Tiga Puluh Empat

453 15 0
                                    

“sialan” Darren mendesis pelan sangat pelan namun masih dapat di dengar oleh ketiga sahabatnya dan mampu membuat WIra dan Alfa bergidik ngeri sedangkan Alan hanya biasa saja

“kenapa?” tanya Alfa dan Wira bersamaan
Alan pun hanya memperhatikan ketiga nya
Mereka bertiga benar-benar merakan udara yang begitu sesak kali ini Darren benar-benar marah, mata elang miliknya menatap tajam sekitar walaupun mereka tau pria itu sedang emosi untuk tidak menghajar siapa pun.

***

Brak!!!

Pintu kelas XI IPA 1 terbuka dengan sangat keras,penghuni kelas yang tadinya tengah fokus memperhatikan guru kini beralih menatap siapa pelaku yang membuka pintu kelas mereka dengan tidak sopan.

“Alan!!Alfa!!Wira!! kalian apa-apaan ini” kata bu Dayu marah

Alan,Wira dan Alfa sempat meringis saat melihat wajah bu Dayu namun mereka teringat oleh Darren
“maaf ya bu ini Urgent!! Penting sangatt deh bu” kata Alfa dengan nafas yang tersenggal-senggal karna berlari tadi

Wira dan Alan langsung masuk kedalam kelas mendekati tempat duduk Alena

“mau apa kalian berdua!” tanya bu Dayu dengan nada marah

“maaf bu saya ada perlu sama Alena’” kata Wira seraya hendak menarik lengan Alena

“saya tidak mengizinkan kamu membawa murid saya ketika jam perlajaran sedang berlangsung!”

Alena hanya santai melihat bu Dayu memarahi kakak nya dan juga Wira, sebenarnya ada apa ? kenapa kakaknya dan kedua sahabat kakak nya itu menghampiri dirinya? Dan Darren kemana itu manusia es?

“ada apaan sih emang? Tuh gue ga dibolehin keluar” bisik Alena pada Wira dan Alan seraya melepas tangannya dari genggaman Wira

“bu.saya mau pinjem adik saya sebentar ada hal penting” Alan membuka suara

“tetap  sa—“ ucapan bu dayu terpotong ketika melihat Darren yang sedang menyenderkan bahu nya di pintu kelas XI IPA1

“ apa lagi ini?Darren?! mau ngapain kamu?!” ucap bu dayu sambil menatap tajam Darren

Darren tak menjawab ia hanya melihat kearah bu dayu sekilas lalu berjalan masuk mendekati Alena, nafas pria itu memburu mata biru terang nya pun terlihat menyeramkan

‘si es batu kenapa?’ batin Alena

Darren menarik lengan gadis nya membawa Alena keluar dari kelas, namun suara lantang bu Dayu menghentikan langkah pria tu

“mau bawa kemana murid saya?! Heh! Kamu tuh seharusnya izin sama saya dulu!”

Semua murid di kelas diam tidak ada yang berani mengeluarkan suara ketika Leader Graffllife dan guru yang terkenal galak itu terlihat cekcok

“jaga sikap ibu..” Darren berucap dengan nada pelan “kalo masih mau kerja disini” lanjutnya lalu kembali melanjutkan langkahnya

“ka?” panggil Alena

‘ini si es kenapa si’ gerutu batin nya

“eh tangan gue sakit kan” tak ada jawaban dari Darren namun genggaman tangannya sedikit melonggar

Alena mngerutkan kening nya saat Darren membawanya ke rooftop, ia sempat melongo jika pemandangan dari rooftop ke area sekolah sangatlah bagus

Kini Alena dan Darren berdiri berhadapan pria itu masih diam tidak mengeluarkan sepatah kata pun sementara Alena? Gadis itu masih tidak mengerti dengan apa yang terjadi

“l-lo kenapa?” tubuh Alena menegang saat tiba-tiba saja Darrren memeluknya bahkan pria itu pun menelusupkan wajahnya di ceruk leher Alena dan Alena juga merasakan deru nafas Darren

Sebenarnya ia ingin marah pada Darren ketika ia melihat Darren dalam kondisi sedang tidak baik-baik saja, dengan rasa ragu Alena mulai membalas pelukan pria itu seraya mengusap bahu tegap Darren.

“five minute” kata Darren pelan

Alen hanya diam, ia tidak tau ingin bereaksi seperti apa, setelah cukup lama mereka berpelukan Alena dapat merasakan bahwa Darren sudah sedikit tenang
“hmm..ka.. duduk yu gue cape” kata Alena membuat Darren sempat tersenyum tipis

‘apa lah dia senyum nya manis banget ae lah,gimana gue ga suka sama lo si’ gerutu batin Alena

Darren menyudahi pelukan nya lalu menunjuk sebuah sofa dan menjadikan paha gadisnya sebagai bantalan lalu memejamkan matanya tanpa mengeluarkan suara

Alena menunduk menatap wajah tampan Darren lalu detik berikutnya ia tersenyum  manis, entah dorongan dari mana tangan nya pun terulur mengusap rambut pria itu

“tadi bukan siapa-siapa” Darren membuka suara nya namun matanya masih terpejam

Merasa tak mendapati jawaban dari gadisnya ia pun membuka matanya dan melihat ekspresi wajah Alena yang menunjukan bahwa ia tidak mengerti.

“cewe tadi pagi” kata Darren lagi

Alena mengangguk mengerti, Darren akan tetap menjadi pria yang irit bicara dan taka akan menjelaskan dengan panjang lebar

“lo kenapa?” tanyanya

Bagi Alena Darren terlalu misterius dan menutup diri sifatnya pun sama sekali tidak bisa ditebak
Darren menggeleng singkat

Alena menghela nafas berat, ia tak akan memaksa

“gue ada buat lo, jadi kalo lo mau cerita ya cerita aja ka” kata gadis itu

Darren mengangguk, entah kenapa akhir-akhir ini Alena selalu bisa menenangkan emosi nya ya walaupun gadisnya itu memang bar-bar dan tadi? Balasan pelukan dari Alena dan usapan punggung dan rambut benar-benar membuatnya tenang





























Hallo semuaa apa kabar readers?
Yang sekolah pada libur ya? gue jugaa hehe
Oiya temen-temen maaf ya gue jarang update soalnya lagi banyak tugas sekolah huhuhu.....
Makasi yang udah baca cerita ini dan makasi juga buat vote yang kalian kasih jadi buat gue semangat nulis nyaa hehe...
Jangan lupaa buat follow akun nyaa yaaa makasii

Darren's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang