Haters vs Lovers

919 83 3
                                        

Semilir angin menghempas dedaunan kering, memisahkannya dengan ranting rapuh tempatnya tumbuh. Sang ranting rapuh terhempas ke jalan, sementara sang daun kering terbang entah kemana. Mereka terpisah oleh hukum alam--yang takkan kalah--sekuat apapun keinginan mereka untuk bertahan.

Gambaran yang sama tentang hubungan Miya dan Alucard saat ini. Angin yang mereka hadapi terlalu kencang, hingga tangan mereka tak kuat walau saling menggenggam. Saling melepas. Satu kalimat yang tepat agar keduanya tak merasakan sakit untuk waktu yang lama.

Hanya bisa memandang dari jauh, itulah yang bisa dilakukan Alucard mulai pagi ini sampai waktu yang belum bisa ditebak. Pemuda pirang itu hanya bisa memandang Miya dari jauh. Alucard melihat Miya yang baru turun dari sedan hitam metalik milik Gusion pagi itu di depan gerbang. Seperti biasa, senyum gadis itu mengembang sambil melambai pada mobil kakaknya yang mulai bergerak. Sayangnya, Alucard tak lagi bisa memandang senyum itu dari dekat.

Selama mereka berpacaran, belum pernah sekalipun Alucard melihat Miya menangis atau mengeluh padanya. Bertengkar pun mungkin hanya hitungan menit. Sekalinya ia melihat Miya menangis saat malam itu sampai akhirnya Miya mengeluarkan semua unek-unek di hatinya dan berujung kata putus dari Miya.

Penyesalan yang paling menyakitkan bagi Alucard adalah lepas dari Miya.

***

Berita putusnya Miya dan Alucard mulai jadi perbincangan anak-anak kelas 3. Mereka tidak menyangka kalau Miya adalah sosok dibalik cewek yang selalu disembunyikan identitasnya oleh Alucard.

Terutama para fangirl Alucard. Mereka merasa senang karena cowok pujaan mereka akhirnya berstatus single. Di lain sisi, mereka membicarakan Miya yang seolah tidak bisa mempertahankan cowok se-perfect Alucard.

"Duh udah dapet cowok idaman, malah dilepas gitu aja. Gak sayang tuh?"

"Hooh. Kalo gue jadi dia, bakal gue borgol cowoknya biar ga bisa lepas."

"Diputusin kali. Soalnya dia ngasih perhatian ke setiap orang."

"Alesannya apa ya guys, sampe identitasnya disembunyiin gitu sama Alu?"

"Alu malu kali. Cewek itu kan sok perhatian."

Kurang lebih begitu selintingan sinis yang didengar Miya langsung oleh para fans garis keras Alucard hari ini. Miya tidak mempedulikan selintingan tersebut. Ia melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Sesampainya di depan kelas, ia tak luput dari mata-mata sinis yang terus diterimanya pagi ini. Miya tetap cuek. Ia yakin kalau keadaan ini hanya akan berlangsung sementara.

Setibanya di bangkunya, Miya kebingungan dengan adanya beberapa amplop surat dan bunga mawar berbagai warna tergeletak di atas mejanya. Matanya menelusuri ke ketiap sudut ruangan untuk menemukan pelaku yang 'mengotori' bangkunya itu.

"Masih pagi, udah kayak kebon bunga aja tuh bangku." Celetuk seorang cewek berkuncir dua, partner bangku Miya yang baru datang.

Miya tersadar dan menoleh ke cewek itu. "Eh, Le." Balas Miya. Ia duduk di kursinya.

"Dari siapa aja nih?" Tanya Layla sambil meraup amplop-amplop itu. Mata Layla membulat membaca nama-nama cowok yang ada di amplop itu. "Alpha, Martis, Leo, Gord.... CLAUDE!" Layla terkejut melihat amplop terakhir bertuliskan nama sang ketua OSIS. "Kayaknya mereka gak mau kalah dari Dyrroth." Lanjut Layla meletakkan kembali amplop-amplop itu di meja.

Miya mengedikkan bahu.
.

Hal yang sama dialami Alucard. Beberapa kado berbagai ukuran 'mengotori' mejanya.

"Gue kebagian gak nih?" Celetuk Zilong yang sudah duduk di tempatnya sedari tadi. Ia penasaran dan membuka satu persatu kado itu.

"Ambil, Ndrong!" Kata Alucard menghempas tubuhnya di kursi.

Back to MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang