Gadis berkuncir dua berlari sepanjang koridor, seperti dikejar sesuatu yang menakutkan. Kakinya terus berpacu dengan cepat, bak mengejar deadline tugas yang tinggal menghitung detik.
Kaki bersepatu kets itu mengerem tepat di depan kelas 3 IPA 3, untung si kuncir dua itu tidak sampai terjatuh dan mempermalukan dirinya sendiri. Untung yang kedua adalah, kelas itu masih belum ramai dan yang terpenting, seseorang yang dicarinya sudah duduk manis di bangku pojok dekat jendela.
“Cabe! Lo harus liat ini!” Jeritnya mengundang beberapa penghuni kelas itu menoleh ke arahnya.
Beberapa detik kemudian, anak-anak kelas itu memaklumi suara khas dari Layla, murid kelas tetangga yang ganjennya gak ketulungan. Sementara Layla, tidak peduli dengan berbagai ekspresi yang disuguhkan untuknya.
Gadis kuncir dua itu melesat ke bangku Freya dan menyerobot duduk di kursi Karina.
Freya masih mengusap dada dan bengong seketika. Tahu-tahu, Layla sudah menempati kursi Karina. Hampir saja sang empu kursi itu melepas sepatu dan menghantamkannya ke cewek kuncir dua itu. Untungnya, Karina masih sabar.
Layla mengaktifkan kembali layar tab-nya. Ia membuka berbagai informasi yang dikirimkan Clint tentang cewek karate itu.
“Sekarang gue tahu siapa sebenernya cewek itu!” Kata Layla penuh semangat.
Tak ada jawaban apapun dari Freya, karena cewek bersurai biru itu sibuk membaca informasi yang didapatkannya dari Clint.
Berbagai ekspresi ditunjukkan oleh wajah Freya saat membaca beberapa artikel yang terpampang di layar tab.
“Aluna Shizuka?” Tanya Freya kemudian menoleh pada Layla. “Gue bahkan gak tahu dia itu soloist Jepang.” Lanjutnya seraya meletakkan tab Layla di atas meja.
“Lo belum baca semuanya, Fre.” Kata Layla seraya mencari halaman berita lain yang dikirimkan oleh pacarnya. “Lo harus baca yang ini.” Layla menyodorkan satu halaman berita.
“Artikel delapan bulan lalu, Le.” Kata Freya saat mengecek tanggal terbit artikel itu.
“Ya itu artinya, tuh cewek karate mulai ninggalin Jepang sekitar delapan bulan yang lalu.” Jelas Layla. “Dan coba lo baca artikelnya.” Pinta Layla. “Sorry kalo bahasanya agak kacau. Clint terjemahin otomatis dari internet. Sebelumnya, artikel itu pake bahasa Jepang.”
Freya membaca dan memahami isi artikel yang diberikan oleh Layla. Ia menangkap maksud dari setiap kalimat yang dituliskan pada artikel itu. Intinya, Soloist Jepang itu mendadak vakum dari dunia hiburan—tanpa kabar sehingga muncul berbagai dugaan tentang penyanyi soloist itu. Salah satu dugaan yang disebut media adalah soloist itu bunuh diri.
“Kejam banget beritanya.” Sahut Freya saat ia membaca bagian kesimpulan berita.
“Sampai sekarang, gue baru dapet info itu dari Clint. Selebihnya gue berharap Zilong berhasil ungkit-ungkit masalah cewek itu lewat Alucard.” Bisik Layla takut terdengar oleh siswa lain.
“Ya, semoga. Script yang lo kasih semalem, udah gue kirim ke Zilong. Tinggal pinter-pinternya dia aja nyampeinnya gimana.” Sahut Freya sama berbisik.
“Tapi yang masih gue heran, kenapa cewek itu ngeganti namanya jadi Lunox?” Layla mulai curiga lagi. “Apa ini salah satu cara dia buat hilangin jejak?” Duga cewek berkuncir dua itu.
“Bisa jadi!” Freya setuju dengan dugaan Layla. “Terus dengan data segini, lo nyimpulin apa, Le?” Tanya Freya.
“Berita segini belum cukup buat narik kesimpulan.” Jawab Layla agak masuk akal. “Gue ada cara lain buat dapetin berita soal cewek itu.” Lanjut Layla dengan seringaian mengerikan. Sepertinya, Layla masih punya seribu cadangan akal untuk menggali informasi tentang cewek karate itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Back to Mantan
FanfictionRahasia hubungan Miya dan Alucard akhirnya dibongkar setelah keduanya sepakat putus. Berita itu sempat menghebohkan jagat SMA Moniyan. Alucard yang sejatinya adalah seorang 'most wated' di sekolahnya, selalu menutupi identitas kekasihnya saat ditany...