Aku membuka mataku dan merasakan hangatnya badanku seperti seseorang memelukku. Aku membuka mataku dan melihat seseorang di depanku yang sama sama baru membuka matanya.
Manik matanya yang berwarna abu abu itu terlihat indah. Tak lupa dengan wajah blasteran baratnya dan bulu bulu halus di sekitar dagunya.
Bisa di bilang pria di depanku ini sangat tampan. Ryandrien adalah bentukan sempurna manusia.
TUNGGU SEBENTAR?! INI BUKAN MIMPI KAN?!
"AHH!" Aku mendorong badanku menjauh dari pria itu hingga terhajatuh di lantai ini.
Dingin rasanya karena badanku langsung menempel dengan lantai. Tunggu berarti aku... telanjang?!?!
"Weits stop! Jangan bergerak!" Aku memerintahkannya untuk tidak bergerak dari tempatnya karena aku tahu dia kaget dan seperti akan membantuku.
Membantuku? Hahaha gapapa geer aja dulu yakan?
Aku menutupi badanku dengan tanganku. Dan berlari ke arah walkin closet miliknya.
Aku malu. Sangat malu. Apa aku kesurupan tadi malam sampai..
Ah aku tidak mau mengingatnya.
Aku mengambil kaos hitam polos milik ryandrien yang kebesaran dan memakai celana pendek miliknya. Dan mengambil kaos dan celana untuknya. Aku tidak mau melihat pemandangan roti sobek itu lagi. Ugh memalukan.
Kalau di pikir pikir, padahal akh menyimpan baju di kamar ryandrien bukan? Ah biarlah sudah terlanjur aku memakainya.
"Nih pake!" Aku melemparkannya sambil memejamkan mata kearah ryandrien yang masih terduduk di kasurnya bersama selimutnya.
"Aku.."
"Sstt. Jangan bilang apa apa." Aku memotong ucapannya situasi ini sangat awkward.
Aku mendudukan diri di sofa kamar ini. Memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya. Bagaimana kisahku dan ryandrien kedepannya setelah kejadian ini.
Dia duduk di sampingku setelah memakai pakaian lengkapnya. Aku melirik kearahnya dan dia sedang menatapku.
Aku langsung memalingkan wajahku. Ini sangat canggung aku benci.
Kamipun dipenuhi oleh pikiran masing masing dan menjadi sepi.
"Sepertinya mama menyampurkan ramuan itu kedalam teh yang kita minum." Ucapnya di sela sela keheningan
"Ramuan?"
"Ya yang membuat.."
"Aaa pst jangan di sebutkan. Aku mengerti." Aku malu, sangat malu.
"Sepertinya dia tidak percaya dengan yang dia lihat kemarin makanya dia begitu."
Suasana pun kembali hening. Aku menyalakan televisi dikamar ini menyetel film doraemon. Aku butuh pengalihan.
"Ada apa suami ku yang pemalas?"
"Apa katamu tadi?!"
"Kau sudah gendut pendek lagi. Masih untung kalau tinggi gendut. Tapi ayah pendek." Hina ibu nobita kepada ayah nobita karena telah memakai lipstick ajaib yang membuat pemakainya mengeluarkan kata kata menghina.
"HAHAHAHA." Ryandrien tertawa keras sekali. Baru kali ini melihat dia tertawa kencang. Dia, lucu juga.
Apa?! Aku bicara apasih?!
"Pasti ga jadi makan besar si nobita hahahaha." Ucapnya yang membuatku tertawa.
Situasipun berubah tidak awkward lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should i ?
RomansaMenikahi seorang Ryandrien Wijaya alias dosen charming di jurusanku ternyata tak sebahagia apa yang aku bayangkan. Ryandrien yang pertama kali aku temui sangat berbeda dengan sifat aslinya. Dan aku benci situasi saat ini. Saat aku hanyalah pengantin...