Bagaimana rasanya menyimpan perasaan begitu lama, namun kita tak pernah tahu apa yang diinginkan hati. Sudah terlalu sering terluka, mengata tak kunjung jera?
[ Taegyu ] [ School life! au ]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ㅊ Semesta ㅊ _______
Apa kalian ingin tahu sesuatu yang mengejutkan?
Nathaniel, pemuda berdarah campuran yang telah lama merangkap meniadi sahabat, musuh dan seseorang yang senantiasa menunggu Lentera tiba - tiba berada didalam kelasnya sebagai anak pindahan kelas lain. Bahkan ia dengan berani mengusir teman duduk Lentera agar dia bisa satu meja dengan pemuda itu.
Alasannya sangat simpel, cuma mau deket sama Lentera biar anak itu tak goyah dengan pendiriannya ingin move on dari lelaki yang sedari tadi meliriknya.
Nathan yang melihat itu buru - buru mengalihkan atensi yang lebih tua.
" Kak, ternyata soalnya susah ya beda materi sama kelas ku dulu. Ajarin ya ya ya pas istirahat? " Lentera mengerlingkan matanya, lihat ini. Jika sudah tau begitu lantas mengapa pemuda ini ingin pindah?
" Lagian ngapain juga kamu pindah kesini? "
" Kelas ku sepi, gak ada kamu. Jadi daripada repot merindu langsung aja aku pindah kelas, cerdas ' kan? "
" Cerdas. Banget. Ya. "
Lentera kembali memfokuskan pikirannya pada pelajaran yang berlangsung, hingga saat jam istirahat berbunyi Nathaniel langsung menggereknya menuju kantin. Melupakan seseorang yang sedari tadi meliriknya, semenjak pertemuan terakhir mereka, Lentera benar - benar menghindarinya. Seharusnya itu bagus, memang itu yang ia inginkan tetapi ada satu sisi dalam hatinya merasa kecewa dengan dirinya sendiri.
" Nathan yang ini udah ngerti? " Lentera menyenggol lengan yang lebih muda agar menyadarkannya namun Nathanil hanya tersenyum menatap dirinya.
" Iya makan dulu yuk? Laper pusing kepalaku ini loh liat rumus banyak banget. "
" Dih banyak alasan, bilang aja males. "
" Loh kok tau? Kaget nih kak kamu cenayang ya? "
'Puk! ' Sendok itu diketuk ke kepala Nathan, Lentera menatapnya jengah. Kembali memakan bakso yang baru saja ia pesan, namun kembali teringat hal lucu saat mereka berada di taman bermain.
" Kenapa ketawa? Ada yang lucu dari aku emangnya? "
" Ada loh, pas lagi naik roller coaster—"
" Gadenger gak gadenger, kak aku duluan ya ku tunggu didalam kelas. "
" Dih bayar dulu! Nanti malah kebawa sampe ke roller—"
