Bagaimana rasanya menyimpan perasaan begitu lama, namun kita tak pernah tahu apa yang diinginkan hati. Sudah terlalu sering terluka, mengata tak kunjung jera?
[ Taegyu ] [ School life! au ]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ㅊ Semesta ㅊ _______
Seharusnya memang akhir yang bahagia, namun setelah nereka berpacaran selama setahun apalagi kini masanya kelas dua belas mempersiapkan diri mengikuti ujian nasional dan teman - temannya. Mereka selalu saja bertengkar, entah dari hal kecil hingga hal jecil lainnya.
Seperti saat ini, dengan bodohnya Semesta memakai sepatu yang berbeda pada kedua kakinya saat les, ia mengusap belakang kepalanya gusar, Lentera hanya menatapnya datar.
" Bodoh, manusia mana yang bisa sampe se bodoh itu gak tau sepatu yang dia pakai belang? Kamu kenapa sih Ta? Kurang mineral apa gimana? "
" Kan karna kamu, aku harus jemput kamu kalau lama nanti kamu ngambek lagi ngambek lagi. Sadar diri kek. "
" Loh kok kamu jadi salahin aku?! Yang bodoh kamu ya itu salah kamu dong! "
Nathaniel yang tak sengaja melewati nereka hanya diam melihat pertengkaran rumah tangga keduanya, kenapa mereka selalu kekanak - kanakan terakhir kali? Kemarin juga mereka bertengkar dengan topik siapa yang memakan bakso terlebih dahulu, hingga berakhir dirinya lah yang mengambil kedua bakso milik Semesta dan Lentera.
" Udah dong woi?! Cuma sepatu! Cuma sepatu! Lagian lo kan juga ganteng Ta, bodohpun karna sepatu belang bakalan gak keliat. Capek gue dengerin masalah rumah tangga kalian. Gue sama Erlin aja nggak gitu banget? "
" Ya situ beda sama kami! " Lihatlah kedua nya kompak meneriaki Nathaniel yang hanya menatap keduanya dengan datar, memang susah jika berbicara dengan mereka berdua.
" Bodoamat, nyesel gue ngelerai kalian. Tuh berantem aja lagi, kalau bisa dilapangan. "
Semesta dan Lentera terdiam, mereka saling menatap satu sama yang lain.
" Maaf. " " Maaf. "
Lagi dan lagi mereka saking mengucapkannya bersamaan, sudahlah Nathaniel tak ingin mendengar kelanjutannya. Yang ia pastikan mereka pasti bertengkar lagi dan lagi.
Dan benar saja, Semesta dan Lentera kembali berdebat siapa yang harus minta maaf dan dimaafkan.
Sebenarnya Lentera juga lelah berdebat terus menerus dengan Semesta, tetapi pemhda itu sangat kekanak - kanakan dengan membalas ucapannya.
Sepulangnya mereka dari les, Lentera dan Semesta memutuskan untuk pergi menikmati sore nya hari di taman komplek perumahan mereka berdua.