Part : 70

293K 16.3K 5.7K
                                    

Aku cuma mau ngomong : "Happy Reading", kalo kalian mintanya 'Happy Ending'... hmm gimana yahh??

Keknya Sad lebih menguras emosi gitu, wkwk ;)

- S E L A M A T   M E M B A C A -
..

"Laa illaha' illallah"

Tepat setelah kata itu dilantunkan, Gavin menitikkan air matanya sambil menatap wajah cantik sang putri, buah cintanya bersama Kiara, sosok malaikat mungil yang kini berada dalam gendongannya.
Menatap setiap sudut wajah putrinya, 100% perpaduan antara wajahnya dan wajah istri tercinta. Mungkin dengan menatap wajah malaikat kecilnya, ia bisa merasa seakan menatap wajah sang istri.

"Anak Papah cantik, terimakasih sudah hadir dalam hidup Papah" ucap Gavin dengan susah payah.
Rasanya tenggorokannya langsung tercekat begitu saja, sangat sulit untuk Gavin memahami semuanya. Sulit untuk ia percaya dengan apa yang ia terima sekarang.

Gavin masih tidak percaya, takdirnya akan diatur sedemikian rupa. Tuhan begitu pandai, dalam mengatur takdir hamba-hambaNya.

Jari tangannya bergerak mengusap pipi bayi dalam gendongannya yang masih memerah.
"Papah sayang sama kamu, nak--"

Gavin menjeda ucapannya, "-- Pasti Mamah juga sayang banget sama kamu"
Gavin mendongakkan wajanya untuk menghalang air matanya agar tidak turun.
"Mamah pasti seneng banget, kamu udah hadir buat jadi pelengkap kami"

"Kamu yang sehat yah sayang"

Gavin menyerahkan sang putri kepada Bundanya. Ia kembali menghampiri ranjang yang disana terdapat perempuan hebat yang sudah berjuang melahirkan malaikat kecilnya.
Perempuan hebat yang rela berkorban, meskipun nyawa yang jadi taruhannya.

Gavin menyesal, ia menyesal sering membuat wanitanya sedih. Sering membuat wanitanya kesal, bahkan saat dikehamilannya pun ia masih sempat-sempat meledeknya sampai wanitanya menangis.
Setelah melihat pengorbanannya yang tak terkira, ia jadi menyesali semua perbuatannya pada sang istri. Jika waktu bisa diulang, ia akan selalu memperlakukannya layaknya Ratu.

Gavin menggenggam tangan istrinya yang terasa dingin, ia membawa tangan itu kedepan bibirnya lalu mengecupnya.

"Terimakasih, sayang"

Gavin menempelkan punggung tangan Kiara di dahinya, ia menunduk, otaknya berputar ke semua kenangannya dari masa SMA hingga sekarang.

"Gaviin" Panggil seseorang dengan suara lemahnya.

Gavin langsung mendongak dan mengusap sudut matanya. "Ra" ucap Gavin sambil tersenyum senang.

"Anak kita mana?" Tanya Kiara.

"Dia lagi sama Bunda. Kamu mau apa? Ada yang sakit"

Kiara menggeleng lalu balas menggenggam tangan Gavin, "kamu nangis?" Tanya Kiara sambil tersenyum.

Gavin memajukan bibirnya, "aku panik tau Ra, nggak tau kalo orang habis melahirkan langsung pingsan" omel Gavin.

"Itu wajar Gavin, nggak usah panik"

Gavin hendak membuka mulutnya, tapi terpotong oleh ucapan Bunda yang baru memasuki ruangan Kiara.

ANNOYING BOY | TERBIT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang