Sesuai janji, sekarang ini gue sama Putri lagi mesen bakso Mang Jarot di kantin sekolah. Hari ini ngga seperti biasanya, kantin lumayan rame jadi sulit buat nemuin meja yang kosong. Gue sama Putri masih nyari meja sampai akhirnya Reza negur gue.
"Eh, Zam! Makan disini aja!" Reza dari tempatnya manggil manggil gue sambil mengibaskan tangannya.
Gue menoleh dan langsung mengajak Putri ke sana sambil membawa nampan berisi 2 mangkok bakso dan 2 cangkir es teh.
"Gaada tempat kosong lagi, makan sini aja bareng gue ama Rina." Kata Reza sambil menepuk nepuk kursi di sampingnya yang kosong.
Gue menoleh ke arah Putri meminta pendapat melalui tatapan mata dan dibalas anggukan olehnya.
Gue duduk disamping Reza sedangkan Putri duduk di samping Rina. Jadi, sekarang ini kami lagi duduk hadap hadapan udah kayak double date aja astagaa pengen cepet cepet nembak Putri deh.
Kami udah mulai makan makanan masing masing sampe tiba tiba Reza nyeletuk.
"Put, nanti tolong tanyain ke Pak Umar ayah kamu ya, kapan gue bisa nyusul ulangan agama." Kata Reza dan dibalas anggukan oleh Putri.
Pak Umar -Ayah Putri- itu guru mata pelajaran agama di SMA Pelita. Guru killer. Disiplin banget. Banyak siswa yang takut dengan Pak Umar. Mungkin itu juga yang bikin kebanyakan anak cowo ngga berani ngedeketin Putri.
"Za, lo sama Rina pacaran?" Tanya gue dan langsung di balas dengan anggukan oleh Reza.
"Iya Zam, gua nembak dia dua hari yang lalu." Kata Reza sambil melirik ke arah Rina.
"Wuih, ada yang baru jadian nih," Kata gue yang membuat Putri dan Rina yang sedari tadi asyik ngobrol. "PJ dong." Lanjut gue dan dibalas dengan kekehan oleh Reza.
"Nanti elah! Gue bawa duit pas pasan ini! Besok besok!" Kata Reza
"Sip" Gue mengacungkan jempol.
"Eh, Zam Kalo kalian gimana?" Tanya Reza memelankan suara jadi cuman gue yang bisa ngedernya.
Gue menoleh sambil mengerenyitkan dahi, "gimana apanya?" Tanya gue nggak paham.
"Kalian pacaran?" Tanya nya lagi.
Gue menggelengkan kepala, "belom, baru niatan nembak." Kata gue sambil melirik ke arah Putri yang masih sibuk ngobrol dengan Rina.
"Mungkin besok. Tapi gatau juga sih, lagi ngumpulin niat" Lanjut gue.
"Siapp! Good luck, Bro! Tapi jan kelamaan nanti diambil orang. " Reza menepuk pelan pundak gue.
Semoga aja besok ngga ada halangan lagi buat gue nembak lo, Put.
0o0
BuSuk sudah sedari tadi memasuki kelas kami. Sekarang ini pelajaran Bahasa Indonesia, pelajaran yang katanya mudah, tapi seringkali menjebak. Gue menatap malas papan tulis yang sudah diisi dengan 10 soal esai tersebut.Dengan malas, gue menyalin soal tersebut ke buku latihan Bahasa Indonesia gue. Gue mengerenyitkan dahi ketika gue mendapati kalimat yang ga gue gatau apa itu.
Gue pun mencolek Putri dengan menggunakan pena untuk bertanya. Ya, Putri itu ahli banget sih di pelajaran Bahasa Indonesia, dia banyak bikin cerita di wattpad, banyak yang udah diterbitin lagi. Putri menoleh lalu membalikkan badannya menghadap gue.
"Princess, tau nggak arti kata 'Tumungkul', ini nih soal nomor 5." Tanya gue.
"Ooh, Tumungkul itu kayak nunduk trus diam gitu loh, Zam." Astagaa, suaranya manis beud.
Putri udah mau berbalik tapi gue tahan, gue memberikan buku gue dan kembali bertanya dengan menunjuk soal yang gue masih bingung.
Putri menjelaskan dengan rinci maksud dari kalimat tersebut tapi nggak gue perhatiin, gue malah merhatiin raut wajah Putri yang cubitable banget astaga. Denger kamu ngomong gitu aja gue udah bingung nanti anak kita mau kita kasih nama apa, Put.
"Udah ngerti?" Tanya Putri dan gue balas dengan gelengan pelan.
Putri membuang nafas panjang lalu menyodorkan buku latihan Bahasa Indonesianya ke gue. Gue yang ga ngerti dengan maksud Putri pun bertanya, "buat?"
"Contekan buat kamu. Itung itung balas budi." Ujar Putri nyengir.
Astagaa udah cantik, sholehah, imut, pinter, baik lagi. Cocok banget jadi ibu untuk anak anak nanti. "Thank you, Princess!" Kata gue menerima buku tersebut. Putri terkekeh.
0o0
A/n:
Gaess maaf sekali lagi pendek partnya, roh mager ini sedang masuk ke tubuh author, mwehehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Princess!
Teen Fiction"Mana ada Princess yang pipinya kayak bakpao?" Azzam dan Putri harus merahasiakan hubungan mereka berdua kepada semua teman temannya tak terkecuali para guru dan orang tua mereka.. Terkhususnya ayah Putri. Hubungan yang awalnya manis dipenuhi canda...