Part : 67

209K 14.8K 2.2K
                                    

-

Happy Reading -
 

Kehamilan Kiara benar-benar menjadi perbincangan hangat. Bahkan Bundanya sampai nangis-nangis gara-gara lagi ikut sang suami di Batam. Alhasil tidak bisa langsung bertemu menantu kesayangan yang sebentar lagi akan memberinya cucu.

Tak lain halnya dengan laki-laki tampan yang menyandang status sebagai suaminya. Iya Gavin. Selelah apapun Gavin setelah disuruh kesana-kemari oleh Kiara, senyum dibibirnya tidak akan pernah luntur.
Bahkan Gavin akan terlihat semakin bahagia, ketika Kiara mendadak minta ini-itu dan bermanja-manjaan  dengannya.

Keduanya sudah membuat persetujuan. Di kehamilan Kiara yang ke-4 bulan nanti, Kiara dan Gavin akan sama-sama berhenti Kuliah.
Kiara jelas stay di rumah, sedangkan Gavin akan mulai mengelola bisnis almarhum Papahnya.

Berbicara soal Gavin, Kiara sering dibuat tersenyum geli saat melihat betapa possesifnya Gavin sekarang. Bahkan kadar ke-possesifan Gavin lebih mendekati kata 'lebay'.
Kiara bangun tidur pasti mengalami morning sicknes seperti biasa, dan kalian tau bagaimana respon CaPaMu itu? Gavin langsung kelimpungan dan mengajak Kiara ke Rumah Sakit.

Astaga!!
Bisa-bisa sampai di rumah sakit, ia langsung ditertawakan oleh Bu Andini selaku Dokter Kandungan yang sering menanganinya.

Tak dipungkiri juga, Kiara harus benar-benar bersyukur karena mempunyai suami siaga seperti Gavin. Jika memikirkan itu, ia jadi lupa akan resiko hamil muda.
Ia sudah mempersiapkan semuanya, ia bahkan sangat bersyukur bisa merasakan hamil di usianya yang bahkan belum genap 21 tahun. Sedangkan diluaran sana banyak rumah tangga yang hancur dan berakhir perceraian karena sang istri tidak bisa mengandung.
Memang sepantasnya ia banyak-banyak bersyukur.

"Kamu mikirin apa sih sayang??" Gavin menunduk menatap Kiara yang sedang tidur berbantalan pahanya.

Kiara balas menatap Gavin sambil tersenyum.
"Enggak"

"Enggak apa?"

"Enggak mikirin apa-apa"

"Massaa?" Goda Gavin.

Kiara mengangguk semangat.

"Kamu kalo lagi kuliah ngerasa capek nggak? Kalo capek bilang sama aku" Gavin mengusap-usap rambut Kiara.

"Enggak kok, malahan aku seneng bisa ketemu temen-temen, biar aku nggak stres" balas Kiara.

"Jadi kalo liatnya aku doang kamu jadi stres?" Tanya Gavin pura-pura ngambek.

"Ya enggak dong sayang. Liat muka kamu tiap detik aja aku nggak akan stres, nggak akan bosen. Malahan rahim aku jadi nyesss gitu"

"Nyass nyesss dikira aku apaan?" Gavin menarik hidung mancung Kiara.

Untuk menghindari cubitan Gavin disekitar wajahnya, Kiara memiringkan posisinya menjadi menghadap perut Gavin. Ia menenggelamkan wajahnya diperut sixpack Gavin membuat Gavin terkekeh geli.

"Kamu nggak bosen apa ndusel terus sama aku dari pagi??" Tanya Gavin.

Kiara menggelengkan kepalanya masih di posisi yang sama. Membuat Gavin meringis ngilu.

"Jangan gerak-gerak gituu Ra" peringat Gavin.

"Kenapa?"

"Jangan ah, nggak nyaman"

"Akunya nyaman kaya gini" Kiara kembali menggesek-gesekkan hidungnya ke perut Gavin.

"Sayang, please" lirih Gavin.

Kiara mendongak menatap Gavin, ia meringis dengan raut bersalahnya saat merasa ada yang mengganjal dibawah kepalanya.

"Maaf"

ANNOYING BOY | TERBIT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang