Bagian 26

1.6K 115 3
                                    


Chapter 26

.

.

.

Hoseok narik nafasnya dia udah nekat ni. Udah konsultasi ama bapaknya gimana caranya ketemu mertua.

Hoseok akui kalau sekarang dia lagi adem panas padahal lagi mendung.

.

.

.

DUAGH

BRAG

"Saya percayakan anak saya ke kamu bukan berarti kamu bisa se enaknya".

Papa Soleh menatap murka hoseok. Aris itu anak kesayangan, mereka udah merencanakan kehidupan aris yang cerah. Tapi hoseok telah menghancurkan hidup anaknya.

Aris berusaha keluar dari kamarnya yang di kunci sama mamanya. Mamanya juga kecewa beneran gak bohong.

"Saya.. Tahu saya salah.. Om".

"DAN KAMU MASI BERANI MENAMPAKAN DIRI KEHADAPAN SAYA! ".

"BRENGSEK KAMU PRASAJA!".

Setiap bogeman om soleh, hoseok sama sekali gak bales. Dia tahu sangat faham malahan akan kekecewaan Om Soleh. Karena aris itu anak semata wayang mereka.

"Om.. Saya kesini mau minta maaf dan saya juga mau bertanggung jawab atas apa yang saya perbuat om".

Wajah hoseok udah memar sana sini bahkan pelipisnya keluar darahnya.

Tante Jihan menatap kosong dia sama sekali gak ngelerai kedua orang yang masi baku hantam disana.

"PERGI KAMU SAYA GAK MAU LIHAT WAJAH KAMU" 

"om.. Saya mohon.. Izinkan saya bertemu aris.. ".

"kamu.. Ingin bertanggung jawab bukan.. Kalau begitu pergi kamu dari hadapan saya.. Sekarang".

Hoseok dengan wajah frustasi nya.

"Tan.. "

Tante jihan mengalihkan tatapanya enggan menatap hoseok.

"Saya permisi"

Hoseok dengan terseok-terseok keluar dari rumah aris.

Hoseok menatap kamar aris yang gelap.

Aris sudah tidak tau lagi harus apa. Dia pusing dadakan. Gimana kalau papanya mukulin hoseok? Gimana kalau papanya tidak merestui?

Aris menghapus air matanya lalu melirik kaca di meja belajarnya.
Membalik meja belajarnya. Disana ada sebuah kotak berwarna kulit kayu.

Ia ambil isinya dimana ada kunci duplikat jendela miliknya dan obeng. Dia sengaja menyimpanya karena aris suka kabur dari rumah dulu. 

Saat berhasil aris melihat ke arah bawa dimana antara kamar sama tanah itu tinggi banget.

Aris ragu buat loncat iya kalau itu duluh dia bebas loncat sana sini. Tapi kan sekarang dia bawa satu nyawa di tubuhnya gimana kalau kenapa-kenapa? Kan bahaya.

Aris balik masuk lagi. Dia menyelusuri seluruh kamarnya. Dia butuh tali. Menjadikan selimut, seprai juga kain yang panjang menjadi tali. Melempar keluar dari kamarnya, mengikat dengan pagar besi disana.

Aris turun lewat tali itu dan untungnya dia turun dengan selamat.

. . .

Hoseok mendudukan dirinya di rumahnya, sepi banget sekarang gak kayak duluh pas ada jimin. Dia gak peduli sama luka di sekujur tubuhnya, bersandar pada kepala sofa.

1000K-(im)✔[VMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang