4

6.1K 425 4
                                    

Huftt hari ini adalah hari yang melelahkan bagi Aliando Abizar Ardha ini.

Ia baru tau jika mencari uang sesulit ini.

"Kalo tau Gua cari uang sesusah ini, Mama gak bakalan gue tuntut minta ini minta itu! Merasa bersalah Gua jadinya" gumam nya membayangkan sosok Mama nya yang berkerja dari pagi hingga malam.

Memang Mama Alian mempunyai beberapa cabang Butik di berbagai Daerah malah sekarang merambat ke negara, walaupun begitu Alian tau pasti sangat lelah harus menangani  semua itu sendiri.

Dan Alian selalu mempersalahkan Mama nya yang selalu tak ada waktu untuk nya.

"Kaya nya habis ini Gua ke rumah dulu dah, minta maaf sama Nyokap, Durjanah Bat dah gua selama ini keknya"

"Emang Lu durhaka, Elunya aja yang baru nyadar" sahut seseorang yang Lian sangat amat mengenali suara ini.

Siapa lagi kalau bukan Dimas??

Nah kan benar aja, waktu Lian membalikkan badannya menghadap belakang Lian melihat Arsya dan Dimas.

"Nyahut aja kaya kabel" cibir Lian.

"Kabel cintamu" goda Arsya.

"Amit-amit Njirr, Gua masih normal" Lian bergidik ngeri.

"Iyalah normal, kalo gak normal gak bakalan ada itu calon anak Lu di perut Aqilla" celetuk Dimas.

"Nahh tuh Lu pinter" ucap Lian.

"Btw ngapain kalian kesini? Nih cafe gak menerima curut-curut macam Lu-Lu pada tau gak?!" Ucap Lian nyolot.

"Ya Alloh banggg jahat bener, Kit Ati Dedek" ucap Arsya mendramatisir.

"Ihh mit amit, nyebut nama Allah itu yah bener!" Nasihat Lian.

"Ampun Pak ustadz"

"Di kasih tau juga"

"Udah lahh, ehh si Arfan mana? Kumpul skuyy! Mumpung kita berempat di cafe" Ajak Dimas.

"Lu lupa kalo Gua lagi kerja?" Ucap Lian sedikit nyolot.

"Alahh santuyy, gak bakalan di potong gaji Luu, Gua yang nanggung Dahh"

"Mentang-mentang kaya bayar-bayar gaji Gua seenaknya" cibir Lian menirukan salah satu iklan di tv itu.

"Baru datang di marahi?! Ngajak gelud?!"

"Ehhh-ehh malah iklan Tv Lu pada! Udah Dahh, Arfan mana Arfann?" Arsya menengahi.

"Di ruangannya lahh, semedi" kata Lian.

"Tuh anak kerjanya semedi aja, jangan-jangan nih cafe pake Pelaris kali ya??"

"Heh! Bacot di jaga! Dengar pengunjung cafe, Kalian Gua mutilasi" Tau-tau Arfan sudah ada di Belakang Dimas Dan Arsya.

Arsya dan Dimas membalikan badan mereka lalu menyengir kuda.

"Hehehe becanda"

"Baru juga di omongin Lu, udah nongol ajee" kata Arsya.

"Panjang umur dong berarti dia" ucap Lian.

"Yaudah masuk!" Titah Arfan mengajak mereka bertiga masuk ke ruangannya.

"Gua juga Fan?" Tanya Lian

"Ya!"

"Tapi kerjaan Gua??"

"Aman"

"Ahhh.. makin zheyeng dehh sama Arfann" goda Lian membuat Arfan bergidik ngeri.

"Jijik!"

Lian tertawa.

Lalu mereka berempat masuk kedalam ruangan Arfan.

••>>>

"Semua udah selesai, tinggal masak aja" ucap Aqilla ketika telah selesai mengerjakan Pekerjaan rumah.

Ehh tunggu, Mau Masak tapi gak tau Lian pulang jam berapa?

"Lian pulang jam berapa ya?" Gumam Aqilla.

Mau nanya Lian, tapi Aqilla gak punya nomor Alian lagi..

Duhh ini nih susahnya! Padahal mereka udah nikah tapi belum ada tukaran kontak.

"Ini sebenarnya salah aku atau dia ya?? Kaya nya salah dua-duanya dehh" ujar Aqilla.

Sudahlah, Aqilla merasa capek! Mending Aqilla istirahat sebentar.

Aqilla duduk di sofa sambil memainkan Handphone-nya.

Dia iseng membuka galeri Hp nya dan menemukan foto-foto Aqilla dengan sahabat-sahabatnya.

Zhiva, Dan juga Arvin.

Mereka dulu sangat dekat, dekat sekali seperti keluarga.

Tapi sayang semua itu hilang karena adanya suatu Rasa.

Yah, Rasa yang merusak persahabatan mereka.

Arvin, ternyata menyukai Aqilla, sedangkan Zhiva menyukai Arvin, Zhiva marah karena Arvin menyukai Aqilla hingga Zhiva memutuskan persahabatan nya.

Sedangkan Zhiva menolak rasa Arvin sehingga membuat Arvin menjauhi Aqilla.

Aqilla sangat rindu dengan mereka berdua, di saat-saat sepetinya ini ingin rasanya Aqilla mempunya teman untuk mengobrol.

Tapi sekarang??

"Ehh, kok aku nangis sihh?? Aqilla jangan nangis! Nanti dedek juga ikut nangis, kan Dedek bisa ngerasain apa yang kamu rasa!" Gumam Aqilla pada diri sendiri.

Dia harus menguatkan dirinya agar janin yang ada di dalam kandungan nya itu tidak merasakan apa yang Aqilla rasa.

"Dek, kamu sehat-sehat disana yaa, Mama-- Ng..gak tau dehh kamu nanti panggil Aku apa, tapi yang pastinya kami menunggu kamu" ucap Aqilla pada perutnya, dia mengelus perutnya itu.

GOOD BYE MY DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang