19

4K 286 17
                                    

"Kamu patah hati?" Tanya Aqilla sembari mendongak menatap Lian yang tengah terpaku dengan apa yang ada di hadapannya.

Karena tak mendapat respon dari Lian, Aqilla menggoyangkan sedikit tangan Lian membuat Lian tersadar dari lamunannya.

"Eh? Kenapa dah?" Tanya Lian menunduk melihat Aqilla.

"Kamu patah hati?" Tanya Aqilla lagi.

Lian menggelengkan kepalanya.
Siapa juga yang patah hati, dia hanya terkejut saja saat melihat siapa yang bersanding di samping Arfan itu.

"Enggak" bantah Lian tegas.

"Kalo enggak kenapa melamun?"

"Cuma sedikit kaget, Ternyata sahabat Gua tunangan sama mantan pacar Gua" jawab Lian enteng.

Yah.

Arfan bertunangan dengan Shilla.

Mantan pacar nya.

"Kirain" gumam Aqilla.

"Yaudah lah kil, Buru kita samperin itu si kunyuk. Habis itu kita Embat makanannya" ajak Lian.

Aqilla mengangguk.

"Kuyyy" seru nya.

"Eh tunggu"

Mendadak Aqilla berhenti melangkah saat Lian berseru.

"Kenapa?"

"Plastik yang gue suruh bawah Lo Bawak kan?"

"Bawak"

"Bagus" Lian tersenyum kemudian mengelus kepala Aqilla yang tertutup hijab.

Dasar Lian.

Ia menyuruh Aqilla membawa plastik besar untuk membawa makanan-makanan yang ada di sini.

Dasar kang makan:v

"Hai kak" sapa Aqilla saat sudah berhadapan di depan Arfan dan shilla.

Arfan membalas sapaan Aqilla dengan tersenyum, lain dengan Shilla yang menampilkan raut wajah tak sukanya.

"Gak nyangka dah gua" gumam Lian seraya menggeleng.

"Gua juga" gumam Arfan tanpa di dengar siapapun.

Shilla sendiri? Rasanya ia ingin berhambur kedalam pelukan Lian.

"Jodoh gak ada yang tau kak" ujar Aqilla yang di angguki Lian.

Bener sih kata Aqilla.

"Yang Laen mana nih?? Tumben gak keliatan?" Tanya Lian.

"Nyari mangsa" jawab Arfan.

Lian mengangguk mengerti.

Pantes aja gak keliatan.

"Yaudah deh Qil, cari makan yok! Gua laper nih" ajak Lian menarik tangan Aqilla.

Aqilla mengangguk saja.

Kemudian mereka pergi setelah permisi kepada Arfan dan shilla.

Arfan tersenyum menatap kepergian Aqilla.

Mungkin jalan ini memang benar.

Agar Aqilla bahagia, tak ada lagi yang mengganggunya.

Ia sengaja menerima pertunangan ini agar Shilla tak lagi mengganggu rumah tangga sahabatnya dan pujaan hatinya.

Iya.

Arfan suka Aqilla, tapi dia sadar jika Aqilla sudah ada yang punya.

Dan itu adalah sahabatnya.

Biarlah ia mengalah demi kebahagiaan Aqilla.
____

"Jangan minum!" Tegur Aqilla saat melihat Lian ingin mengambil segelas minuman bir.

Lian bersungut.
"Iya dah iyaaa" pasrahnya.

Lian tak jadi mengambil minuman itu.

"Aku ambilin sirup aja, jangan minum itu. Kamu tunggu sini"

"Ehh gak usah, gue aja"

"Enggak, aku aja" ucap Aqilla tak terbantah yang membuat Lian mau tak mau membiarkan.

Payah urusannya.

"Yaudah" kata Lian.

Aqilla tersenyum kemudian ia berlenggang pergi untuk mengambil sirup di tempat bagian minuman.

Lian diam sambil terus memperhatikan Aqilla yang mulai melangkah menjauh.

Dari arah sebrang, Shilla datang dan langsung mendorong Aqilla dengan sengaja.

Beruntung keadaan ramai membuat orang-orang tak terlalu memperhatikan aksi Shilla.

Aqilla terjatuh, jelas saja. Karena shilla mendorongnya sangat kuat.

"Awww sakit.." ringis Aqilla memegang perutnya.

Rasanya sangat sakit..

Ya Allah..semoga anaknya tak kenapa-kenapa.

"Tolong..." Mohon Aqilla pada Shilla.

Shilla Diam saja sambil memperhatikan Aqilla yang mulai merintih kesakitan.

Darah segar keluar dari selangkangan nya.

Siapapun tolong Aqilla...

"AQILLA!!"

****

"Gua gak nyangka sama Lo shilla! Kenapa Lo sejahat ini?! Salah Aqilla apa?!!" Bentak Lian pada shilla.

Saat ini mereka semua, Lian, Arfan, shilla dan dua sahabat Lian yang lainnya tengah berada di rumah sakit menunggu Aqilla yang tengah di tangani di rumah UGD.

Tadi, saat Aqilla berusaha berteriak meminta tolong. Dimas ada di dekat sana mendengar jeritan Aqilla dan segera berlari menolong Aqilla.

"Kamu masih nanya salah dia apa?! Salah dia Karena dia udah merebut kamu!!" Pekik shilla.

Lian terperangah.

Arghhh..

Kepalanya pusing!

Lian menjambak rambutnya.

"Kalau sempat terjadi apa-apa sama istri dan Anak gue! Gue gak segan-segan ngabisin Lo! Camkan itu!" Desis Lian menunjuk wajah shilla dengan jari telunjuk kemudian berlalu dan memilih untuk berdiri di depan pintu UGD.

Arfan? Dia diam saja..

Walaupun Tunangannya di bentak seperti itu dia tetap tenang.

Shilla salah.

Jelas saja.

Jadi untuk apa dia membela?

"Semoga Aqilla dan bayi nya gak kenapa-kenapa" doa Dimas dan Arsya.

Mereka juga sama khawatir nya

GOOD BYE MY DAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang