Bu Irma sekarang ini sedang menjelaskan materi atom kepada anak kelas 10 IPA 2. Namun, anak kelas sedikit pun tidak memperhatikan apa yang disampaikan guru bertubuh subur tersebut. Ya, meskipun ada satu dua anak kelas yang memperhatikan. Salah satunya Putri, siswi rajin tersebut kini tengah fokus menghadap ke depan memperhatikan Bu Irma.
Azzam mendengus. Ia menatap malas guru yang sedang menjelaskan materi atom tersebut.
"Di dalam inti atom terdapat dua partikel yaitu Proton dan Neutron. Proton bermuatan positif sedangkan Neutron tidak bermuatan atau netral." Ujar guru tersebut sembari menuliskannya di papan tulis.
Azzam menyeringai kecil, ia kini memandangi punggung Putri lalu bergumam kecil. "Aku ngga peduli, Put, mau Proton itu Positif kek mau negatif kek. Yang aku tau itu Cinta ku positif ke kamu."
Sayangnya Putri tidak mendengar perkataan Azzam tadi, ia kini masih sibuk mendengarkan sembari sesekali mencatat apa yang dijelaskan.
"Anak anak, diperlukan empat atom H atau hidrogen dan dua atom C atau karbon untuk berpasangan membentuk senyawa Etena." Ujar guru tersebut lagi.
Mendengar itu, Azzam tersenyum lalu kembali bergumam, "Put, aku ngga peduli berapa atom yang dibutuhkan atom C dan H untuk berpasangan membentuk senyawa. Yang aku tau, cukup satu atom ME dan ditambah satu atom YOU untuk membentuk senyawa US."
"Kita juga perlu banyak elektron bebas yang dibutuhkan untuk atom H berikatan dengan atom O."
Azzam kembali bergumam, "Put, aku juga ngga peduli berapa banyak elektron untuk atom H dan O berkaitan. Yang aku tau itu elekton cinta yang membuatku berkaitan denganmu." Azzam cekikian.
Teman sebangku Azzam -Bagas- yang bingung melihat Azzam bergumam sendiri lantas menepuk pelan bahu Azzam, bertanya, "Zam, kok gue jadi takut ya ke lo? Lo masih sehat kan?"
Azzam menoleh ke arah Bagas lalu ia tersenyum lebar. "Sehat wal'afiat, Gas."
"Kalo lo perlu dianter ke RSJ, bilang aja, ya." Bagas masih menatap Azzam khawatir, ia takut teman yang satunya ini sedang gila. Bagas kini kembali ke aktifitasnya, ia menunduk melanjutkan aktifitasnya membaca wattpad di akun Putriskarhan yang tadi sempat tertunda.
Azzam mengangguk, "Lo bener, Gas. Gue emang gila. Gila akan cinta."
Pokoknya hari ini gue harus nembak Putri!
0o0
Putri duduk di bangku panjang depan tempat fotocopy menunggu Azzam yang sedang mem-fotocopy catatan Kimia dan Bahasa Inggris dari buku Putri.
Sekolah sudah di bubarkan sejak 20 menit yang lalu. Hari ini Putri diantar pulang oleh Azzam, sebenarnya ia tak mau pulang bersama Azzam karena ia tak mau membuat jantungnya berdebar tak karuan saat di motor nanti. Tapi mau bagaimana lagi? Ayahnya kini masih berada di sekolah, sedang rapat bersama guru guru yang lain. Daripada ia menunggu lama, lebih baik ia ikut Azzam sajalah, hitung hitung hemat ongkos juga.
"Dah, yuk berangkat, Put." Ajak Azzam setelah melangkahkan kakinya keluar dari tempat fotocopy tersebut. Putri menoleh lalu mengangguk.
"Tunggu dulu, nih buku kamu, makasih ya." Ujar Azzam memberikan dua buah buku bersampul merah muda tersebut ke Putri.
"Oh, iya sama sama." Putri mengambil buku tersebut dan memasukkannya ke dalam ransel miliknya.
Mereka lalu berjalan beriringan menuju parkiran samping untuk mengambil motor Azzam. Setelah sampai, Azzam langsung meraih dua buah helm untuk dirinya dan Putri. Setelah keduanya selesai memasang helm, mereka langsung tancap gas pergi meninggalkan tempat parkir menuju jalan raya.
Di perjalanan, Azzam dengan sengaja melambatkan laju motornya. Ia melirik Putri dari kaca spion motornya. Azzam memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa menembak Putri. Tiba tiba terlintas ide di kepalanya untuk menembak Putri hari ini di cafe.
"Put, kamu laper nggak?" Tanya Azzam.
"Banget, Zam." Balas Putri.
Azzam terkekeh. "Kita mampir ke cafe yuk." Tawar Azzam.
Putri menggeleng, "di warung seblak aja, Zam." Pintanya dan langsung diangguki oleh Azzam.
5 menit di jalan, akhirnya mereka sampai di warung seblak. Mereka langsung memesan seblak, setelah itu langsung pergi mencari tempat duduk. Mereka kebagian tempat duduk di pojok, dekat dengan kolam kecil untuk ikan. Warung seblak ini mengambil konsep outdoor dengan meja berbentuk bundar dengan payung besar di atas meja tersebut.
Azzam kini kebingungan. Apakah ia bisa mengungkapkan perasaannya? Apakah ia bisa menyatakan cintanya? Bagaimana kalau ternyata Putri tidak menyukainya? Bagaimana kalau setelah ini Putri akan menjauhinya? Pertanyaan itu terus berputar putar di kepalanya hingga akhirnya ia memilih untuk jujur tentang perasaannya.
"Put..." Panggil Azzam yang membuat Putri tadinya melihat ke kolam ikan kini menoleh padanya.
"Iya, Zam?" Tanya Putri.
"Se-sebenarnya ak-" Sial bagi Azzam, ucapannya harus terpotong karena pelayan datang membawakan dua porsi seblak yang tadi mereka pesan. Azzam mengerang tertahan.
"Iya, kenapa Zam?" Tanya Putri setelah mengucapkan terima kasih kepada Pelayan tersebut.
"Mmm...Put," panggil Azzam kepada Putri. Putri yang tadinya ingin menyantap semangkuk seblak di hadapannya tertahan. Ia mendongak menatap Azzam.
Kini tatapan mereka bertemu. Azzam yang sudah gugup kini semakin gugup ketika di perhatikan seperti ini.
"Sebenarnya..."
"...besok ada PR ngga sih?"
0o0
A/n
Hadeuh..dasar Azzam! Ngomong suka aja ribet.
Gimana pendapatnya tentang part ini?
Author sampe belajar ulang materi atom lho😭
Tapi ngga apa apa lah. Buat para pembaca author yang cuntak dan tamvan
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Princess!
Teen Fiction"Mana ada Princess yang pipinya kayak bakpao?" Azzam dan Putri harus merahasiakan hubungan mereka berdua kepada semua teman temannya tak terkecuali para guru dan orang tua mereka.. Terkhususnya ayah Putri. Hubungan yang awalnya manis dipenuhi canda...