Hari ini seharusnya aku sedang tidur dan bangun siang hari. Namun panggilan dari dosen waliku sayang yang menyebalkan itu membuatku harus bangun pagi dan menemuinya.
Yap aku harus menemuinya karena katanya aku harus mengulang mata kuliah ku yang ada di smester 2. karena nilaiku D. See seberapa dendam Ryandrien itu padaku? Membuatku harus mengulang mata kuliahnya dan harus mendrop sati mata kuliah smester 4 yang padahal itu masih masuk kedalam paket.
Argh jujur aku tidak menyukainya. Mengidolakannya? Tidak lagi. Setelah kejadian waktu itu dimana aku bertemunya di ruangannya mau tahu apa yang dia lakukan padaku?
Dia berulah memanggilku kedepan kelas menyuruhku mengerjakan soal yang padahal belum di ajarkan sebelumnya. Ketika aku jawab tidak bisa, dia marah marah di kelasku. Memalukan sekali. Bahkan teman temanku yang pintar saja memang tidak bisa menjawabnya.
Licik sekali dia memberikan kepada temanku yang lain ketika tanya jawab soal mudah ketika giliranku? Zonk.
Aku tidak mengerti dia dendam apa? Untung saja mereka teman temanku. Kalau kaka tingkat bisa bisa aku malu dengan sangat sangat.
Kalau ada hal yang sulit pasti menumbalkan padaku. Kalau ada kelompok yang presentasi kemudian memberikan pertanyaan selalu saja dia bilang
"Tuh tanya si sasa." What the? Dia memanggi ku dengan nama sebutanku ketika SMA. Tau dari mana coba dia? Padahal teman teman kampusku tidak ada yang pernah
Sampai sampai teman temanku mengejekku.
"Duh udah sedeket apatuh sama Pak ryan. Sampe di sebut panggilan sayangnya gituu. Pantes suka di tumbalin."
Menyebalkan sekali bukan? Sudah menumbalkan, soiya banget lagi. Malesin kan? Belum lagi tugas tugasnya sangat sangat banyak.
Lalu tiba tiba nilaiku D. Padahal aku sudah berusaha saat tugas, UTS, Quis, maupun UAS. Ah sudahlah aku benci jika mengingat hal itu semua.
Dan setelah satu smester tak bertemu dengannya karena dia tidak mengajar di kelasku saat smester 3 akhirnya aku berada di depan ruangannya. Untuk menemuinya.
Pintu cokelat itu bertuliskan nama nya beserta gelar kesayangannya itu. Aku membuka knop pintunya dan menampilkan beberapa temanku yang sepertinya bernasib sepertiku akan mengulang.
Tak lupa ada dengan pak ryandrien yang sedang duduk di singgasananya. Akupun duduk di samping teman temanku yang bernasib sama, namun rata rata laki laki dan mereka yang jarang mengikuti kelas pa ryan saat itu.
Pa ryan menanyakan satu satu nama teman temanku yang mungkin saja dia benar benar lupa karena temanku ini yang berjumlah tiga orang laki laki memang jarang masuk. Dua orang lagi satu perempuan dan satu laki laki sepertinya sama kurang beruntungnya sepertiku.
"Kalau kamu namanya siapa?" Tanya pa ryan padaku dengan raut seperti usil.
Positif thinking saja Raia mungkin dia memang lupa bahwa dia pernah memanggilmu dengan nama Sasa alias nama sebutan jaman SMA mu, lupa juga bahwa dia hatam menyebut di kelas rumahku berada cukup jauh jaraknya dari kampus, dan lupa juga bahwa aku sering di kerjai dan dimarahi olehnya.
"Raia Shelsaraya Adzky pak."
Dan mendapat anggukan dari pak ryan. Dia menanyakan kembali kepada yang lain apakah dari rumah atau kos ke kampusnya. Ketika giliranku baru saja aku mau menjawab
"Say.." namun di potong oleh Pak Ryan kembali.
"Oh iya, kamu dari rumah kan? Yang rumahnya butuh waktu tempuh satu jam kan untuk ke kampus?" See? Dia ingat sebenarnya. Hanya saja p.u.r.a p.u.r.a l.u.p.a
Ingin rasanya aku menertawai diriku sendiri.
Kembali menanyakan ke yang lainnya, apakah mereka liburan smester kemarin ikut smester pendek atau tidak.
"Kalau kamu Raia? Ikutan Smester pendek? Oh iya waktu itu kamu kan Raia yang saya tolak untuk ikut Smester Pendek mengambil keatas?." Ucapnya dengan fasih menyebut namaku dan dengan raut mukanya seperti happy sekali mengatakan 'menolak' di depan teman temanku. Memalukan sekali.
Aku yakin saat ini aku makin terlihat bodoh. Terimakasi Ryandrien kau benar benar mengesalkan.
---
Aku memasukan motorku ke pekarangan rumahku. Melihat ada mobil yang bukan mobilku di rumah. Mungkin saja teman ayah.
Aku baru saja pulang dari rumah sahabatku. Teman terbaikku saat SMA yaitu Clarisa Fantasia Sasono . Setelah sekian lama tidak bertemu akhirnya kami bertemu. Karena waktu free kami terkadang tidak berbarengan jadi susah untuk bertemu.
Aku membuka knop pintu kamarku setelah masuk melalui garasi. Rasanya ingin berendam air hangat di bathup kamar mandi di kamar kesayanganku dengan sabun yang memiliki wangi vanilla.
"Rai, Raia." Panggil mamah ku tercinta. Padahal baru saja aku mau membuka bajuku.
"Itu ada om Dominic. Salam dulu gasopan ada tamu."
"Tapi Raia mau mandi mah."
"Nanti dulu, salam dulu sana."
Akupun berjalan untuk salam. Dan setelah salam aku akan kembali kekamar dan ingin memulai kegiatan mandiku.
Ahh aku jadi ingat. Aku belum izin bahwa smester 4 akan mengewa kamar kos karena akan banyak tugas kata kaka tingkatku.
setelah salam aku tidak boleh beranjak pergi. Ayah bilang harus diam di situ dulu sebentar. Padahal badanku sudah lengket rasanya tidak nyaman.
"Ayah aku izin dulu ke kamar, itu lupa air belum dimatiin tadi mau mandi." Ide untuk beralasan pun tibatiba muncul
Dan berhasil. Ayah mengizinkanku. Tapi jarang jarang ayah menyuruhku untuk ikut duduk berdiskusi dengan para orangtua. Mungkin ada suatu hal? Ah masa bodo aku tak mau peduli.
Aku menarik mamaku untuk ikut denganku karena aku mau meminta izin menyewa kos.
"ma Raia mau ngekos ya. Smester 4 berat kata kaka tingkat."
"Kalau kamu ngekos yang bantu mama ngurus Titan sama Tristan siapa dong?" Ucap mamahku sambil pura pura sedih
"Ahh mamah itu ada nanny juga. Boleh ya mahh pleasee."
Mamahku pura pura seperti berfikir lama. Aku tahu dia pasti mengisengiku. Ketika aku memperhatikan mamah tak sengaja ekor mataku menangkap seseorang lelaki keluar dari kamar mandi.
Tampak tidak asing. Seperti..
Pak Ryandrien? Ah tidak mungkin
Mungkin aku hanya halu karena tadi sempat sangat sebal padanya. Dengan drama pura pura lupanya itu.
"Gimana mah boleh?" Tanyaku kepada mamah
"Iya deh boleh. Tar kalau mau bayar kosnya bilang aja ke ayah."
Akupun memeluk mamah sambil mengucapkan terimakasih. Dan kembali kekamar.
Yeay saatnya berendam dengan wewangian vanilla favoriteku.
Aku memikirkan apa kesalahanku pada pa ryan dahulu. Sehingga dia sedendam ini. Apa aku kurang sopan dahulu padanya?
Ah bisa jadi begitu.
Mungkin karena dahulu aku selalu modus padanya? Tapi hanya bercandaan sumpah.
Aku hanya bercanda karena ingin bercanda dengan ferdi, mungkin salahku membuat dosen sebagai guyonan.
Tapi mengapa sampai separah itu sih dia menghukumku? Ah masa bodo.
Yang penting sekarang aku sudah tidak mengidolakannya lagi. Cukup dahulu saja sekarang tidak.
Aku menenggelamkan kepalaku bersama badanku kedalam bathup.

KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should i ?
RomanceMenikahi seorang Ryandrien Wijaya alias dosen charming di jurusanku ternyata tak sebahagia apa yang aku bayangkan. Ryandrien yang pertama kali aku temui sangat berbeda dengan sifat aslinya. Dan aku benci situasi saat ini. Saat aku hanyalah pengantin...