"Sanaa hus hus, jangan sering sering samperin aku di kampus. Tar yang lain tau berabe lu." Canda ku kepada ryandrien
"Hahaha okedeh bye cutie pie!"
Ryandrien sering menghampiriku saat sedang di kampus sekarang, dan yang jelas di kondisi yang memungkinkan alias sedang sepi. Untung saja kampusku ini luas dan banyak jurusannya jadi cukup aman.
Seperti saat ini aku sedang di taman sendirian mengerjakan tugasku. aku benar benar harus mengerjakan tugas tugasku dengan benar karena smester depan aku harus bersiap meyusun skripsiku agar mendapat lulus 3,5 tahun.
Soal hubungan ku dengam ryandrien saat ini sangat membaik. Bahkan membaik sekali. Seperti layaknya suami istri sungguhan.
Sejak hari itu dimana dia menanyakanku hamil atau tidak dia ingin hubungan kami membaik. Dan benar saja hubungan kami membaik, dia tidak pernah lagi marah di tempat umum. Dan kami kini satu kamar. Pokoknya selayaknya suami istri sungguhan.
Sudah tiga bulan lebih bahkan hampir empat bulan kami menjalani itu semua. Dan harus ku akui ryandrien sangat clingy kepadaku. Ingin duduk berdekatan, suka sekali bergelayut di tanganku, pokoknya seperti bukan ryandrien yang ku kenal sebelum sebelumnya.
Tapi jika di hadapan mahasiswa lainnya dia selalu bersikap profesional namun ada sesekali waktu mungkin dia kelepasan atau bagaimanalah itu dia terlihat seperti anak kucing dihadapanku padahal saat itu aku sedang bersama teman temanku.
"Pa ryan tumben banget hari ini lucu, gemes ngeliatnya kayak anak kucingg."
See? Salma saja bilang begitu. Berati bukan perasaanku saja.Oh iya soal aiden sejak saat itu dia terkadang terlihat seperti canggung. Mungkin karena aku salah bicara karena bilang dia adalah cinta pertamaku, tapi itu sudah lama. Bukannya sudah tidak perlu di permasalahkan bukan?
Sesekali aku datang ke pertemuan keluarga dan pertemuan perusahaan dan aku bertemu dengan aiden. Dia awal awalnya canggung, kemudian aku sering mengajaknya bercanda dan akhirnya dia tidak canggung lagi.
Dan sudah sebulan ini aku tidak bertemu dengannya. Entahlah dia pergi kemana. Mungkin dia mengurusi beberapa hal untuk menjadi dosen, entahlah.
"Ray. Sendiri aja lu. Sini abang temenin kasian amat ni anak, jomblo sihh."
Aku mengdongkakkan kepala ku dari pandanganku yang awalnya dari laptop. Itu suara Rezky.
"Hahaha ngehe lu. Udah beres kelas?"
"Udahlah. Ciee yang smester depan mulai skripsian uhuyy. Tar kalau lu lulus jangan lupain gw ya."
"Yaa ga akan lah. Tar gw bantu deh lu skripsian gw kan anak yang baik hati dan tidak sombong."
"Idihh maless. Traktir gw dong kan lu smester depan skripsian nih."
"Gw juga dong mau di traktir!" Suara yang tidak di undang itu muncul. Suara milik dina.
"Yauda ayo."
Kami membicarakan segala hal di tukang bakso depan kampusku, dari awal kami menjadi mahasiswa terus bertemu dengan dosen dosen, dan mereka meledekku soal aku yang sangat mengidolakan ryandrien.
"bang rujak satu."
"Bm lu dari kemarin akhirnya terpenuhi ya cuy. Aneh lu BM rujak kek lagi ngidam aja. Hamil anak sapa lu?"
Hamil? Omongan rezky yang hanya bercanda itu menyadarkanku. Masa iya aku hamil? Ah masa iya.
"Hahaha, makanya nih ya kalo main itu pake pengaman biar ga kebobolan. hahaha"
Aku melemparkan tisu yang ku gulung kearah dina sambil tertawa. Untung saja di meja tempat kami makan ini hanya ada kami ber3.
"Eh tapi ya gw juga kalau mau haid gitu sih pengen rujak kadang, atau nasi padang atau apa gitu. Panik juga kadang gw kok kek ngidam tapi keluar darah gitu kayak gamungkin kan haha." Lanjut dina.
Haid? Seharusnya dua hari kemarin jadwal aku haid. Apa iya?
Pulang dari kampus aku harus mencoba membeli alat kontrasepsi. Tapi kalau hamil biasanya kan mual mual. Tapi ini? Ah masa iya.
---
"Mam lihat ini kepalanya ya, ini tangannya, dan ini badannya." Ucap dokter kandungan itu.
Sudah terbentuk, berati bukan baru sebulan?
"Ah tapi dok bukannya saya baru hamil satu bulan ya?"
"Kehamilan mam sudah mulai masuk ke trimester kedua. Yang bisa di bilang bayi mam sudah berusia lebih dari tiga bulan dan masuk ke empat bulan."
"Tapi dok saya baru tidak haid bulan ini. Bagaimana bisa?"
"Hal itu sudah sering terjadi mam, bahkan ada pasien saya yang baru saja melahirkan lima bulan namun ketika periksa kandungan tiba tiba dia sedang hamil yang usianya juga lima bulan. Dia mengalami masa nifas, dan haid seperti biasanya namun saat sebulan kemudian dia tidak haid ketika diperiksa sudah hamil lima bulan."
Aku melamun mendengar penuturan kata dokter tersebut. Karena perutku saja masih datar seperti biasa, tidak membentuk seperti hamil sama sekali.
Setelah mencoba 3 alat kontrasepsi itu sekaligus dan hasilnya positif aku langsung pergi ke dokter kandungan terdekat. Aku tidak tahu perasaan apa yang aku rasakan. Rasanya campur aduk, namun lebih ke arah senang!
Apakah ryandrien akan senang juga mendengarnya ya? Apakah nanti anakku mirip ryandrien dengan wajah baratnya? Atau malah mirip denganku wajah ke arab araban ku ini?
"suami mam tidak ikut?"
"Tidak dok, dia sedang mengajar. Sekalian saya akan memberikan surprise kepada suami saya."
"Ah baiklah. Mam untuk bulan depan mam periksa kandungan lagi ya. Tapi bebas mam mau periksa dimana. Tapi untuk saat ini anak mam kondisinya sangat sehat. Selamat ya mam."
Akupun tersenyum kemudian pamit kepada dokter itu. Aku bergegas pergi ke supermarket untuk membeli beberapa buah, dan membeli box untuk menyimpan hasil test pack dan foto dari usg yang tadi di berikan oleh dokter. Aku mau memberinya surprise!
Ryandrien akan menjemput sebentar lagi di supermarket karena aku bilang tadi sedang di supermarket, tidak mungkin kan jika aku bilang jemput di klinik?
Aku melihat kearah kotak susu ibu hamil, dan aku merasakan gejolak di perutku karena perutku sepertinya menolaknya. Padahal dulu saat aku ingin badanku lebih berisi aku selalu membeli susu ibu hamil dan aku sangat suka.
Sedangkan sekarang aku sedang hamil malah mual padahal hanya melihat kotaknya saja huft.
Selesai berbelanja ryandrien sudah menungguku di basement supermarket.
Aku memasuki mobilnya dan seperti biasa dia dengan sikap clingynya menempel ke arahku.
Aku tertawa saat dia menciumi pipiku gemas. tak lupa dadaku yang berdetak kencang dan aku tidak tahu sejak kapan hal ini terjadi. Yang jelas aku tahu bahwa aku mulai jatuh cinta kepada dirinya.
"Am ready in love with you mr. Wijaya." Aku mengucapkan hal itu tiba tiba tanpa aku sadari.
Dia tidak menjawab dan hanya tersenyum sambil mencium tanganku dengan sebelah tangannya memegang ke arah setir.
dia bercerita banyak hal dari masuk ke gedung apartemen dan naik lift, dari mahasiswa yang bimbingan namun ketika di tanya malah clingak clinguk hingga mahasiswa baru yang saat kuis mengumpulkan kertasnya menulis kelas nya malah kelas saat dia sma.
ryandrien membuka pintu apartemen dengan sebelah tangannya membawa kantong belanjaan. Aku melihat ada sepatu yang asing. Sepatu wanita, milik siapa ini?
"Adrien baby! Welcome home honey." Ucap wanita itu sambil memeluk dan mencium pipi adrien. Wanita itu seperti aku pernah melihatnya tapi aku tak ingat.
"Sasha?!" Ucap adrien terkejut.
Apa sasha? Dia kembali di saat seperti ini?

KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should i ?
RomanceMenikahi seorang Ryandrien Wijaya alias dosen charming di jurusanku ternyata tak sebahagia apa yang aku bayangkan. Ryandrien yang pertama kali aku temui sangat berbeda dengan sifat aslinya. Dan aku benci situasi saat ini. Saat aku hanyalah pengantin...