-48

1.4K 55 7
                                    

         Saya yakin kalian tau cara menghargai Author😊

"Assalamu'alaikum bagaimana keadaan mu?" ucap seorang pria sembari mengecup puncak kepala Galang yang tengah duduk di teras rumah nya yang letak nya berhadapan langsung dengan halaman pondok.
Galang menengok ke arah pria itu sebelum menjawab pertanyaan pria itu yang selama ini selalu ada di sisinya.

"Wa'alaikumsalam, ayah. Allhamdulillah, Aku baik," Ucap galang sembari tersenyum ke arah pria itu yang ternyata ayah nya. Ricky tersenyum sembari tangannya bergerah mengelus dada Galang.

"Bagaimana dengan kesayangan nya Galang? apa dia nakal?" Tanya Ricky yang di sambut kekehan pelan dari sang putra, tangan Galang bergerak menyentuh tangan sang ayah yang kini masih mengelus dada nya dan mengenggam nya.

"Aku baik-baik saja, ayah. Selagi ayah, buna, dan kak alwi di samping galang semuanya baik-baik saja dan Kesayangan nya sudah tidak ber ulah " Ucap Galan dengan nada suara menirukan anak kecil. Ricky ter kekeh pelan mendengar jawaban dari putra nya. Ditarik tangannya dari dada Galang dan di elusnya kembali puncak kepala Sang putra istimewa nya itu.

"Jangan pernah pikirkan apapun yang dapat membuat kondisi putra ayah ini Drop, Putra ayah tidak boleh stress, Nak..." Ucap Ricky sembari meraih Galang ke pelukannya. Galang sendiri memejamkan mata nya, Setiap sendi tubuh nya tidak bisa memungkiri perasaan nyaman dekapan sang ayah. Iya merasa seketika beban pikirannya hilang seketika. beban fikiran yang selalu membuatnya takut akan malam. Takut dengan malam yang akan membawanya ke alam mimpi, namun tidak akan pernah membawanya kembali . Meskipun Galang tau kematian ada di tangan Allah Swt. Tetap saja rasa itu terus melekat menjadi sebuah ketakutan yang tidak pernah hilang.

"Wah! Ternyata Ayah sama Galang di sini. Alwi dari tadi nyari-nyari. Ternyata di sini" Suara Alwi yang tiba-tiba menggema di telinga Ricky dan Galang sukses membuat keduanya menengok ke arah Alwi.

Galang tidak berusaha melepaskan pelukan sang ayah, Karna menurutnya pelukan sang ayahnya sangat nyaman. Alwi menghampiri ke dua nya.

"Alwi juga pengen di peluk" Ucap alwi. Ricky pun merentangkan tangannya dan kembali membawa kedua putranya ke dekapan nya.

"Terimakasih sudah berjuang, Nak"

******

"Tante..." Lirih galang seketika tubuhnya menegang wajahnya sudah pucat, peluh bercucuran di dahi nya Galang mengeratkan pelukan nya pada tubuh sang ayah. Ricky yang menyadari itu memerintahkan Alwi untuk membawa galang masuk ke dalam.

"Alwi, bawa Galang ke dalam" ucap Ricky tenang dan lembut. Alwi pun mengangguk mengerti namun galang tak ingin melepaskan pelukan pada yang ayah. Galang terlalu takut dengan kejadiaan yang menimpa nya, Kejadian yang menyangkut pauti dengan Nayla.

"Apa mau mu? Aku sudah tahu semuanya kamu adalah Nayla. Apa maksud dari penyamaran mu? kenapa kau menyangkut pauti permasalahan yang tak ber faedah dengan putra ku?" Tanya Ricky pelan wanita itu pun tersenyum sinis dan melirik tajam Galang.

"Syukurlah, jika Ustadz sudah mengetahuinya. Aku hanya ingin Kau menjadi milik ku" Ucap Nayla sangat enteng Ricky yang sudah mengetahui situasi berikut nya pun berusaha agar tidak terbawa emosi. Karna emosi tidak akan menyelesaikan apapun.

Cinta Sang Ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang