Part 7 : he's getting fever

919 50 0
                                    

"Habis dari mana kamu? Jam 5 sore baru pulang. Nginep dimana kamu semalem?"

Baru saja membuka pintu sudah di introgasi habis habisan oleh pria brengsek ini.

"Bukan urusanmu. Urusi saja urusan masing masing." Ucapku malas sambil tetap berjalan melewati dia.

"Okey sorry. Aku benar benar minta maaf soal kemarin. Aku juga gatau kenapa aku kelepasan kayak gitu."

"Udahlah jangan di bahas aku pusing butuh istirahat."

"Habis dari mana kamu? Aku tanya kamu nginep dimana?"

"Udahlah aku butuh istirahat. Lepasin tangan aku." Aku benar benar malas berdebat. Baru saja menetralkan efek pusing ini masa aku harus kembali menghilangkan stres ini?!

"Kamu habis minum sama ngerokok? HABIS DARI MANA KAMU! Gausah ngelak. Bau kamu udah nandain semua itu."

"Kalau iya kenapa kalau engga kenapa?"

"Habis dari bar huh?"

"Habis dari rumah zidan kumpul sama Rezky,Zidan,Ferdi,putri,Salma,dina. Puas?"

"Nyari mangsa ya? Udah dapet yang di mau?"

Akupun menghentakan cengraman jarinya di lenganku. Aku benci dia. Ada apa dengan dia? Katanya mau hidup masing masing saja. Kenapa begini sih?

Akupun berlari ke arah kamarku.

"Nyesel gw minta maaf sama lu tadi! Memang dasar murahan!"

Aku sakit hati. Benar benar sakit hati. Maksudku siapa dia? Siapa aku? Kita belum saling mengenal satu sama lain asli dari sifat sifat masing masing.

Tau darimana dia aku nilai jualnya dengan seperti itu?. Ok memang jika di apartemen ketika aku sendiri dan tidak ada ryandrien. Catat itu tidak ada ryandrien. Aku tidak pernah memakai bra karena memang tidak nyaman.

Tapi kan tinggal sendiri? Memang aku hanya memakai tshirt all size ku yang berada di atas lutut. Tapi kan disini aku sendiri? Tahu dari mana dia? Pasang cctv? Tidak mungkin. Karena sebelum aku masuk ke rumah ini aku mengecek semuanya.

Di belakang tv, di speaker, di remote di lampu dan sebagainya tidak ada cctv ataupun audio perekam. Apalagi cctv yang benar benar terlibat mamprang.

Apa karena dia dirumah sebelum sebelumnya? Hell tidak mungkin. Aku selalu mengepel dan menyapu lantai apartement ini dan tidak ada bekas tapak kaki jika sore. Hanya ada ketika pagi saja yang menandakan dia pulang dan pergi.

Aku menangis sejadi jadinya. Meneriakan semua nasib sedih ku ini. Menangisi semua kebodohanku ini.

Murahan katanya? Hahaha

Pelacur katanya? Hahaha

Lucu sekali.

Aku berusaha membersihkan mukaku, mandi air dingin, mengganti pakaian agar sedikit tenang dari semua ini.

Memakai dress piamaku dan mengunci rapat kamarku. Mendengarkan lagu kencang kencang.

"Ayo bisa gw bisa bangkit dari semua ini."

"SELAMA INI KAU MASIH MERASA AKU SELALU MENANTIMU. DUA MINGGU KAU TAK MENGHAMPIRI KARNA KAU DENGAN YANG LAIN. IBANYA HATI KU SAYANG KARNA PIKIRANMU SALAH SLAMA INI. SEJAK KAU TAK DATANG SAYANG PADAHAL AKU TAK PERNAH ADA DI RUMAH." Aku menyanyikan lagu itu keras keras. Ayo aku pasti bisa melawan beban ini.

Berteriak sesukaku agar bisa melupakan semua ini.

Berbaring sambil menatap lagit.

Tiba tiba lagu tersetel lagu dari soundtrack film posesif.

Why Should i ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang