Sekolah masih sepi saat ini, bahkan satpam penjaga gerbang pun belum datang. Sekarang ini, Putri sedang berjalan di koridor. Ia melangkahkan kakinya menuju kelas 10 IPA 2. Putri melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Putri menghela nafas. Pagi sekali Azzam memintanya untuk datang kesekolah.
Putri melambatkan langkahnya ketika ia tiba di depan kelasnya. Ia celingak celinguk mencari kehidupan disekitarnya. Putri tidak menemukan satu orang pun disana. Putri mengedikan bahunya tak peduli. Ia langsung masuk kekelasnya. Sepi. Itulah yang pertama kali ia rasakan saat masuk ke kelas. Dimana Azzam? Putri mengerenyitkan dahi.
"Selamat pagi, Pacar!"
Sapaan itu berasal dari belakang Putri. Putri berbalik dan langsung mendapati Azzam yang sedang berdiri di bingkai pintu. "Ihh Azzam! Jangan panggil pacar! Nanti orang denger!" Gerutu Putri kesal. Ia langsung berjalan ke mejanya dan meletakkan tas di bangkunya.
Sejak insiden Rollercoaster itu, kini mereka sudah resmi menjadi sepasang kekasih, saat Azzam selesai menyatakan cintanya kemarin, Rollercoaster itu berdesing kembali berjalan. Semua orang menghembuskan nafas lega, namun tidak bagi Azzam. Ia semakin gugup saat itu, bahkan saat turun dari Rollercoaster, Azzam memalingkan wajahnya berusaha menghindari kontak mata. Putri saat itu butuh penjelasan dari Azzam, ia memaksa Azzam untuk menjelaskan apa yang ia maksud tadi, Putri terdiam lalu ia menjawab pertanyaan Azzam saat mereka berada di Rollercoaster tadi. Mulai detik itu mereka resmi menjadi sepasang kekasih dengan syarat hubungan ini rahasia. Tidak boleh ada yang tau, tak terkecuali ayah Putri.
Azzam tertawa. Ia gemas sekali dengan pacarnya ini. Azzam menyeringai jahil. "Emang mau minta dipanggil apa?" tanyanya sambil melangkah menuju mejanya.
"Katanya mau panggil aku Inces?" Putri membuang nafas. Kenapa ia gugup sekali jika berbicara dengan Azzam saat ini?
Azzam hanya menyeringai, "lupa, Nces."
Putri berbalik badan, menatap Azzam lalu ia bertanya, "Oiya, Zam, kenapa kamu nyuruh datang pagi pagi?"
Azzam termangu. Ia lupa sesuatu. "Astaga, lupa! Kamu jangan kemana mana! Tunggu bentar, ya nces! Aku mau ke motor dulu." Azzam berlari ke luar kelas dengan terburu buru.
Putri mengerenyitkan dahinya bingung. Lupa? Azzam lupa apa? Mau ngapain Azzam?
Tak lama, Azzam sudah kembali dengan membawa kotak kecil ditanya kanannya. Nafasnya tak beraturan. Keringatnya mengucur di dahinya. Akibat lari dari kelas ke parkiran dan balik lagi ke kelas.
Azzam meletakkan kotak itu di atas meja Putri. Putri menautkan alis bingung.
"Serpraisss! Happy anniversary, Nces!"
Putri dibuat semakin bingung oleh Azzam. Putri kembali mengerenyitkan dahinya. "Zam, kita baru pacaran dari kemaren."
Azzam mengangguk kencang. "Iya, Nces! Happy anniversary yang ke-1 hari!"
Putri menggelengkan kepalanya. Dia ingin tertawa sekencang kencangnya saat ini tapi ia tahan.
Azzam memberikan kotak itu kepada Putri. Putri baru saja akan membuka kotak itu namun segera ditahan oleh Azzam. "Bukanya di rumah aja." katanya. Putri mengangguk.
0o0
A/n
Udah segitu dulu ya..
Maaf pendek part-nya.
Soalnya Authornya lagi banyak tugas T_T#staysafe #dirumahaja
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Princess!
Teen Fiction"Mana ada Princess yang pipinya kayak bakpao?" Azzam dan Putri harus merahasiakan hubungan mereka berdua kepada semua teman temannya tak terkecuali para guru dan orang tua mereka.. Terkhususnya ayah Putri. Hubungan yang awalnya manis dipenuhi canda...