❝ 제 14 회 ❞

902 180 24
                                    

 ㅊ Semesta ㅊ______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semesta
______


Waktu terus berganti, Lentera dan Nathaniel sudah resmi menjadi pasangan. Namun belum ada rasa lebih dalam hatinya,  ia takut hanya bisa memberi angan - angan saja pada yang lebih muda. Karna sesungguhnya pemilik hatinya masih tetap pada Semesta,  sosok yang seharusnya ia lupakan. Distraksi terbesar yang ada didalam hidupnya.

Bahkan setiap Lentera bertatapan dan berhadapan dengan Semesta perasaannya kian bertambah besar. Ia sudah mencoba mengesampingkan tapi tetap tak bisa. Ia merasa sangat kejam pada Nathaniel.

" Ra, abis ini mau kemana lagi? " Lamunannya dibuyarkan, ia menatap kembali manik mata cokelat Nathaniel, tampak dan sangat terasa perasaan untuknya dalam tatapan Nathan. Membuat Lentera semakin bersalah saja. Pasalnya ini sudah hampir sebulan mereka menjadi sepasang kekasih, telah banyak yang diberikan Nathan padanya.

" G-gatau... "

" Kamu kenapa? Gak enak badan? Apa kita harus pulang aja? "

" Tapi kamu udah cape - cape luangin waktu yang seharusnya kamu pake buat lomba besok kan? "

" Gak apa, kalau untuk Lentera kapanpun pasti bisa kok. "

" Jangan gitu, aku ga mau nanti kamu malah sakit...." Seakan paham ucapan Lentera ia hanya tersenyum saja,  sangat paham. Pemuda manis ini belum memiliki rasa untuknya, dan tak akan pernah. Karna pemilik hatinya tak bisa digeser,  Semesta memang sangat kuat.

" Bertahan dikit lagi? Kalau beberapa minggu ini kamu tetep gak bisa, aku mundur. "

Ia merasa sangat jahat, sangat - sangat jahat, perasaan Nathaniel itu tulus. Tetapi ia tak bisa membalas perasaan pemuda itu. Lentera hanya menyakiti Nathaniel lebih dalam lagi. Ia sangat baik, membuat dirinya semakin buruk.

" Maafin aku.... "

" Jangan minta maaf, ini udah pilihanku. Tapi ku harap selama beberapa minggu perasaan mu terbuka sedikit. "

" Mauku begitu... Maaf N-nathan, k-kamu baik banget tapi aku cuma bisa menoreh luka." Ia terisak, menggenggam tangan yang lebih muda, menunduk tak dapat menatap mata yang memancarkan rasa hangat yang tulus yang tak akan pernah bisa ia balas. Jika saja Semesta bukanlah sosok yang ia sukai lebih dulu.

Nathan memeluknya, mengusap puncak kepala Lentera, memang ia sudah menyiapkan option terburuk yang terjadi pada akhirnya.

" Udah jangan nangis, walaupun waktu bisa ku ulang. Aku tetep ingin jatuh pada Lentera. Ini pilihanku, kamu gak salah apa - apa. Jangan nangis lagi, gak bisa aku liat kamu nangis, apalagi karena ku. "

                                   ΦΦΦΦ

Semesta tiba - tiba menghadang jalannya yang ingin mengantarkan buku - buku ke perpustakaan. Ia sedikit terkejut, pasalnya sudah lama ia tak melihat pemuda itu dari dekat.

Tatapan tajam nya tak pernah berubah, aura dingin yang selalu terpancar darinya. Bau mint khas parfum Semesta mengeruak menerpa penciuamnnya, sangat nyaman. Tetapi ada perbedaan, mata Semesta tampak sesikit lelah dengan kantung mata yang tipis namun tetap bisa terlihat jika dati dekat.

" Minggir, aku harus anterin ini. "

" Maaf. " Lentera melirik Semesta yang menunduk,  apa kata nya tadi? Maaf? Memangnya apa yang telah dilakukan pemuda itu—

" Maaf karna kasar sama lo tempo hari, gue gak maksud—"

" Gak apa, udah lama juga. Aku udah lupain kok, sekarang aku udah bisa lepas dari kamu. Berkat kamu hehe.." Ia tertawa canggung, bohong sekali bilang dirinya sudah bisa terlepas dari distraksi Semesta. Bahkan kehadirannya seperti ini sudah mampu memporak - porandakan hatinya.

" Udah bisa lepas? O-oh syukurlah... "

' Iya gue udah terlambat, seharusnya gue sadar. '

" Semesta gak mau ngomong lagi kan? Aku permisi mau nganterin ini. "

" Gue bantuin, pasti berat. " Ia mengangkat seperempat bukunya, meninggalkan dua buku yang akan dibawa Lentera,  membuat pemuda manis itu heran dengan sifatnya. Ada apa dengan Semesta?

Semesta tak boleh begini, membuat perasaannya semakin besar. Tidak ini salah, Lentera sudah bersama Nathan. Namun ini sangat nyaman, bolehkah dirinya egois untuk sejenak? Ia rindu dengan Semesta nya,  rindu semua tentang pemuda yang ada disampingnya.

-ΦΦΦ-

ㅊ S E M E S T A ㅊ __________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

S E M E S T A
__________

©prjvatelifeu.

ㅊ SEMESTA ㅊTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang