Dua Puluh Enam

491 15 0
                                    


Alena kini sedang menunggu Alan ia sudah memberitahu abang nya itu untuk menjemputnya

Saat keluar dari rumah Darren ia sempat berpamitan dengan bi Inah, sebenarnya ia ingin bertanya apa yang terjadi dengan Darren hingga pria itu bisa mabuk seperti tadi namun ia mengurungkan niat nya karna takut menganggu privasi Darren

Sebuah mobil jazz berwarna merah berhenti di hadapan nya "masuk de!" ucap Alan seraya keluar dari mobil nya

Alena tersenyum lalu segera masuk kedalam mobil "tumben lo bawa mobil?" tanyanya

Alan mengelus kepala adiknya,sayang "udah malem! Abang gak mau adik laknat gue masuk angin gara-gara gue bawa motor ya walaupun gue tau lo itu kebal sama angin malem"

"sialan lo! Bukan nya lo lagi di markas?" tanya Alena

"iya tadi terus gue balik kerumah dulu tuker mobil terus jemput lo kesini"

"ohh gitu" jawab Alena santai

"lo hutang cerita sama gue"

"cerita apaan?" tanyanya bingung

"kenapa lo bisa dirumah Darren?" Alan melihat kearah adiknya sekilas lalu kembali menghadap jalan

"ka Darren mabuk" jawab nya

Seketika mata Alan membulat sempurna bisa-bisa nya adiknya ini pergi kesini untuk menemui Darren dengan keadaan mabuk "lo gak di apa-apain kan? Cowok kalo lagi mabuk gak waras, gimana kalo lo dia ngapa-ngapain lo? Ya walaupun gue tau kalo Darren gak akan ngelakuin itu ke elo " ucap Alan panjang lebar

Alena sudah menebak pasti abang ini akan mengoceh tidak jelas ia hanya memutar bola mata nya malas

Ia menghela nafas nya kasar "gue juga tau kali bang tanpa lo bilangin"

"tapi gimana dia udah baikan?"

"udah kok, tapi tadi dia so banget mau nganter gue balik padahal pas bangun aja masih ngeringis sakit kepalanya" kata Alena

"ck! Darren emang dari dulu kayak gitu dia selalu memaksakan tanpa mempedulikan diri nya sedang baik atau tidak"

"tapi syukurlah kalo udah baikan" lanjut Alan

Jarak dari rumah Darren menuju rumah Alena cukup jauh hingga membutuhkan waktu hampir 25 menit saat sudah di halaman rumah Alena segera turun dari mobil di ikuti Alan di belakang nya

"de, lo udah makan ?" tanya Alan seraya merangkul Alena ddan mencium pucuk kepala Alena

"belom"

"lo itu punya magh , kamu makan dulu, mandi terus tidur"

Alena mengangkat tangannya melakukan hormat bak tentara "siap bang!" katanya

Alan hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah adiknya yang kadang membuat dirinya jengkel dengan kelakuan nya dan juga kejahilan nya yang gadis itu buat, walaupun Alena sudah beranjak dewasa tapi bagi Alan adiknya ini tetaplah Alena kecil dan princess nya yang harus tetap ia jaga

Ia menyetujui Alena memiliki hubungan dengan Darren karena menurut dirinya Darren adalah orang yang tepat untuk Alena dan dapat membuat hari-hari adiknya ini cerah tidak abu-abu lalu dengan masa lalu nya.

"abang temenin kamu makan deh! Lagian gue juga mau nonton bola?" Alan menjatuhkan tubuhnya disofa dan segera menyalakan tv

"gak usah bang, lo besok sekolah!" kata Alena seraya berlalu menuju ruang makan

"iya dy iya! Abang tau!" Alan sedikit meninggikan suaranya

"berisik Alan!" Alena ikut meninggikan suaranya namun Suaranya lebih besar daripada suara Alan tadi

"lo juga lebih berisik Odeya"

"bodo amat" Alan hanya terkekeh melihat tingkah Alena

Rena dan Sifa berjalan menuju kantin dengan terburu-buru mereka berdua akan membelikan makanan untuk Alena

Saat jam pelajaran matematika berakhir Sifa mengajak Alena untuk pergi ke kantin namun gadis itu tiba-tiba memegangi perutnya dengan wajah yang sudah berubah pucat dan hal itu membuat Rena dan Sifa panik namun Alena sangat santai berbicara jika itu hanyalah sakit yang disebabkan karna magh nya kambuh

"Sifa!" Sifa dan Rena menengok ke sumber suara dan ternyata suara itu adalah milik Alfa

Sifa mendekati Alfa sementara Rena segera pergi ke stand makanan

"kenapa ka?" tanya Sifa saat sudah berada di hadapan Alfa

Gadis itu berkeringat dingin saat tatapan nya tidak sengaja bertubrukan dengan tatapan tajam bak elang milik Darren padahal pria itu tidak menatap sifa sama sekali, Darren hanya melirik sekilas kearah Sifa dan Alfa lalu kembali fokus dengan ponsel nya.

"dede gemes gue mana?" Sifa mengerutkan keningnya tidak mengerti siapa yang dimaksud oleh Alfa "itu Alena mana?" tanya Alfa lagi

"Alena tadi magh nya kambuh jadi dia gak ke kantin" jelas Sifa

Darren yang tadinya tengah fokus pada ponselnya kini kembali melirik Alfa dan Sifa sekilas

"dede gemes gue! Terus dia dimana?"

"Sifa buruan!" gadis itu hendak menjawab namunRena lebih dulu memanggilnya ia buru-buru pamit kepada Alfa dan melemparkan senyum ramah pada Darren, Wira dan Alan

"tuh bocah ada-ada aja dah" gumam Alan seraya mengusap wajahnya gusar

Setelah Sifa pergi, Darren memasukkan ponsel nya kedalam saku celana nya lalu bangkit dan berlalu tanpa mengucapkan sepatah kata pun

"heh! Mau kemana lo?!" teriak Alfa dan Wira sedangkan Alan hanya menatap kepergian Darren, sudah tau apa yang Darren akan lakukan

Darren tidak merespon, pria itu hanya diam dan terus melanjutkan langkahnya

"heh kutil adik lo sakit lo malah disini aja bukan disamperin" kesal Alfa

"udah ada Darren fa jadi gue disini aja"

"nah betul" sahut Wira

***

"gimana Al? udah enakan atau masih sakit?" Tanya Angga, pria itu sedari tadi menemani Alena di kelas

"sedikit,lo santai aja" sahut Alena pelan

"Uks aja lo! Lo gak usah ikut pelajaran lagi" ajak Rena, sedari tadi ia terus membujuk sahabatnya itu untuk pergi ke uks namun selalu di tolak

"Alena! Ada titipan buat lo" Ica, sang sekretaris kelas di kelasnya memberikan ia kantung plastic yang berisi makanan





























H

ayo lo gantung kan ekek🤣

Halloo gue up lagiii hehe
Vote + komen jangan lupaaa
tolong kalo ada yang salah atau apaa dikomen aja yaaa...
Makasihhhh

Jangan lupa juga follow akun wp gue yaa....

Darren's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang