part 10 : late honeymoon

1K 43 1
                                    

"Mie rebusnya mau ambil berapa adrien?"

Hari ini aku sedang berbelanja kebutuhan makanan instan bersama ryandrien di sebuah supermarket dekat apartment.

Setelah melewati empat hari yang sibuk sampai sampai kami tidak tidur dan baru mendapat jatah tidur tadi malam dan itupun karena tak sengaja tertidur di ruang tv.

aku membantu mengerjakan pekerjaan milik ryandrien karena memang harus segera di selesaikan agar bisa liburan dengan tenang di jepang.

Kami mengerjakan pekerjaan itu bersama di ruang tv di temani dengan beberapa makanan yang di pesan delivery dan kamipun hanya ke kamar masing2 untuk mengambil beberapa berkas atau hanya sekedar membersihkan badan.

"Ambil mie rebus 10 mie goreng 10. Sama kornet, telor 1/2 kg, nugget."

"Kenapa kita ga belanjanya pas nanti aja beres pulang dari jepang?"

"Karena jika pulang dari jepang pasti malas kemana mana karena jet lag. Dan pasti butuh makan."

Dia ada benarnya juga.

"Ah iya sekalian beli sepatu kets karena disana kita akan lebih banyak berjalan jadi jangan gunakan sepatu heels atau flatshoes karena kakimu bisa pegal."

"Baiklahh."

Aku sibuk memilih kebutuhan makanan dan berpencar dengan ryandrien karena agar cepat belanjanya dan agar segera membeli beberapa baju dan juga sepatu untuk ke jepang.

Karena katanya jepang bulan ini sedang musim panas. Jadi sepertinya aku membutuhkan beberapa dress dan kaos yang berbahan dingin. Ah dan tak lupa celana pendek.

Memang sih hanya untuk 2 minggu tapi aku tidak tahu mengapa se excited ini mungkin karena aku baru pertama kali akan ke jepang dan akan pertama kali ke disneyland jepang yeay!

"Eh Ray lu ada disini? Sama siapaa?"

Aku menengok ke arah sumber suara itu. Dia Riska! Teman sejurusan dan seangkatanku namun beda kelas. Uhh tidak, dia tidak boleh sampai tahu jika aku disini bersama pak dosen karena akan sangat berabe.

"Ooohh hai! Iya nih belanja bahan makanan. Gw sendirii ajaa, lu kesini sama siapa?" basa basi ala raia pun di mulai

"Ahh gw sama mama tadii, tapi gatau mama gw kemana haha. Eh tau gaksi gw punya cerita tau." Riska memang sering bercerita padaku, padahal kami tidak terlalu dekat namun mungkin memang dia tipe orang yang senang bercerita namun maaf dia jika bercerita sangaaatt lama dan inti dari masalahnya pun sebenarnya sudah disebutkan di awal.

Jangan sampai ketika riska masih cerita ryandrien datang kemari dan mengomel karena lama di depan riska. Karena riska ini bibirnya agak ember, dan suka melebih lebih kan maka dari itu aku harus waspada.

Dan benar saja ryandrien dengan muka kesalnya karena menunggu lama sepertinya akan menghampiriku.

"Sana sana. Jangan kesini. Sanaa." Aku melihat kearahnya dan mengucapkannya dengan bahasa isyarat karena di depanku masih ada riska yang dengan tidak tahu kapan selesainya.

Ryandrien masih tidak mengerti maksudku apa. Lalu aku mengibas ibaskan tanganku menandakan pergilah.

"Lu kenapa ray?" dia menyadarinya dan aku harus membuat beberapa alasan. Dan untungnya ryandrien akhirnya mengerti dan pergi karena riska membalikan badannya melihat ke arah yang aku lihat. Huft hampir saja.

"Ahh engga kok gerah banget gaksi. Atau gw yang abis belanja belanja bawaan banyak lupa bawa keranjang jadi kegerahan gitu ya?"

"Lu sih belanja ga bawa keranjang sono ambil keranjang, gw mau nerusin belanja gw dulu yaa byee."

Why Should i ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang