Putri menatap lekat lekat wajah wanita yang bersama kakaknya di dalam poto polroid di tangannya. Seorang gadis yang mengenakan kebaya dengan riasan make up tipis di wajahnya. Disamping wanita itu ada kakaknya yang berbalutkan jas hitam dengan celana dasar senada. Keduanya menatap kamera dengan senyum manis diperlihatkan oleh keduanya."Cantik." gumamnya. "Ini seriusan pacarnya kak Rio?" Putri bertanya pada dirinya sendiri.
Ia terus memandangi beberapa gambar di dalam kotak itu hingga suara dorongan Pintu terdengar. Kakaknya telah kembali.
Putri menoleh. Menatap sang kakak yang datang tanpa membawa apa apa di tangannya. Putri mengerutkan dahi. "Kotak donat nya mana?"
Rio tak menjawab. Ia malah memberikan ponsel Putri ke si empunya.
"Lho? Kok handphone Putri ada di kakak?"
"Azzam tadi yang dateng."
Putri semakin bingung dibuat kakaknya itu. Kenapa ponselnya bisa ada dengan Azzam dan juga kenapa kakaknya itu mengenal Azzam? Putri menautkan alis. "Lho? Kok?"
"Dia dateng ke rumah, balikin handphone kamu. Katanya tadi dia mergokin cowok yang lagi modusin kamu. Tapi dia lupa ngebalikin handphonenya ke kamu. Jadi dia dateng."
Putri mengerjap. Ia baru sadar.
"Terus dia dimana sekarang?"
"Pulang,"
Putri mengangguk.
"Kamu deket, ya, sama Azzam?" Rio bertanya.
Putri diam sejenak. Lalu mengangguk.
Rio tersenyum tipis. "Azzam orangnya baik. Kakak tadi bilang buat terus ngejagain kamu di sekolah."
Putri kembali dibuat bingung oleh sang kakak. Kenapa kakaknya ini sepertinya tahu banyak mengenai Azzam. Bahkan ia sempat sempatnya meminta Azzam untuk menjaganya di sekolah.
Bahkan seperti yang semua orang tau, kalau kakaknya ini lelaki yang posesif akut kedua setelah ayahnya. Ia dulu bahkan tak segan segan menginterogasi teman teman lelaki Putri yang datang kerumah untuk mengembalikan buku catatan kepada Putri saat SMP dulu. Atau bahkan tak jarang memperingatkan mereka untuk tidak macam macam kepada Putri dan melarang mereka untuk mendekati Putri. Tapi kenapa dengan Azzam, Rio malah melunak? Ada yang tidak beres dengan kakaknya.
"Kak?"
Rio yang duduk di kursi meja berdehem tanpa mengalihkan perhatiannya kepada sang adik.
"Kakak kok bisa kenal Azzam, sih? Perasaan aku ngga pernah cerita, deh."
Rio mendongak menatap langit langit kamarnya. Apakah ia harus menceritakannya? Ah, sebaiknya tidak usah. Rio menyeringai. "Kepo!"
Putri mengerucutkan bibirnya. Putri mengedikkan bahunya. Tak apa jika kakaknya tidak mau cerita. Dia akan bertanya saja kepada Azzam besok.
Putri menoleh ke arah kakaknya. Lalu pandangannya kini teralih kembali ke arah kotak yang berisikan gambar kakaknya dan seorang wanita. Putri kembali mengambil salah satunya dan menatapnya.
"Kak, ini beneran pacar kakak?"
Rio menghentikan aktifitasnya. Ia menoleh ketika adiknya bertanya perihal pacar. Dan detik selanjutnya ia mencebik dan kembali mengambil kotak yang dipegang Putri.
"Udahlah kak, tadi aku udah liat semua waktu kakak keluar." Putri mengaku dengan cengiran khas di wajahnya.
"Lagian kakak udah kepalang basah, kenapa nggak sekalian nyebur aja?"
Rio menghela nafas. Benar kata Putri, ia sudah ketauan oleh adiknya, ia tidak bisa mengelak lagi. "Mantan pacar bukan pacar!" ralat Rio.
Putri membelalak. Mantan pacar? Ternyata kakaknya sudah putus. Baiklah, Putri membuat spekulasi bahwa itulah yang menyebabkan kakaknya akhir akhir ini murung dan cenderung sensitif.
"Hm, kalo dipikir pikir, kenapa juga cewek secantik ini mau dengan kakak?"
Rio membelalak tidak percaya dengan perkataan adiknya. "Jadi kamu pikir kakak jelek, gitu?"
"Bukan aku yang bilang, lho!"
Rio mengumpat.
Putri terkekeh. Ia senang sekali bisa membuat kesal kakaknya. Putri nampak masih tertarik dengan drama percintaan kakaknya ini. Ia kembali bertanya, "kok bisa putus?"
"Kepo."
Putri mengerucutkan bibirnya lalu pertanyaan yang lain kembali ia lontarkan. "Namanya siapa?"
"Elsa. Kamu kenal?"
Putri melirik ekor matanya keatas. Mencoba mengingat. Namun setelah itu ia menggeleng. "Enggak."
"Elsa itu kakaknya Azzam."
0o0
"Aku ngga pernah tau kalo kamu punya kakak perempuan, Zam.""Aku juga nggak habis pikir kalo bang Rio itu kakak kamu."
Jam istirahat kedua sudah lama berbunyi, kini mereka berdua masih duduk di kursinya masing masing dengan Putri membalikkan tubuhnya menghadap Azzam. Mereka sedang berbicara serius.
"Pernah sih bang Rio cerita pas dia main kerumah, kalo dia punya adik cewek seumuran aku. Tapi aku ngga tau kalo itu kamu."
Sekarang Putri sudah tahu mengapa kakaknya bisa mengenal Azzam. Ternyata sang kakak punya hubungan dengan kakaknya Azzam, dan hal itulah yang membuat kakaknya Putri juga dekat dengan Azzam.
"Kak Yoyo ngga pernah cerita apa pun ke aku. Ini juga berapa hari lalu aku tau sendiri dari kotak kenangan mantan di bawah kasur."
"Mereka udah putus."
"Iya."
"Kamu tau kenapa mereka putus?"
"Ngga tau, setiap kali aku bahas bang Rio, kak El selalu melow."
"Nanti aku bakal paksa kak Yoyo buat cerita."
"Aku juga bakal tanya ke kak El."
0o0
a/n
Huaaa akhirnya terungkap! Padahal di chapter Curhat, Udah author selipin nama kakaknya Putri. Tapi ngga ada yang ngeh (||●'◡'●)))
Tapi gapapa lah ...
Kalo ada yang masih penasaran, bisa di check di part Curhat.
Ohiya ...
Konflik utama nya belum keluar ya ...
Sabar ...
Author mau bikin yang manis manis dulu sama hubungan mereka, kalau udah, baru deh biarin Azzam nya mewek. Eh spoiler ...Next chapt:
Samyang Pedas
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Princess!
Fiksi Remaja"Mana ada Princess yang pipinya kayak bakpao?" Azzam dan Putri harus merahasiakan hubungan mereka berdua kepada semua teman temannya tak terkecuali para guru dan orang tua mereka.. Terkhususnya ayah Putri. Hubungan yang awalnya manis dipenuhi canda...