ㅊ Semesta ㅊ
_______Hatinya menjadi sangat ragu, entah mendengarkan ucapan Bian atau mengikuti pemikirannya. Temannya itu ada benarnya juga, dengan dia bertahan pada Nathaniel juga sama dengan melukai pemuda itu lebih dalam lagi.
" Ra, diem aja? Bian mana? " ia tersentak, menoleh menatap sosok yang memanggilnya. Samudra tersenyum sambil membawa sekantong roti dan susu kesukaan temannya. Seharusnya Bian bersama Lentera, tetapi pemuda itu permisi pergi ke kamar mandi meninggalkan dirinya termenung di taman belakang.
" Gak tau kak, Bian tadi misi ke toilet. Coba deh liat kesana, atau gak mungkin dia balik ke kantin? "
" Yaudah, gue tunggu disini aja. Oh ya—"
Lentera menoleh kembali, Samudra seperti sedang memikirkan sesuatu untuk dikatakan pada dirinya.
" Bilang aja kak, kakak mau ngomong apa? "
" Begini, mungkin gue gak tepat bilang ke lo, tapi sebagai sahabat Semesta atau Nathaniel aja deh. Sebenernya lo suka sama siapa? " Pertanyaan yang diberikan Samudra membuatnya terdiam, sangat yakin dirinya belum memiliki perasaan apa - apa pada Nathaniel. Ia masih suka dengan Semesta, namun enggan kembali membuka hatinya pada pemuda itu.
Lentera sudah cukup lama menunggu dan mengharapkan Semesta, tetapi pemuda itu bahkan tak peduli dan tega mematahkan hatinya entah itu memang maksud yang sebenarnya atau karna Semesta yang pada saat itu sudah berpacaran. Ia cukup sadar jika dirinya tetap mendekati Semesta, julukan perebut kekasih orang akan ia sandang.
" Jujur aku memang masih belum bisa lupain Semesta, tapi... Aku udah nyerah kak, masa menunggu dan mengejar Semesta udah selesai untuk aku. Tera udah nyerah, terlalu capek karna sifat Semesta yang gak akan pernah bisa aku mengerti... "
" Gue ngerti, Semesta emang bego banget ngelepasin orang kaya lo. Tapi, semua orang punya kesempatan kedua kan Ra? Lagipula, Semesta begitu karna gak mau kamu di cap sebagai perebut karna dia masih berpacaran sama Lia—"
" Kalau sekarang? " Samudra terdiam, ia juga tak tahu pasti tentang pemuda itu, yang ia tahu Semesta sepertinya sudah berakhir dengan Lia.
" Udah, dia nyadar kalau sebenarnya yang dia suka itu bukan Lia tapi lo Ra. "
" Tapi aku bukan option kak, Semesta mudah banget pindah dan mutusin semuanya sendiri. Kalau setelah ini ternyata perasaannya suka sama yang lain, dia juga bakal ninggalin Tera lagi kan? Aku capek kak, mau balik ke kelas. Kakak bisa nunggu Bian disini, Tera duluan ya kak? " Lentera berdiri dan berjalan menjauhi Samudra yang tengah terdiam. Ucapan pemuda manis itu memang benar. Tak bisa ia sanggah.
Lentera masuk kedalam kelasnya, tak sengaja saling bertatapan dengan Semesta yang terdiam didalam kelas. Semuanya hening, hingga Semesta menganggap pemuda manis itu tak nyaman dengan kehadiran dirinya.
" Aku keluar, kamu masuk aja. "
Ia terdiam, seharusnya Lentera menahan Semesta. Ini waktu yang tepat untuk menjelaskan semuanya. Saat pemuda itu berjalan kearah pintu, Lentera menahan pergelangan Semesta.
" T-tunggu! Aku butuh penjelasan kamu. Kenapa kamu begini? Apa alasanmu— "
" Bukannya pas itu aku udah jelasin semuanya? Seharusnya kamu sudah ngerti apa yang aku katakan. Kamu menjauhi aku karna sudah mengerti 'kan? " Ia terdiam, pegangannya mengendur tak menahan Semesta. Hingga pemuda itu berjalan keluar, tetapi sebelum ia keluar pemuda itu mengatakan sesuatu.
" Tegakin kepala kamu, jangan nangis. Ini salah aku, jadi aku menyerah. Bahagia sama Nathan, Ra. "
Hatinya terasa teriris, bukan ini yang ia harapkan. Ia tak mau Semesta menyerah begitu saja. Lentera terdiam, perlahan air matanya menganak dan turun membasahi pipi lembutnya.
' Semesta, semudah itu kamu menyerah? Kenapa? '
-ΦΦΦ-
ㅊ S E M E S T A ㅊ
__________©prjvatelifeu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ㅊ SEMESTA ㅊ
FanfictionBagaimana rasanya menyimpan perasaan begitu lama, namun kita tak pernah tahu apa yang diinginkan hati. Sudah terlalu sering terluka, mengata tak kunjung jera? [ Taegyu ] [ School life! au ]