❝ 제 18 회 ❞

863 168 18
                                    

ㅊ Semesta ㅊ________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semesta
________

" Kak, nangis lagi. Kenapa? Semesta lagi ya? " Mendengar suara yang tak asing, Lentera segera menghapus air matanya. Mencoba untuk terlihat biasa saja agar Nathan tak curiga.

" E-enggak! Mataku gak apa -apa! Gak nangis! " Ia tersenyum menoleh kearah Nathaniel yang baru saja duduk disebelahnya, pemuda itu menawarkannya kotak susu kesukaan dirinya.

" Yaudah deh terserah kakak, gak bisa bohong juga kamu ini kak. Nih mau ga? "

" Aku gak bohong dih, a-apaan sih, udah dibilang gak nangis! " Ia mengambil kotak susu dari Nathaniel, namun Lentera hanya menatapnya tanpa ingin membukanya.

" Kalo gak nangis, terus apaan dong? Pipimu basah gitu trus matamu berair loh lak? "

" Mataku keringetan! "

Bagus, alasan yang sangat tidak masuk akal. Lentera mengumpati dirinya yang bodoh beralasan seperti itu. Matanya keringat?

" Baru tau mata bisa keringetan—"

" Dih bodo ah, malesin. " Nathaniel hanya tertawa melihat Lentera menghentakan kakinya berjalan menjauhi dirinya.

Ia sangat tahu, jika sedari tadi ada yang memperhatikannya dari jauh.

" Ta, gak lucu lo ngumpet - ngumpet gitu. Gak keren. " Yang dipanggil teelonjak kaget,  ia keluar dari tempat persembunyiannya untuk mendekati Nathaniel.

" Lo tau ternyata. "

" Iyalah, gue gitu. Apa yang nggak Nathaniel tahu sih? " Semesta terdiam,  ia masih enggan berbicara dengan pemuda dihadapannya.

" Duduk sulu sini, gue ada yang mau diomongin sama lo Ta. "

" Lo mau ngomong apa? "

" Duduk dulu kali. " Ia mengalah, memilih mengikuti keinginan Nathaniel dengan duduk disebelahnya. Tepat dimana Lentera duduk tadi.

" Dari dulu, kita bersaing. Walau lo gak nyadar, dari dulu gue udah nyoba buat jauhin Lentera dari lo. Tapi tetep gak berhasil Ta, sampai dimana lo yang buat dia nyerah dan memilih gue—" Nathaniel sengaja menggantung ucapannya untuk melihat reaksi Semesta,  tetapi pemuda itu tetap diam.

" Seharusnya gue bilang makasih ke lo,  Thanks Ta gara - gara lo kita berdua jadian, seharusnya gue bilang gitu. Tapi percuma, jadian pun hati Lentera tetap bukan milik gue. Dia udah ngunci rapat - rapat,  bahkan gue gak bisa nemuin kunci yang pas buat masuk ke hatinya. Gue iri sama lo Semesta,  karna kunci yang pas itu sedari dulu hanya lo yang punya. "

" Sorry Than, gue gak bermaksud buat—"

" Yaelah gapapa kali, gue juga udah nyerah Ta. Sesusah apapun berusaha kalau dia tetep nya mau sama lo,  ya gue harus sadar diri.  Kejar Lentera Ta, gue denger lo nyerah gitu aja buat merjuangin Lentera. Kalau baru aja segitu lo udah nyerah, inget gimana perjuangan Lentera buat lo sadar tentang dia. Gue duluan ya? " Ia menepuk pundak Semesta yang sedang termenung, Nathaniel memang benar. Dirinya terlalu cepat untuk menyerah padahal Lentera dulu lebih berat perjuangannya dibandingkan dirinya. Lagi pula bebannya sedikit berkurang setelah Nathaniel menyetujui dieinya untuk mengejar Lentera.

Mulai saat itu ia selalu mendekati Lentera, seperti membawakannya tas dan buku - buku yang ditugaskan untuk Lentera disaat waktunya yang lebih tua piket mengambil buku.

Lentera terheran - heran dengan Semesta, bukannya kemarin pemuda itu bilang ia menyerah akan dirinya? Lalu kini mengapa?  Dan lebih heran lagi Nathaniel merasa biasa saja, pemuda itu justru cenderung mengabaikannya. Apa -apaan itu? Ia lebih fokus pada ponselnya.

Lagi,  lagi dan lagi,  Semesta membawakannya sebotol air mineral tersenyum tipis disaat dirinya menerima air pemuda itu. Ia ingin bertanya, ini waktu yang tepat bukan?

" Semesta, aku mau nanya. " Pemuda itu menoleh dengan senyum tipisnya,  mata bulat itu terasa hangat dibandingkan sebelumnya. Ini senyuman yang selalu ia inginkan disaat dirinya bertatapan dengan Semesta, tak dapat dipungkiri jantungnya berdetak kencang hanya dengan Semesta yang tersenyum.

" Mau tanya apa? "

" Yang kemarin itu, kamu bilang ingin menyerah tetapi sekarang—"

" Oh itu, untuk apa gue nyerah buat seseorang yang juga ngerasain hal yang sama kaya gue. Semesta yang dulu emang tolol dan bodoh ya, gak nyadarin kristal bening yang ada didekatnya. "

Lentera terdiam, pipinya memerah padam. Ia tak mampu lagi menatap lamat Semesta, sungguh jantungnya tak akan kuat. Pemuda itu memang sengaja ingin membunuhnya ya? 

-ΦΦΦ-

[] Aku abis liat lagi list rekomendasi lagu dari Soobin,  isinya lagu balad sama galau an semua. Itu kelinci galau kenapa deh :)?

 Itu kelinci galau kenapa deh :)?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

S E M E S T A
____________

©prjvatelifeu.

ㅊ SEMESTA ㅊTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang