. Tapi aku selalu memancarkan...