Happy Reading!!!❤️❤️
📒📒📒📒📒
Yang terdalam- Peterpan [disarankan untuk mendengarkannya saat membaca part ini, kalau nggak mau nggakpapa juga kok.]
"Permisi."
Liyana yang sedang sibuk dengan ponselnya di samping Titonius menoleh dan mendapati Dr. Rian sudah berada di dekatnya.
"Kenapa, Dok?" Tanya Liyana.
"Begini, kami sudah mendapatkan pendonor yang mau mendonorkan ginjalnya untuk Pak Titonius. Jadi apakah pihak keluarga setuju untuk dilakukan operasi?"
Liyana tersenyum senang kemudian mengangguk cepat.
"Setuju dok."
"Baiklah, kami akan membawa Bapak ini ke ruang operasi," Ucap Dr. Rian. "Sus, bawa pasien, saya tunggu di sana," Perintahnya pada beberapa suster di ruangan itu.
Akhirnya Titonius di bawa diikuti oleh Liyana di belakangnya. Wanita itu senang bukan main karena sebentar lagi suaminya akan sembuh dan tidak sakit-sakitan lagi.
Liyana mendudukkan dirinya di kursi tunggu, Dokter Rian mengatakan bahwa operasi akan berjalan selama 2 ½ jam membuat Liyana tak henti-hentinya memanjatkan Doa kepada yang Maha Kuasa agar suaminya itu diberikan kesembuhan.
*****
Jeral melangkah memasuki kamarnya dengan langkah lesu. Setelah menceritakan semuanya pada Aryo dan Nia, dia memilih untuk menyendiri malam ini, merenungkan semua kesalahannya pada gadis cantik yang begitu baik dan cerita setiap harinya.
Jeral meraih sebuah bingkai foto, membawanya ke atas kasur dan memandangnya dengan tatapan hampa.
"Sya ... Maaf," ucapnya dengan nada bergetar.
"Syasya sayang Raral."
Suara lembut dari gadis itu kembali terngiang di telinganya, betapa bodohnya dia menyia-nyiakan orang yang begitu tulus mencintainya.
"Gimana kamu mau jagain aku kalau kamu sendiri yang nyakitin aku?"
Pernyataan menusuk itu kembali menohok hatinya. Lesya benar, dia tidak bisa menjaga gadis itu, yang dia bisa hanya menoreh luka yang sangat dalam dan meninggalkannya seperti sampah di jalanan.
"Sya, maafin gue. Maafin gue," ujarnya sembari memeluk erat bingkai foto itu.
"Sya, pulang sya. Jangan tinggalin gue."
"Gue janji nggak bakalan ninggalin Lo lagi Sya, gue janji."
Jeral terpejam, dia tidak peduli dengan air matanya yang sudah meluncur dengan indah di pipinya.
"Sya, Gue kangen."
"Senyum lo, wajah lo, suara lo, sifat lo, semuanya Sya, gue kangen."
"God, help me. Please!"
*****
Liyana mengalihkan pandangannya saat pintu ruang operasi terbuka. Seorang Dokter keluar dengan pakaian serba hijau dan berjalan mendekatinya.
"Bagaimana, Dok?" Tanya Liyana cemas.
"Operasi berjalan dengan lancar, pasien selamat," jawab Dr. Rian.
"Alhamdulillah, terimakasih ya Allah."
Dr. Rian yang melihat itu hanya menghela pelan, sekarang dia mengkhawatirkan keadaan seorang gadis yang saat ini pasti sedang tidak baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARIGOLD ✓ [END]
Teen Fiction[TAHAP REVISI] √ADA BEBERAPA PART YANG DIPRIVAT. √FOLLOW DULU SEBELUM BACA! √PALGIATOR HARAP MENJAUH!! Namaku Lesya Adriana. Cantik bukan? Namun tidak dengan kehidupanku yang penuh dengan lika-liku, luka dan penderitaan. Tapi aku selalu memancarkan...