~49

1.2K 52 7
                                    

Assalamualaikum...Author come back😄ngucapin apa kek😂 saran kek apa kek. biar authornya punya mood ngak gampang anjlok.

Saya yakin kalian mengerti cara
menghargai seorang penulis😊 saya mengharapkan kerja sama nya. Saya butuh dukungan kalian. 1 vote dan komentar kalian adalah salah satu semangat saya untuk terus berkarya.
Terimakasih Untuk 38K. Readers nya😚♥🎉🎉 saya benar-benar tidak menyangka sampai ke titik ini.

Happy Reading...

Berulang kali Galang menghembuskan nafas nya. sejak tadi ia hanya tiduran di atas ranjang ia tak malakukan aktifitas apapun kecuali melamun.

"Uhh.. Membosankan sekali" ucap seorang remaja yang tengah menyandarkan kepalanya di kepala ranjang pesakitan iya hanya memandang jendela kaca yang menampakan suasana di halaman Rumah sakit. Galang berfikir, kenapa kedua orang tuanya tidak sama sekali menampakan batang hidungnya sejak ia sadar. Hanya ada Alwi yang menemaninya, Tapi sekarang ia benar-benar sendiri karna sejak 30 menit yang lalu Alwi pamit untuk pulang dan membersihkan diri.

Jam kini sudah menunjukan pukul 17.35 Wib. Galang masih sendiri di kamar VIP nya. Tidak ada yang menemani sedangkan hari sudah semakin gelap beberapa menit lagi Adzan Magrib akan segera berkumandang

Samapi akhirnya panggilan dari sang Maha penguasa pun tiba. Galang berusaha melepaskan jarum infus yang menjadi hiasan di tangan nya selama beberapa jam kebelakang.

"Allhamdulillah "Ucap Galang sambil menyatukan kedua tangannya lalu ia usapkan ke arah wajah pucat nya. Galang melangkahkan kaki nya ke lantai dingin Rumah sakit untuk menuju Toilet yang ada di ruang rawat nya. Dengan hati-hati galang melangkahkan kakinya untuk mengambil air wudlu Karna ia akan melaksanakan kewajibannya sebagai muslim.

Kini Galang tengah berduduk sila di atas sajadah yang mengarah ke Kiblat nya umat islam.

"Ya Allah, Terimakasih sudah mengijinkan aku tetap berada di tengah keluarga kecil ku. Aku sangat ber Syukur karna sampai saat ini Aku masih bisa bernafas dan melihat keluarga ku. beri aku umur yang panjang dan tolong angkat penyakitku. Aku tidak ingin membuat keluargaku susah. Sudah cukup penderitaan yang aku beratkan kepada keluargaku , aku tidak ingin memberatkan mereka lagi. Jika kau lebih sayang padaku ambil aku aku iklas dan aku mohon jaga keluargaku karna aku hanya percaya padamu Aku menitipkan mereka padaMu " Ucap Galang dalam Do'a nya. Suaranya sangat pelan terdapat isakan-isakan dalam kata yang di ucapkan nya. Galang menangis? iya Dia menagis. Dadanya terasa sesak , tapi bukan berarti penyakitnya nakal tapi karna iya terlalu takut jika suatu saat nanti iya meninggalkan keluarganya. Ia memang iklas jika Allah membawanya pergi ke hadapan Nya. Namun tetap saja rasa takut nya terus menyelimuti fikiran dan batinnya.

Galang hanya bisa pasrah. Ia pasrahkan kepada Allah Swt. kepada sang pencipta Langit, Bumi, Manusia dan seluruh makhluk yang ada di dunia yang Fana ini . Ia menangis dalam diam di setiap sujudnya. Ia percaya jika Allah sudah merencanakan segalanya termasuk 'Umur dan kematian' itu adalah takdir yang sudah Allah tetapkan.

Cinta Sang Ustadz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang