3

6.7K 431 16
                                    

"kamu mau kemana?" Tanya Aqilla pada Lian.

Aqilla baru selesai shalat dan melihat Lian yang tengah bersiap-siap.

"Kepo" cibirnya.

"Ihh, yaudah sih kalo gak mau ngasih tau" ucap Aqilla.

"Yee ngambek, Gua mau kerja lah" ucap Lian.

Aqilla menoleh ke Lian dengan tatapan bertanya.

"Kerja apa? Ini udah jam 8 malam" tanya Aqilla sedikit khawatir.

"Balapan" jawab Lian, dia membenarkan Hoodie nya.

"Ihh Lian! Gak boleh balapan, kalo kamu kenapa-kenapa gimana??" Protes Aqilla.

"Ciyee khawatir" goda Lian sambil mencolek-colek dagu Aqilla.

"Serius Lian! Aku gak mau Yaa jadi janda di usia muda! Umur ku masih 16 tahun!"

"Lu doain Gua mati dong kalo gitu??"

"Aku gak doian kamu mati! Aku cuma takut aja!"

"Gak usah takut, Gua aman kok, Lu di rumah Yaa, jangan kemana-mana tidur jangan kemalaman, gak baik untuk Lu yang lagi hamil, gausah nunggu Gua kalo lu mau nunggu" pesan Lian, dia mengelus kepala Aqilla yang tertutup hijab.

Ahh Aqilla jadi sedikit baper karena perlakuan Lian ini.

"Yaudah, hati-hati jangan sampe kenapa-kenapa" Pesan Aqilla yang di angguki Lian.

"Siipp"

Aqilla mengecup punggung tangan Lian membuat Lian terdiam.

Selama ini Aqilla hanya menyalim. Tidak pernah mengecup tangannya.

"La?"

"Apa? Aku sering liat Ayah sama ibu kaya gitu, jadi Aku ikuti aja" jawaban Polos itu mengalir dari bibir kecil Aqilla

"O..owh, yaudah Gua pamit, assalamualaikum"

"Wa'alaikumsallam"

Setelah kepergian Lian, Aqilla menutup pintu rumahnya lalu masuk ke kamar.

Ngomong-ngomong..

Aqilla sebenarnya takut sendirian di rumah! Apalagi kalau malam!

"AYAHH IBUU, QILLA TAKUUTT" Teriak Qilla, dia menutupi tubuhnya dengan selimut.

••>>>

"Lah?? Lu ikut main?" Tanya Arsya ketika melihat Lian.

Lian mengangguk.

"Iyalah, mau makan apa anak istri gue kalo gak ikut balap?" Ujar Lian.

"Owh iya gue lupa, si Monyet ini kan udah jadi sobat missquen " sindir Dimas, tapi becanda aja kok.

"Kalo butuh kerjaan bilang Gua" ujar Arfan yang sedari tadi hanya diam.

Lian menatap Arfan langsung

"Serius Lu?" Tanya Lian dan Arfan mengangguk.

"Ya" katanya.

"Yaudah Gua emang butuh kerjaan" katanya bersemangat.

"Datang aja ke Caffe" titah Arfan.

"Oke, thanks Sob"

"Hm"

••

Lian membuka pintu kamar dan melihat Qilla yang tidur dengan menutupi dirinya dengan selimut.

"Ya susah nafas lah kalo di tutup semua gitu? Ada-ada aja Bini Gua yang satu ini!" Dengus Lian tak habis fikir.

Ehh?? Perasaan kan dirinya emang cuma punya 1 istri?? Hadehh Lian-Lian.

Lian menggelengkan kepalanya.

Lian memilih untuk membenarkan selimut Aqilla sampai sebatas dada, lalu tatapnya beralih ke perut Aqilla yang masih rata.

Iyalah, usia kehamilan Aqilla kan masih 2 bulan, belum terlalu keliatan

Lian meletakan tangannya ke atas Perut Aqilla lalu mengelusnya.

"Sehat-sehat disana ya Dedek, Papa nunggu nih" bisik Nya.

Setelah itu Lian menjauh dari Aqilla dan pergi ke kamar mandi.

Mau mandi!

••

"Oyy kikil, nanti Gua pulang sekolah gak pulang kesini ya" ujar Lian.

Aqilla yang lagi membersihkan tempat tidur membalikkan badannya melihat Lian.

"Mau kemana?? Mau melalak ya?" Tanya Aqilla curiga

Lian menggernyit

Melalak?? Apa itu?? Bahasa apa??

"Melalak?" Beo nya tak mengerti.

Aqilla tersadar, Lian pasti gak ngerti.

"Melalak itu maksudnya berkeliaran, kebawa bahasa Kisaran dulu aku kan" gerutu nya.

"Kisaran??"

"Itu tempat aku dulu waktu kecil, kisaran itu terletak di salah satu kota Sumatra Utara" jelas Aqilla.

Lian hanya ber-oh- ria sebagai jawaban.

"Gua bukan mau melalak yang kaya Lu bilang, Gua mau kerja" Jelas Lian.

Aqilla duduk di tepi ranjang karena merasa sedikit capek.

"Kerja apa?"

"Kaya nya pelayan, kerja di Cafe Arfan"

"Arfan yang ngasih kamu kerjaan?" Tanya Aqilla.

Lian mengangguk.

"Eh! Semua Lu panggil nama, kita tuh beda 2 tahun inget?!" Ujar Lian sedikit nyolot.

Aqilla mengedikkan bahunya.

"Ya gimana, aku udah kebiasaan manggil semua orang pake nama, kecuali orang tua dan orang-orang yang beriman"

"Yeee kampret! Berarti kita berempat kaga Beriman maksud Lu?!" Omel Lian.

Aqilla nyengir.

"Pikir aja ndiri"

"Ahh tau dah, Gua mau pergi jangan kemana-mana, kunci pintu, ngerti?!"

Aqilla mengangguk mengerti.

"Iyaaa"

"Yaudah Gua pergi, assalamualaikum" ucap Lian ketika Aqilla telah mencium tangannya.

"Wa'alaikumsallam"

GOOD BYE MY DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang