Part : -13-

271K 20.9K 1.5K
                                    

Selesai acara makannya di istirahat kedua, Kiara beranjak menuju toilet untuk mencuci mukanya dan merapikan rambutnya.
Setelah keluar dari bilik toilet Kiara dipanggil Bu Nindi untuk membatunya membawa buku ke Perpustkaan.
Kia ingin menolak karena di kelasnya sekarang pasti sudah ada Pak Arkan si guru killer. Tapi dirinya tak mau dianggap tidak tau diri menolak perintah guru.

"Makasih ya Kia. Maaf ibu buat kamu telat masuk kelas" Ucap Bu Nindi lembut sesampainya di perpustakaan.

"Sama-sama Bu. Ngga papa kok. Kia langsung ke kelas yah Bu" Pamitnya.

Karena takut Bapak Arkan terhormat akan mengomel sampai berbusa, jadinya Kia berjalan tergesa-gesa. Akibat kecerobohannya itu kakinya menginjak tali sepatunya sendiri di tiga pijakan tangga terakhir.

"Aduhh" ringisnya.

Kia berusaha bangkit dengan berpegangan pada pinggiran tangga tetapi kakinya terlalu sakit.

"Masa kaki gue kekilir sih??" Tanyanya pada diri sendiri.

"Trus gue ke kelas gimana?? Mana tadi ponselnya di Gavin lagi" Gerutunya masih duduk ngedeprok di tangga.

Kemudian matanya melihat sosok Ryan di koridor menuju kelasnya.

"RYAAAANN!!" Teriak Kia tak memperdulikan sekitar.

Ryan terlonjak lalu berjalan menghampiri Kiara.

"Lo ngapain nge deprok di situ??" Tanya Ryan bingung.

"Ngepell" Balas Kia sewot.

"Oh" Ucap Ryan santai lalu melengos.

"Anjiiir. Gue jatuh Ryaann!! Kaki gue kekilirr!!" Pekik Kia emosi.
Ada gitu manusia setidak peka Ryan.

"Bodoamat sih, nggak nanya!!"

"itu orang kelewat ngga peka apa ada dendam terselubung sih sama gue" batin Kia.

"RYAAAANNNNN!!!" Teriak Kia saat Ryan hendak meninggalkannya

"Apa lagi??"

"Lo mau kemana Oncomm!!"

"Yang kekilir kaki lo kan??"

Kia mengangguk

"Berarti telinga lo masih berfungsi dan lo denger kan bel masuk udah bunyi. Ya gue mau ke kelas lahh Samsudiiin"

"Nyolot lagii. Bantuin gue ke kelas Malih"

"Dih minta tolong malah pake urat" Cibir Ryan.

"Bodoamat bantuin gue kelas cepetann!!" Kia mengulurkan tanganya meminta dipapah.

"Telfon Gavin aja si!"

"Hp gue di Gavin"

"Yaudah gue ke kelas dulu manggilin Gavin ent--"

"Ya tinggal lo yang bantuin gue ke kelas kenapa sihh?? Gue ngga punya penyakit kulit kok ngga bakal nular"

Emang pada dasarnya Ryan ingin membuat Kia kesal. Dia tau Kia itu paling tidak tahan dengan rasa sakit, apalagi sampai kakinya kekilir. Biarin lahh nunggu mewek dulu.

"Ryaaann pliss.. kaki gue sakit bangett" Ringis Kia dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Ck!! Ya udah ayo" Kasihan juga.

Ryan membungkuk membantu Kia berdiri.

"Shh... sakit banget ya allah. Kaki gue ngga bisa digerakin" Setetes air mata sudah jatuh melewati pipi mulus Kiara.

"Lo tenang makannya jangan mewek dulu"

Dengan hati-hati Ryan memapah Kia berjalan menuju kelasnya.
Ryan ikut ngeri setiap kali Kia meringis kesakitan dan menangis.

ANNOYING BOY | TERBIT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang