18

4.2K 293 8
                                    

"H..hai Aqilla" Sapa Dimas canggung kepada Aqilla.

"Eh? Di..Dimas? ma..masuk" Aqilla mempersilahkan Dimas masuk dengan Kikuk.

Dimas mengangguk lalu memasuki rumah.

"Lian ada Qil?" Tanya Dimas.

Aqilla menganggukan kepalanya.
"Ada kok, tunggu yaa Aku panggilkan" Ucap Aqilla yang di angguki Dimas.

sementara Aqilla pergi memanggil Lian, Dimas memilih menunggu Lian dengan duduk di sofa.

**

"Lian... uyy bangunn!" Lian menggoyangkan badan Lian yang tengah tertidur itu.

Lian merasa terganggu tidurnya hingga Ia Bangun dari tidurnya.

"Apaan?" Gumamnya. nyawanya belum terkumpul dengan sempurna.

"Itu temen kamu datang"

Ha? Teman?? siapa? Dimas? Arsya atau Arfan?

Lian mengambil posisi duduknya.

"Siapa?? Arfan?" Tanya nya.

Aqilla menggeleng sebagai jawaban.

"No..no..no"

"Terus??"

"Lihat sendiri deh Yan.." Jawab Aqilla malas sambil menarik-narik tangan Lian agar segera beranjak dari tempat duduk.

dengan malas Lian beranjak dari tempat tidur dan segera menghampiri temannya sebelum Aqilla mengamuk.

"Lah? Elu ternyata? ngapa kesini? ganggu orang tidur aja Lu" Kesal Lian saat menghetahui yang datang adalah Dimas.

"Yahhh Si Mo--" Dimas tak jadi melanjutkan bicaranya saat melihat Aqilla yang hendak mendekati mereka.

"Eh,, gak jadi. baru inget Gue kalo ini bulan Puasa jadi gak boleh mengumpat"Kata Dimas kemudian cengir kuda.

"Mampus kan Loooo.. kaga berani sama Bini Gua" Tawa Lian membuat Dimas memberengutkan wajahnya.

"Kenapa? kok pada ketawa?" Tanya Aqilla.

Lian dan Dimas menggeleng.

Aqilla ikut duduk bergabung bersama Lian.

"Terus kenapa Lo kesini??" Tanya Lian lagi.

"Gini Loh Manusiaaa.. si Arfan bakalan tunangan dua hari Lagi! jadi siap-siap dah. mau ngabarin Lo dari Hp tapi Lo udah kaga punya Hp, jadi dengan berbaik hati Gue yang ngasih tau Lo. Gimana? baek kan Gue?" 

Lian dan Aqilla masih terdiam dengan berita yang ada.

Arfan?? Tunangan? sama siapa?? kok tiba-tiba??

"Serius Lo?" Tanya Lian tak percaya.

Dimas mengangguk.

"Yah benar lah.. untuk apa gue bohong" jawab Dimas santai.

"Kok? Tiba-tiba??" Gumam Aqilla.

Dimas menggelengkan kepalanya acuh.

"Gak tau Gua"

"Kenapa gak dia aja yang kesini coba??" Tanya Lian lagi.

"Gak mau dia, dia kan tunangan karena di paksa"

"Sama orang tua?"

Dimas mengangguk lagi.

"Kasian banget kak Arfan di jodohin" Gumam Aqilla, ia merasa sedih.

Lian menoleh ke Aqilla, ada perasaan kesal saat ia mendengar Aqilla bergumam seperti itu.

Tapi di lain sisi Lian senang, itu berarti saingannya takkan ada lagi.

"Kenapa?? Lu gak terima kalo Arfan di jodohi? Lu cemburu?" Desis Lian.

Aqilla yang mendengar itu menatap Lian sinis. ingin menjawabi omongan Lian tapi ia lagi Puasa.

Sabar Aqilla..sabar..
Batin Aqilla menenangkan dirinya.

"Terserah" Akhirnya Aqilla hanya menjawab dengan acuh.

"Yaudah Ntar Kita datang. Thanks udah kasih info" Kata Lian berterimakasih pada Dimas.

Dimas tersenyum dan mengangguk.

"Yoi.. same same. Yaudah dah, Gua mo balik. masih mau syuting lagi" ujar Dimas sombong membuat Lian rasanya ingin menoyor kepala Dimas.

Tapi dia lagi berpuasa, harus mengurungkan niatnya itu.

"Sakkarepmu lah Dim" Ucap Lian malas.

Dimas tertawa.

"Yaudah deh, gue cabut. Qil, mari"

Aqilla tersenyum.

"Hati-hati" Pesannya.

"Yoi"

***

"Lian, udah Buka ayo makan" Seru Aqilla berteriak.

Lian yang tengah berada di kamar atas mendengar teriakan Aqilla. tapi rasanya enggan untuk kesana.

"Ck! iyaaa"

"Muka nya santuy dongg Natap aku gitu banget kaya ada hutang aja" Cibir Aqilla sambil menuangkan Teh ke gelas untuk Lian.

Lian diam tak menanggapi.

melihat itu membuat Aqilla menghela nafas. sepertinya Lian masih marah kepadanya karena mengira dirinya cemburu kepada Arfan yang ingin bertunangan.

"Pimpin doa" Titah Aqilla saat ia telah duduk di Kursi.

"Hm" Lian menjawab dengan deheman.

lalu Lian pun memulai membaca doa berbuka puasa dan doa makan. kemudian mereka meminum Teh panas terlebih dahulu lalu selanjutnya memakan Kurma satu biji.

"Ini aja dulu, makan besarnya sehabis Shalat" 

"Hm" 

Lagi, Lian hanya menjawab dengan deheman membuat Aqilla menghela nafas panjangnya.

kemudian Lian beranjak dari tempat duduk ingin bersiap-siap untuk Shalat.

"Kalo Kamu berfikir Aku cemburu sama Kak Arfan yang mau tunangan kamu salah. Aku gak cemburu, buat apa aku Cemburu?? Aku gak suka kak Arfan, yang Aku suka kamu! Suami aku dan Ayah anak-anakku" Sahut Aqilla tiba-tiba membuat Lian terdiam.

Hatinya menghangat...

GOOD BYE MY DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang