13 : Maza & Pupu

102 29 30
                                    

"Ayok, Zam! Kamu pasti bisa! Semagat! Semangat! Semangat! Azzam pasti bisa!" Putri mengepalkan kedua tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ayok, Zam! Kamu pasti bisa! Semagat! Semangat! Semangat! Azzam pasti bisa!" Putri mengepalkan kedua tangannya. Dia sedang mengasih semangat untuk Azzam yang kini sedang berusaha fokus menekan tombol mesin yang berada di hadapannya ini untuk mengarahkan capit boneka yang berada di dalamnya.

Capit itu mulai turun mencapit salah satu boneka yanga ada di bawah sana. Azzam menahan nafas. Putri disana bersorak kegirangan saat ia melihat capit itu mulai mengangkat boneka kucing itu. Baru berapa centi capit tersebut bergeser, namun boneka kucing itu sudah jatuh.

Azzam mendesah tertahan. Begitu juga Putri, ia sekarang sedang cemberut sambil menempelkan seluruh wajahnya ke kaca, ia merengek, "Azzam, mauu boneka ituuu!"

Azzam mau tertawa melihat Putri merengek manja seperti itu, namun ia juga merasa kasihan kepada Putri, sudah berapa kali ia gagal mencapit boneka kucing itu. Ia kesal. Bahkan tak jarang Azzam mengguncangkan mesin sialan itu.

Azzam menggesekan kartu, ia ingin mendapatkan boneka kucing itu untuk Putri. Putri bersorak senang, ia kembali menyemangati Azzam.

Azzam mulai mengendalikan tuas, mengarahkannya ke arah boneka kucing berwarna oranye itu. Putri masih menyemangati Azzam dengan wajahnya yang masih menempel di kaca mesin itu. Nafas Azzam tertahan ketika ia menekan tombol. Azzam menutup matanya tak berani melihat.
Ia hanya dapat mendengar suara Putri yang mendesah kecewa. Azzam pikir dia sudah gagal.

Namun dugaan Azzam salah, Azzam berhasil mendapatkan boneka. Tetapi yang ia dapat hanyalah boneka Panda yang menurutnya lucu. Azzam mengambilnya dan langsung mendekatkan nya ke wajah Putri. Azzam bergumam, "mirip."

Putri masih bisa mendengar itu, Putri merengut kesal. "Ihh Azzam!" Putri melotot tak terima dibilang wajahnya mirip dengan Boneka Panda yang menurutnya mengerikan. Bagaimana tidak mengerikan? Seluruh matanya hitam ditambah dengan perut putih yang besar menambah kesan horror bagi Putri.

Azzam tertawa, lalu memberikan boneka tersebut ke Putri, "nih, boneka kamu."

Namun Putri melipatkan tangannya kedepan dada. Ia mengalihkan pandangannya dengan pipi yang ia kembungkan. "Gamau, maunya boneka kucing."

Azzam meghela nafas, kemudian ia tertawa. Sungguh lucu sekali Putri ini. Baiklah sekali permainan lagi. Azzam mulai menggesek kartunya. Mencoba untuk bermain lagi. Putri yang masih ngambek, memilih duduk bersandar di samping mesin capit dengan memeluk lututnya.

Putri membiarkan orang orang nenatapnya dengan tatapan aneh. Dia mencekik leher boneka panda yang sekarang ia pegang ini. Bagaimana bisa boneka horror ini bisa berada disamping boneka kucing pada saat Azzam mencapit boneka yang menjadi incaran Azzam selama ini. Dia benar benar putus asa sekarang ini. Sudah berkali kali Azzam mencoba, namun hasilnya selalu sama hanya boneka panda ini yang ia punya.

"Nces," Azzam memanggil Putri. Putri mendongak menatap Azzam dengan dua alis yang terangkat. "Tadaaa" Azzam mengeluarkan boneka kucing berwarna oranye.

Putri terlonjak kaget dan berikutnya ia berseru senang. Tak butuh waktu lama, Putri sudah membuang boneka panda horror dan langsung meraih boneka kucing oranye dan memeluknya gemas. "Ihhh kamu kok nakal banget sih?" Serunya kepada boneka kucing berwana oranye itu dengan pelukan yang tak mau lepas lagi.

Azzam tersenyum lebar. Kamu dia tertawa senang. Tak sia sia pengorbananya selama ini. "Ayok, cari permainan lain," Ajak Azzam kepada Putri.

"Nanti, Zam! Kita belum kasih nama." Putri memandangi boneka kucing dihadapannya ini dengan gemas. Putri mulai memikirkan nama yang cocok untuk bonekanya.

"Eh, yang ini kenapa di buang?" Azzam kaget setelah melihat boneka panda nya sudah tersungkur di lantai. Azzam mengambilnya dan memberikan boneka itu kepada Putri

"Gamau, boneka itu jelek." Putri mecibir. Tatapannya kini beralih ke arah boneka kucing oranye yang masih ditangannya. "Lagian aku udah punya, Maza."

Azzam mengerenyitkan dahi, "Maza?"

Putri menangguk, lalu ia mengangkat boneka kucingnya, "iya, Maza. Lucu, kan namanya?" Tanya Putri dan langsung mendapat gelengan kepala dari Azzam.

"Yakin gamau boneka segemes ini?" Azzam mengangkat boneka pandanya.

"Ih gemes darimananya coba? Mukanya serem gitu!" Putri bergedik ngeri ketika Azzam kembali menyodorkan boneka angker itu.

Azzam mengerenyitkan dahi. Boneka segemes ini dibilang serem? Astaga. "Yaudah bonekanya buat aku aja, ya?" Tanya Azzam dn langsung mendapat anggukan kencang oleh Putri.

"Kasih nama siapa, ya?" Azzam memandangi boneka panda ditangannya ini

"Pupu aja gimana?" Tanya Azzam kepada Putri yang sedang berbicara kepada boneka kucingnya itu. Astaga.

Putri mendongak, "kebagusan. Kasih nama Anabelle aja!"

0o0

A/n:

Hadeh Putri...
Boneka seucul itu dibilang serem_-

Hayoloh ada yang ngeh sama nama bonekanya?o(^▽^)o















I Love You, Princess!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang