ㅊ Semesta ㅊ
_______
" Aca, udah jangan nangis lagi... Eum? Kenapa? Udah ih, Tera kan udah disini. " Ia memeluk sahabatnya, sudah tiga pulih menit setelah Lentera tiba namun pemuda itu tak henti - hentinya menangis.Lentera menangkup wajah gembil temannya, mata sembab berair dan hidung memerah serta bibir pink mengkilat. Wah Biansyah Arsyandra ini benar - benar manis sekali ya, ia jadi iri.
" Liat sini, tuh nanti hidungmu makin kesumbat! Jangan nangis lagi, mukamu jelek tauuu. "
" Tera... Aku harus gimana? Aku takut.... "
" Kamu takut kenapa? Mau cerita? "
" A-aku ngelakuin itu sama kak Samudra... T-terus—"
" APA?!!! " Ia terkejut dengan ucapan temannya itu, Lentera sangat yakin Bian ini anak yang polos. Tapi mengapa kini begini? Semua nya rumit, ia melirik Bian yang meringkuk sambil mendekap kaki jenjangnya.
Bian sudah menceritakan semuanya, bagaimana ia telah melakukan hubungan yang seharusnya tidak dilakukan oleh anak kelas sebelas.
" Jadi kamu gimana? Udah bilang kak Samudra belum? " Bian menggeleng menjawab pertanyaan Lentera, ia menghindari kekasihnya beberapa hari ini. Bahkan ia sengaja mengurung dirinya dirumah.
" Kamu belum bilang sama siapa - siapa kecuali aku? Gimana sama ibumu? "
" Ibu apanya... Ibu aja gak pernah peduli sama Bian, dia cuma peduli sama suami barunya sama anak nya itu... "
Lentera menatap sedih sahabatnya, ia sangat tahu hubungan Bian dengan ibunya benar - benar rusak. Bahkan saat perpisahan smp mereka ibu nya tak datang. Benar - bebar orang tua yang buruk.
" Eiii tak perlu dipikirin! Kamu ada aku, siapa yang bakal lawan kamu?! Hadapin Lentera dulu! "
" Eunggg kamu emang sahabat terbaikku! Makasih Lentera... Aku bahkan udah mikir kalau kamu bakal kecewa sama aku. Aku ngilang aja dari bumi... " Ia melirik pisau buah yang ada disampingnya, membuat Lentera bergedik ngeri. Apa - apaan ucapan sahabatnya itu?!
" Awas aja kamu lakuin hal yang aneh! La-lagian gimana dedek nya? Kamu udah beneran check? "
" Udah.... Udah berulang kali, tapi... Tapi hasilnya tetep garis dua huwaaaa Tera.... Bian bakalan jadi mama? "
Lentera menghela nafas lelah, ia mengusap pucuk kepala sahabatnya, memukul pelan dahi yang lebih tinggi.
" Udah dilakuin baru nyesel, aduh... Emang ya dasar kamu! Pokoknya awas aja kalau macam - macam! Hari ini sampai seterusnya kamu tinggal sama aku aja. Besok harus sekolah loh ya?! Ada ujian matematika tuh. "
" Siap bos! "
Ia tersenyum, setidaknya Bian tak terlalu sedih seperti tadi. Lentera bersiap - siap, sekalian menyiapkan barang - barang sahabatnya untuk diajak kerumahnya.
" Ayo siap - siap! Pakaian udah ku masukin. Kamu tinggal ganti baju, ayo kita pulang kerumah? "
ΦΦΦΦ
Ia memandang balkon rumahnya, langit malam terlihat sangat indah. Hembusan angin menerpa wajah cantiknya, Lenyera melirik sahabatnya yang telah tertidur di tempat tidur.
Lentera akhirnya mengingat janjinya dengan Semesta, oh astaga! Lalu sekarang ia harus bagaimana? Apa Semesta akan marah? Ah ia melewatkan kesempatan yang jarang. Apa ia harus mengirimi pesan pada Semesta? Tapi jika tak dibalasnya?
Terserah! Ia akan tidur sekarang, Lentera menutup pintu balkonnya dengan keras, dan mengikuti Bian untuk masuk kedalam alam mimpi. Namun sebelum itu ia menatap langit - langit rumahnya yang dihiasi bintang - bintang dan bulan yang sedikit bersinar.
" Selamat malam Semesta... Mimpi indah. " Ia menutup matanya, tersenyum membayangi wajah tampan pemuda itu hingga hanyut masuk kedalam alam mimpi.
Sedangkan ditempat lain, Semesta masih asyik memandangi ponselnya. Entah darimana ia dapat nomor Lentera.
" Dia gak merasa bersalah apa? Tiba - tiba ngebolos terus ingkar janji? Apa - apaan? Gue kira dia suka sama gue..? Lagian lo kenapa sih Semesta??! Masa mikirin dia? Lo kan udah jadian sama Lia! " Ia berusaha menutup matanya agar tertidur, namun yang muncul malah bayang - bayang Lentera.
" Lentera.... Manis.... "
Semesta tersenyum sambil bergumam tak jelas hingga masuk kedalam mimpinya.
-ΦΦΦ-
ㅊ S E M E S T A ㅊ
___________©prjvatelifeu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ㅊ SEMESTA ㅊ
FanficBagaimana rasanya menyimpan perasaan begitu lama, namun kita tak pernah tahu apa yang diinginkan hati. Sudah terlalu sering terluka, mengata tak kunjung jera? [ Taegyu ] [ School life! au ]