Chapter 14🌿

127 13 6
                                    

Sebuah Lamborghini memasuki sebuah pekarangan mansion mewah. Siapa lagi kalau bukan Bella dan cowok tadi.dengan sekali hentakan cowok itu keluar dari  mobil dan menghampiri pintu yang satunya lagi. Saat pintu mobil itu sudah terbuka ia segera menarik Bella yang masih dalam keadaan yang sama tanpa mendapatkan perlawanan sedikit pun.

Ternyata ia membawa Bella ke rumahnya. Saat mereka berdua sampai di ruang tamu.sebuah suara menghentikan langkah laki laki tersebut.

"Rey?!"kata suara itu lembut.

"Ah...ma kebetulan,aku sedang membutuhkan mama!!"katanya menghampiri orang yang disebut mama tadi.

"Memangnya ada apa??"

"Dia" kata orang yang dipanggil Rey sambil melirik Bella dengan ekor matanya.seketika itu juga Rina(mama rey) segera mengikuti arah pandang sang anak dan mengerutkan keningnya bertanya.

Rey yang mengerti arti tatapan sang mama segera menjawab "Tadi aku ketemu di jalan,dia sedang dikejar oleh beberapa penjahat jadi aku membantunya.tapi,ah gimana ya ceritainnya.yang penting ada sebuah kejadian yang kurang mengenakan terjadi deh ma"

Mamanya mengangguk kan kepalanya tanda mengerti "mama rasa dia mengalami trauma,kalau begitu biar mama yang urus ini" kata mama Rey sambil menuntun Bella menuju sebuah ruangan dan meninggalkan Rey yang menghela napas lega dan sambil melenggang menuju kamarnya yang ada di lantai atas untuk mengistirahatkan badannya.oh ya,lupa sebenarnya mama Rey itu adalah seorang psikiater.

🍁🍁🍁

Cahaya matahari menerobos masuk dari sela sela tirai milik seorang pemuda yang membuat tidurnya terusik. Degan mata yang masih mengerjap ngerjap mengumpulkan kesadaran ia duduk bersandar di kepala kasur sambil melakukan peregangan.matanya melirik ke arah jam yang menunjukkan pukul 05.30.

Saat dirasa sudah sadar sepenuhnya dia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk melakukan ritual paginya.

Tak beberapa lama kemudian ia keluar dengan mengenakan seragam sekolah barunya.ya hari ini tepat seminggu ia bersekolah di OHS'.

Dengan langkah pasti ia berjalan menuruni anak tangga menuju ruang makan.

"Morning" sapanya sambil meraih roti yang sudah disediakan oleh mamanya dan memakannya tanpa duduk terlebih dahulu.

"Morning to" sang mama sambil menyiapkan roti yang Rey rasa untuk gadis itu.

"Dia gimana ma??" Tanya Rey saat sudah menghabiskan rotinya dan meraih segelas susu yang ada di hadapannya dan meminumnya.

"Membaik...udah bisa diajak ngobrol" kata mamanya yang hanya diangguki oleh Rey.

Dengan segera Rey mengelap sisa susu di bibirnya dan berpamitan kepada mamanya untuk berangkat sekolah.

"Aku berangkat!!. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam. Hari hati di jalan!!"setelah mendengar jawaban dari sang mama Rey segera melaju di hiruk pikuknya kota dengan mengendarai mobil sport mewahnya itu.

.
.
.
.

Di sebuah kamar bernuansa monokrom seorang gadis terlelap di dalam selimut hangatnya.hingga cahaya sang mentari yang masuk melewati celah mengusik ketenangannya. Dengan rasa kantuk yang masih mendera ia merentangkan tangannya ke udara melakukan pemanasan. Hingga ia tersadar akan sesuatu.

Fake SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang