7

4.6K 335 1
                                    

"mau keluar gak??" Tanya Lian pada Aqilla.

Hari ini adalah hari Minggu, sekolah dan kerjaan Lian libur jadi Lian punya banyak waktu untuk istirnya itu.

Kasian juga Aqilla selama 4 bulan  ini gak pernah keluar karena takut.

Iya, Aqilla takut sama dunia luar.
Takut di hina.

Aqilla langsung menggeleng, membayangkan orang-orang di luar sana yang akan menatapnya dengan tatapan aneh seakan membuat Aqilla merinding.

"Enggak!" Tolak Aqilla.

Lian menggernyit lalu ia ikut duduk di samping Aqilla.

"Loh kenapa? Hayuuk kita jalan-jalan, kesian juga Gua liat Lu ngedekem di rumah terus, udah kaya burung" Kata Lian.

"Takut" cicit Aqilla.

Owh oke, Lian mengerti.

"Tenang, ada Gua!" Ucap Lian sambil menggenggam tangan Aqilla.

Aqilla menatap Lian dalam, ada keraguan dalam hatinya.

"Emm oke" ucap Aqilla membuat Lian tersenyum.

••

Benar saja, banyak pasang mata yang menatap kearah Lian dan Aqilla, menatap seolah-olah tengah mencaci.

Terlihat jelas wajah Aqilla yang masih muda, tapi perutnya sudah membesar, walaupun Aqilla mengenakan jilbab panjang dan pakaian longgar tak menampikkan perut besar Aqilla yang terisi dua nyawa di dalamnya.

"Tuh kan? Aku bilang apa!" Dengus Aqilla.

Lian menatap sekeliling nya.

"Alahh, gausah di liatin mereka! Anggap aja mereka lagi liat artis makanya pada Natap kaya begono" ucap Lian.

Em...

Ada benarnya juga sih.

"Mau kemana??" Tanya Lian.

"Terserah kamu" jawab Aqilla.

"Oke deh kita ke mall, sekali-kali makan disana" putus Lian.

Aqilla menatap Lian seolah-olah tak setuju dengan keputusan Lian.

"Kenapa??"

"Jangan di mall! Mahal, di Warung aja" kata Aqilla.

Dia tak ingin buang-buang uang, karena Aqilla yakin uang Lian tak banyak.

"Tenang, Lu takut uang gua gak cukup??"

Aqilla mengangguk ragu.

"Yaelah, uang bisa di cari. Aman Dahh" kata Lian.

Yaudahlah, sekali-kali gak apa-apa.

Akhirnya Aqilla mengangguk menyetujui.

"Oke"

••

Saat ini mereka berdua tengah berada di mall yang tak jauh dari rumah mereka.

Tapi pada saat ingin ke tempat makan, Lian bertemu seseorang.

Seseorang yang sangat teramat berarti dalam hidupnya.

"Shilla." Gumam Lian tak percaya melihat keberadaan gadis itu.

Genggaman tangan yang semulanya mengerat kini mengendur hingga terlepas membuat Aqilla bingung.

Aqilla mendongak melihat Lian, tatapan Lian fokus kepada perempuan yang berdiri tak jauh dari tempat mereka.

Perempuan itu juga sama, dia menatap haru Lian.

"ALIIII?!!" Teriak nya, perempuan itu berlari bsrhambur kepelukan Alian membuat Aqilla menganga tak percaya.

Tambah tak percaya lagi saat Alian membalas pelukan perempuan yang Qilla Dengar dari mulut Lian bernama Shilla.

"Ini..ini benar kamu Lian??" Tanya shilla tak percaya

Lian mengangguk.

"Iya, ini aku"

Aku-kamu??? Wahh menakjubkan.

Lian saja berkata Lu-Gua, dan dengan perempuan ini??

Oke! Sepertinya Aqilla terabaikan, hatinya sakit menyaksikan adegan di depannya ini.

Aqilla memilih menjauh dari mereka, mencoba untuk sejauh mungkin dari jangkauan mereka.

"Eh-ehh, itu bukannya Aqilla ya??"

"Mana?"

Gawat! Aqilla mendengarnya ingin rasanya ia kabur dari tempat ini.

"Itu!"

"Eh iya?? Setelah sekian lama gue gak pernah liat tuh cewek Murah, akhirnya ketemu disini"

"Samperin yuk!"

"Ayuk lahh"

Baru saja Aqilla ingin melangkahkan kakinya menjauh, para cewek-cewek tadi sudah berada di depannya.

"Owhh, jadi ini cewek yang di katain Alim itu??" Sindir Devi, yah. Aqilla tau nama cewek ini karena dia adalah teman satu sekolah Aqilla dulu.

"Alim?? Murah iya?!" Kata Eesya, teman satu geng Devi.

Mereka itu adalah geng bully di sekolah Aqilla dulu.

"Liat tuh perutnya, udah besar" tunjuk Siska pada perut Aqilla membuat Aqilla secara reflek memeluk perutnya.

"Aku permisi" ucap Aqilla ingin pergi tapi tangannya di cekal oleh salah satu dari mereka.

"Eeiittss mau kemana?? Sini lah sama kitaa"

"Iya, buru-buru banget"

"Lepas Siska!!" Kata Aqilla berusaha melepaskan cekalan Siska.

"Gak semudah itu bitch!" Desis Devi.

Devi berjalan mendekat ke Aqilla, di tariknya hijab Aqilla itu.

"Mending Lo buka ini Jilbab! Gak pantes sama Lo yang Pelacur!" Desisnya membuat hati Aqilla sakit.

Aqilla menggeleng.

"Aku mohon lepas.."

"Guys! Buka jilbabnya" titah Devi yang langsung di angguki oleh Esya dan Siska.

Aqila menggeleng berusaha untuk mempertahankan hijabnya agar tak di lepas oleh mereka.

Tapi semua sia-sia saat sebentar lagi hijab Aqilla  terlepas.

"Aku mohon jangan..." Pinta Aqilla dengan air mata yang berlinang.

Mendengar kesengsaraan Aqilla membuat Devi dan teman-temannya tertawa.

Orang-orang yang berada di mall menyaksikan perbuatan Devi yang lain, tapi mereka tak ingin ikut campur. Padahal Aqilla sudah melayangkan tatapan minta tolong kepada mereka.

"LEPASIN AQILLA!"

Suara tegas itu menghentikan aksi Devi dan teman-temannya.

Mereka semua melihat ke arah orang itu.

GOOD BYE MY DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang