Bagaimana rasanya menyimpan perasaan begitu lama, namun kita tak pernah tahu apa yang diinginkan hati. Sudah terlalu sering terluka, mengata tak kunjung jera?
[ Taegyu ] [ School life! au ]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ㅊ Semesta ㅊ ___________
Dear diary,
Wah bukankah ini terlalu menggelikan untuk memulai lembaran yang sudah lebih dari pertengahan buku?
Tapi itu tak apa! Aku akan selalu membuat seluruh kata dalam buku ini, tak peduli sudah berapa lembar dan buku yang sudah kuhabiskan.
Apa kamu tahu? Ini sudah memasuki tahun kedua aku memulai membuat tulisan pada buku seperti ini, dengan topik yang sama dan perasaan yang sama pula. Tak berkurang sedetik pun, bahkan perasaan itu kian membesar.
Wah apakah perasaanku ini sungguh tak memiliki perasaan malu? Sudah berapa kali ditolak dan diabaikan, namun ia tetap tegar. Sudah beberapa bulir air mata yang sudah terjatuh, tapi ia tetap pada pendiriannya.
Sepertinya aku harus diberi rekor, sebagai orang terbodoh yang pernah ada. Perasaan terluka yang kian terasa, namun selalu diabaikan.
Tapi apa kamu tahu? Ini ajaib! Mulai hari ini, aku yang sudah beranjak dari tahun satu sma menjadi tahun kedua, kini satu kelas dengan mu! Ya, kamu. Semesta.
Seluruh topik yang selalu kubuat disini, perjalan mengambil hati Semesta adiwangsa. Pemuda bermata bulat, namun tetap memiliki sorot mata yang tajam dan tegas.
Lalu, apa kini aku harus memulai misi lainnya untuk mendapatkan dirimu? Sepertinya begitu! Semangat, semangat semangat buat diriku!
— Lentera, K . J.
Pemuda itu menutup buku usangnya, berjalan menuju kedua sahabat terbaik yang selalu ada untuknya.
Hari pertama menjadi murid kelas sebelas, tak begitu buruk. Apalagi dengan pujaan hati yang duduk disamping-nya.
" Lentera! Ayo belanja? Bian dapet uang lebih dari bunda kemarin karena dapet kelas sebelas ipa satu! "
" Wooooh! Traktir traktir! "
Mereka serentak tertawa bersama, sungguh awal yang sangat bagus. Semoga akan tetap begitu, hingga misi yang ia jalankan terwujud.
" Uuuuu, udah lebih dari dua tahun tau Ra. Masa mau mandangin Semesta terus? " Ia tersentak, Lentera menatap tak minat pada teman jangkung nya.
" Yah, kamu enak ngomong begitu. Hasil pdkt an mu sama kak Samudra berjalan lancar sih.... "
" Itu kesalahanmu... Makanya bergerak, jangan cuma ngandelin sticky note tau. Jaman sekarang mana ada yang mau baca begituan Lenteraaa. "
Yah, begitulah dirinya. Tertolak sebelum benar - benar melangkah kedepan. Ia hanya selalu mengandalkan beberapa kertas yang sengaja ditempelkan pada loker Semesta.
Namun ia pernah sekali bersembunyi dibelakang dinding untuk melihat bagaimana respon pemuda itu terhadap tulisannya.
Sangat menyedihkan, Semesta bahkan tak melihat apa tulisan yang ada disana. Ia langsung membuang kertas - kertas itu di tempat sampah.
" Ada dua alasan sih Yan... "
" Apa apa apa? "
" Pertama, takut kalau ekspetasi imajinasi ku lebih indah daripada realitynya...
Dan yang kedua, takut kalo ditolak secara langsung. "
Bian menatap Lentera dengan jengkel, intinya pemuda dihadapannya ini terlalu takut dengan segala kemungkinan yang belum pernah ia coba lakukan.
" Kamu gak bakal tahu hasilnya kalau belum mencoba, coba aja deketin secara realita ya... Bukan pake sticky note begituan. "
" Kalau gak berhasil? "
" Setidaknya kamu mencoba, kalau gagal. Ikhlasin aja toh, lagipula kamu manis kok. Jadian sama Nathan gak seburuk itu. "
Ah, Nathan.... Pemuda yang selalu berusaha mendekatinya, walaupun sudah beberapa kali ia tolak. Tapi sepertinya pemuda ini tak menyerah dengan mudah.
" Ck, dalam mimpi mu! "
-ΦΦΦ-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.