❝ 제 7 회 ❞

968 193 26
                                        

 ㅊ Semesta ㅊ_______

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semesta
_______


" Lentera! " Semesta memanggilnya dengan sedikit menaiki intonasi suaranya,  ia menoleh. Pemuda itu hanya menampilkan tatapan dingin seperti biasa,  membuat Lentera gugup.


' Apa Semesta marah? Kecewa?  Aku harus apa? '

" Kemarin ngilang,  lo kemana? "

" M-maaf Semesta....  Lentera kemarin....  Kemarin jenguk Bian,  dia masih sa-sakit. " dengan takut - takut,  ia memaksakan diri untuk membalas tatapan Semesta.  Manik hitam legam yang berkelap kelip,  seakan akan menyimpan alam semesta seperti namanya.

Sangat sayang karena pemiliknya tak pernah tersenyum hangat membuat manik matanya tak terasa hangat,  sangat tajam dan menuntut. Sesuai dengan sifatnya. 

" Setidaknya lo bilang ke gue. "

" Sekali lagi Lentera minta maaf, Semesta...... Hari ini aku bi—"

" Gak perlu, hari ini gue sibuk. Duluan Ra. "

Lentera menghela nafas nya,  yah sepertinya pemuda itu marah padanya. Lagi lagi jarak terbentang luas diantara mereka. Bahkan Semesta pergi tanpa mendengar perkataannya. 

Namun ia tak menyesal, jika waktu terluang lagi. Lentera akan selalu berlari menuju rumah Biansyah,  temannya itu sangat berarti baginya.

Ah omong - omong,  apa Bian sudah cerita masalahnya pada Samudra? Lalu bagaimana? Sepertinya Lentera harus menjadi detektif untuk hari ini.  Apalagi tadi Bian meminta ijin untuk tak ikut dengannya untuk ke kantin. 


Lentera mengendap - endap,  mendengar obrolan kedua pemuda yang ada didepannya. Sepertinya Bian belum mengatakan apapun.

" Kak.... Yang waktu itu—"

" Kenapa Ca? Apa ada masalah? Hari kemarin kenapa gak masuk? Tau'kan kakak khawatir sama kamu sayangku? "

Ia menahan tangusannya,  tak siap dengan respon yang akan diberikan kekasihnya. Membuat Samudra semakin bertanya - tanya.

" K-kalau Aca berubah jadi gendut,  kakak masih tetep suka 'kan?  Kakak gak bakal ninggalin Aca, kan?  K-kakak udah janji....."

" Hei,  kenapa? Waktu itu kenap—


Dek,  kamu hamil? " Bian mengangguk pelan,  ia menutup matanya tak siap dengan apa yang diucapkan Samudra.  Semua pikiran negatif semakin memenuhi pikirannya, hingga ia merasakan pelukan hangat dari kekasihnya.

" Gak apa,  kakak tetap tanggung jawab. Maaf karena ku kamu jadi nanggung ini, seharusnya aku nahan nafsu ku— maaf Ca... "

Mendengar balasan Samudra membuat Lentera yang menguping jadi lega,  setidaknya temannya itu mendapat dukungan dari sosok yang ia cintai. 

Mereka memang cocok, Lentera jadi iri. Apa ia harus menyerah untuk Semesta? Hatinya sepertinya sudah sedikit lelah. Apa artinya Lentera akan mendekati saat jenuhnya? 

Jika saat itu tiba, apa dirinya baik - baik saja? Apa Semesta baik - baik saja?  Lentera terlalu baik,  bukannya memikirkan perasaanya malah ia memikirkan perasaan Semesta. Ah tentu pemuda itu tak apa. Memangnya ia siapa?

Bahkan kini ia melihat adegan romantis Semesta dengan Lia. Pemuda itu mencubit gemas pipi Lia,  tersenyum hangat. Senyuman yang tak akan pernah diberikan untuk Lentera.

Matanya terasa berair,  ia sudah menduga hal ini akan terjadi. Tetapi ia harus apa?  Hanya menahan rasa sakitnya,  tetapi kali ini rasa itu semakin terasa. 

" Gak usah dilihat, kak. " Nathan memutar badannya, mengangkat dagu yang lebih tua. Lentera menutup mata,  air matanya turun tanpa ijin.

" Sakit.... "

" Tau, makanya liat Nathan aja. " Ia menggenggam erat telapak tangan Lentera,  mengajaknya untuk pergi dari tempat itu. Ia tak akan pernah melepaskan genggamannya. 

Membawa Lentera ke rooftop dan membiarkan yang lebih tua menangis sepuasnya,  tangisan pilu Lentera semakin kuat saat Nathan mengelus pucuk kepalanya.

" Puas - puasin nangisnya kak,  abis itu lupain,  ok? "

" G-gak bisa..."

" Hah....  Ngeyel, udah tau sakit. Bukannya nyerah, lagian ada aku loh kak? "

" Berisik! Huwaaa.... Nathan nyebelin! " Ia memukul dada yang lebih muda,  membuatnya menahan rasa sakit. Tak bisa diremehkan,  Lentera ini sangat kuat. 

" Duh,  remuk badan ku. "

" Bodo! Makanya jangan nyebelin! "

' Semesta, aku ingin egois. Tak suka melihatmu tersenyum hangat dengan gadismu, kenapa tidak denganku saja? Dasar tak adil. Aku lebih dulu suka tak dapat apa - apa. '

-ΦΦΦ-

 
[] Takut besok gak bisa update, jadi aku double update aja untuk hari ini doang. Ehe,  semoga besok aku bisa up deh ya 😐✊

 Ehe,  semoga besok aku bisa up deh ya 😐✊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


S E M E S T A
___________

© prjvatelifeu.

ㅊ SEMESTA ㅊTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang