Perjalanan mereka berempat hari itu, tak berhenti di restaurant. Sekarang, mereka berada di sebuah toko perhiasan. Gusion dan Lesley memilah-milih cincin untuk pernihakan mereka.
Tak lupa, mereka juga konsultasi pada sang pemilik toko, Fanny, agar mendapat desain cincin yang cocok untuk mereka.
Merasa bosan, Miya juga tak sengaja ikut memilih cincin. Ia tertarik pada satu cincin emas putih dengan motif kupu-kupu di tengahnya. Ia meminta sang penjaga toko untuk mengambilkannya.
Miya mencoba cincin itu dan ternyata pas dan cocok di jarinya. Ia mengambil ponsel dan memfoto jarinya yang dihiasi cincin itu. Kemudian, ia mengembalikan cincin itu ke tempatnya.
Miya menatap Alucard yang duduk di sampingnya. Cowok itu baru saja berhenti mengobrol dengan sang penjaga toko. Tak lama kemudian, mereka bertemu tatap.
Miya merasa ada raut wajah bosan pada Alucard. “Maafin Abang gue, ya. Dia terlalu galak sama lo.” Kata Miya.
“Gue ngerti kok. Gue juga kan punya adik cewek.” Sahut Alucard seraya mengundang senyum Miya.
“Lo bosen, ya?” Tebak Miya.
Alucard menggeleng lemah. Sayangnya, Miya tahu kalau cowok itu sedang berbohong.
“Kita ke tempat lain aja, yuk.” Ajak Miya seraya berdiri. Alucard menurut.
“Bang, gue mau keliling-keliling dulu ya.” Izin Miya sebelum meninggalkan toko perhiasan itu.
“Jangan lama!” Peringat Gusion.
“Bang, ini kunci mobil sama kartu parkirnya. Takut ilang nanti.” Kata Alucard sambil menyerahkan kunci dan secarik kertas tanda parkir. Gusion menerimanya.
Miya dan Alucard berjalan di sekitar mall itu. Mereka juga bingung mau kemana. Mereka sempat berkunjung ke beberapa toko seperti toko olahraga, toko baju ataupun aksesoris. Namun mereka hanya iseng berkunjung sambil membunuh waktu.
Sayangnya rasa bosan mereka tak kunjung pergi.
“Ke Happy Land aja yuk!” Ajak Alucard. “Gue ada membernya.” Tiba-tiba Alucard mengingat satu tempat yang cocok untuk menunggu Gusion dan Lesley.
Miya mengangguk semangat dan mengikuti langkah kaki Alucard menuju tempat bermain yang popular di mall itu.
Mereka memainkan segala jenis permainan di sana. Mulai dari melempar bola basket, mini bowling, ketapel hadiah, hingga bermain capit boneka. Beruntung, Alucard mendapatkan satu boneka di permainan itu. Ia langsung memberikannya pada Miya. Mereka berhasil membunuh sang waktu di tempat itu. Rasa lelah yang memaksa mereka berhenti sejenak.
“Lucu banget!” Seru Miya setelah menerima boneka monyet kecil berwarna putih. “Thanks.” Miya memeluk boneka itu erat.
Alucard terlihat senang. Ia tersenyum manis saat melihat Miya begitu senang. Cowok pirang itu mengangguk sambil mengacak rambut Miya.
Miya teringat sesuatu. “Ini jam berapa, ya?” Tanya Miya. Ia merasa bermain cukup lama di arena permainan itu.
“Jam 4 sore.” Jawab Alucard saat cowok itu melihat jam tangannya.
“Hah? Itu artinya kita udah main satu setengah jam.” Kata Miya buru-buru mengecek handphonenya.
Benar saja, ada beberapa panggilan tak terjawab dari Gusion. Namun, kakaknya itu meninggalkan pesan singkat juga. Miya segera membuka pesan itu.
AbangKe
Lo di mana? Ayahnya Lesley sakit, gue lagi jalan ke rumah Lesley. Lo balik sama si Pirang dulu.You
Gue masih di sini. Oke. Hati-hati, bang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Back to Mantan
FanfictionRahasia hubungan Miya dan Alucard akhirnya dibongkar setelah keduanya sepakat putus. Berita itu sempat menghebohkan jagat SMA Moniyan. Alucard yang sejatinya adalah seorang 'most wated' di sekolahnya, selalu menutupi identitas kekasihnya saat ditany...