26 : Nonton bareng Azzam

41 9 6
                                    

Putri melangkahkan kakinya di koridor kelas 10. Tas nya terasa berat sekali hari ini. Tak hanya buku, di dalam tas itu juga ada laptop yang sengaja Putri bawa untuk menonton drakor dengan teman-temannya.

Azzam yang juga baru datang, matanya secara tak sengaja menangkap sosok Putri yang sedang berjalan di koridor. Azzam tersenyum. Dia langsung pergi menghampiri Putri.

"Assalamualaikum, Princess!"

Putri menoleh ke samping. Dan langsung mendapati Azzam sedang tersenyum sumringah kepadanya. Putri pun terkekeh lalu dengan segera menjawab salam dari Azzam.

"Tumben datang siang?"

Putri mengedikkan bahunya. "Ayah tadi bawa mobil, macet deh jadinya."

Azzam ber oh ria. Ia baru sadar bahwa hidungnya mencium bau perpaduan cherry dan mint dari tubuh Putri.

"Kamu pake parfum, ya?" tanya Azzam.

Putri mengangguk antusias. "Iya. Tadi minta parfum Bunda. Wanginya enak, ya? Bau cherry sama mint. Segerrr."

Azzam terkekeh. Lalu mengangguk. "Iya. Enak baunya."

"Kamu suka?"

"Suka kalo kamu yang pake."

Kali ini Putri yang terkekeh. "Kalo kamu suka, nanti aku pake terus."

Azzam kini bisa mendengar Detak jantungnya. Lalu ia tersenyum kepada Putri.

"Eh, Zam, Zam," Panggil Putri.

"Apa?"

"Itu Daniel bukan, sih?" Mendengar nama Daniel, Azzam langsung melotot lalu mengedarkan pandangannya untuk mencari orang itu.

"Mana?" Tanya Azzam. Putri dengan segera menunjuk ke arah satu remaja laki-laki yang sedang menggandeng tangan dua remaja perempuan sekaligus.

Azzam mengikuti arah telujuk Putri dan ia langsung menggeleng lkan berdecak. "Tuh kan, dia itu playboy. Aku udah bilangin ke kamu. Jangan deket-deket lagi sama dia."

Putri tertawa. "Emang siapa juga yang mau deket sama dia, Zam? Pacar aku bisa marah nanti."

"Hm?" Azzam tertegun. Ia bisa merasakan degub jantungnya saat ini. Biasanya ia akan lari demi menyembunyikan degub jantungnya. Namun kini tidak lagi. Ia sudah mulai terbiasa dengan jantungnya yang meloncat-loncat ketika bersama Putri. Azzam terkekeh. "Emang siapa sih pacar kamu?"

Putri menyipitkan matanya kepada Azzam. "Nggak tahu."

Azzam menyeringai jahil. "Emang, pacar kamu orangnya gimana?"

Putri terkekeh. "Orangnya itu baiiiiiiik banget. Dia pengertian, romantis, jahil, peka-nya kebangetan, kadang-kadang suka posesif. suka bikin gemess pokoknya."

Azzam terbahak. "Kamu yang bikin orang gemes, tuh. Gemes jadi pengin gigit bawaannya kalo ketemu kamu."

"Ihh, Azzam! Nggak lucu tahu! Serem!"

Azzam kembali terkekeh. "Emang nggak lucu. Orang kamu yang lucu!"

"Gombal!" Putri terkekeh diikuti dengan Azzam.

Hening setelah itu sampai Azzam menyadari Putri yang tampak keberatan dengan beban di tas ransel-nya.

"Mau dibawain tasnya?"

Putri menoleh lalu menggeleng. "Nggak usah modus!"

Azzam terkekeh. "Idih. Siapa yang modus?"

"Ya, kamulah siapa lagi?"

"Pacar kamu yang modus."

"Emang siapa sih pacar aku?" Putri mengetuk bibirnya menggunakan telunjuk. Pura-pura lupa.

Azzam menggelengkan kepalanya. "Ya aku lah." dengan gerakan cepat, ia langsung merebut tas Putri dan segera berlari kecil menuju kelas mereka.

"Ihh, Azzam!"

0o0

"Putri tutup mata kamu cepetan!"

Merasa perintahnya tak diindahkan, Azzam segera mengambil buku tulis di meja dan segera menempelkannya ke mata Putri.

"Ihh, Azzam, emang kenapa, sih?" Putri yang merasa risih dengan buku tulis yang menempel di wajahnya memberontak. Namun Azzam tak membiarkan Putri memberontak. Ia malah semakin menempelkan buku itu ke wajah Putri.

Putri, Siska, Azzam dan ditambah dengan Bagas-yang dipaksa Azzam untuk bergabung- tadinya sedang asyik menonton drakor di laptop Putri sampai tiba-tiba adegan yang tidak pantas ditampilkan muncul. Lebay memang. Tapi begitulah Azzam.

"Udah kamu diem dulu, bentar lagi selesai."

Bagas dan Siska menatap kedua orang itu heran lalu pandangan mereka bertemu. Lalu mereka dengan cepat memalingkan wajah.

"Udah, Zam?" tanya Putri.

Azzam menatap layar laptop. Memastikan. "Aman." setelah itu, ia segera menurunkan buku tulis itu dari wajah Putri.

"Emang tadi film nya kenapa sih, Zam?" tanya Putri bingung. Ia tadi sedang santai-santainya menatap layar laptop sampai tiba-tiba Azzam menyuruhnya menutup mata.

"Kamu nggak lihat, 'kan?"

"Lihat apa? Emangnya apa sih, Zam?"

Azzam anggap jawaban itu sebagai 'tidak' jadi Azzam bisa bernafas lega. "Tadi ada setannya."

Putri mengerutkan kening bingung. Emang iya ada setan di film Drakor? Entahlah Putri tidak tahu. Ia lebih baik mempercayai Azzam saja.

Mereka kembali menonton film itu sampai selesai. Saat itu jugalah Azzam mewanti-wanti jika ada 'setan' di film itu.

"Ihh aku pengen deh kalo ada cowok seromantis dia." kata Siska heboh membicarakan aktor pria yang mereka tonton tadi.

Putri tertawa lalu mengangguk setuju. "Iya aku juga pengen."

Sebenarnya Putri tidak sedang mengodei Azzam. Tapi, Azzam anggap itu sebagai kode. Azzam kembali mengingat-ingat scene romantis di film itu dan akan mencontohnya nanti jika ada waktu.

"Udah, kamu nggak boleh nonton Drakor lagi!" ucap Azzam dan langsung mendapati delikan tajam oleh Putri.

"Kenapa?" tanyanya.

Azzam segera memutar otak dan hanya jawaban aneh yang muncul di otaknya. "Nanti kamu jerawatan! Tuh lihat kening kamu udah muncul tanda-tanda jerawat bakal muncul."

Putri terkaget dan segera meraba keningnya. "Emang iya, Sis?" tanya Putri kepada Siska.

Siska tadinya ingin membantah namun niatnya ia urungkan ketika ia mendapati kode berupa pelototan dan mulut komat-kamit dari Azzam. Jadi Siska hanya mengangguk dan membenarkan Azzam.

"Tuh kan, Siska juga bilang gitu, kok. Tapi kalo kamu mau jerawatan, ya ... Terserah kamu." kata Azzam menakut-nakuti Putri.

Jujur, Putri sangat takut dengan jerawat. Ia pernah punya pengalaman buruk dengan 'si monster kecil' itu, makanya ia sangat takut ketika berurusan dengannya. Jadi Putri mengangguk saja.

Azzam menyeringai.

0o0

I Love You, Princess!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang